02

3K 354 2
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA !

* * *

Kim Yerim menghembuskan napasnya pasrah. Kini gaun pengantin yang mewah melekat ditubuhnya. Ia berdiri di hadapan standing miror itu. Pantulan wajahnya sangatlah menawan, walau hatinya tidak menunjukan itu.

Yerim selalu membayangkan kelak ia akan mengenakan gaun pernikahan yang indah seperti ini. Berjalan dengan anggunnya menuju altar bersama laki-laki yang ia cintai. Mengucapkan janji suci yang akan terjadi satu kali seumur hidup.

Lalu mengadakan pesta yang sangat meriah dengan konsep outdoor. Tetapi impiannya sirna, sekarang ia tidak bisa apa-apa selain berpasrah oleh takdir yang telah digariskan. Yerim harus merelakan masa mudanya, ia harus merelakan masa depannya yang telah ia rencanakan. Seolah semua seperti gelas pecah yang tidak bisa kembali utuh.

Kedua kelopak matanya masih sembab karena semalam ia menangisi nasib yang begitu menyiksa. Dan sekarang, tangisan itu kembali meluruh, melawati setiap inci wajahnya.

Terdengar ketukan dari balik pintu yang membatasi ruang rias. Yerim mengayunkan kedua kakinya sedikit repot karena gaun yang ia kenakan ini cukup panjang. Dibukanya pintu itu dan memperlihatkan seroang wanita paruh baya yang tengah tersenyum hangat kepadanya.

"Yerim-ah, sudah jangan menangis, masa depan yang lebih baik pasti menunggumu," ujar Kim Eunji, Ibu Yerim. Ia meraih jemari anaknya itu dengan penuh kasih sayang.

"Tetapi bagaimana jika dia melakukan hal yang sama denganku, Bu?" Eunji menuntun Yerim untuk kembali masuk ke dalam ruang rias.

Ia menyuruh Yerim untuk duduk di tepi ranjang. Tangan lembutnya mengusap punggung Yerim penuh perhatian, berharap anaknya ini bisa lebih tenang.

"'Nak, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi satu menit ke depan," Yerim menghembuskan napasnya kasar. Ini sungguh menyiksa. Apalagi harus menikah dengan laki-laki iblis pembunuh kakak kandungnya sendiri.

"Ibu, tidak bisakah kita melarikan diri saja?" Eunji menggeleng lemas.

"Tidak, Jeon Jungkook bukanlah orang biasa. Sekalipun kita pergi ke ujung dunia, ia akan tetap menemukan kita," air mata Yerim kembali menetes saat mendengar bahwa fakta itu memang ada benarnya.

"Aku lelah dengan semua ini, mengapa dulu harus dia yang menyelamatkan keluarga kita?!" Tangisnya pecah. Yerim menyenderkan kepalanya di bahu sang Ibu. Ia menumpahkan semua yang ia rasakan saat ini.

"Bukan dia, tapi keluarga kita yang membutuhkan bantuannya," Eunji memejamkan matanya sejenak setelah mengatakan hal itu.

"Jiyun Eonnie meninggal karenanya, apakah kelak aku juga akan meninggal karenanya?" Eunji mendekap tubuh Yerim erat. Ia tidak mau jika harus kehilangan putrinya lagi. Tetapi bagaimanapun, perjanjian itu membuatnya harus melakukan ini semua.

"Setiap orang pasti memiliki sisi baik dalam dirinya, Yerim," Yerim melepaskan pelukannya. Ia menatap Ibunya sendu.

"Pantaskah narasi itu untuk orang yang tidak memiliki rasa kasihan sepertinya?" Eunji tersenyum miris. Hatinya benar-benar hancur, tetapi ia harus kuat. Eunji tidak mau Yerim tahu kalau ia juga sangat terpukul.

"Sudah, lebih baik persiapkan dirimu, sepuluh menit lagi acara akan dimulai," pinta Eunji sembari menghapus bekas air mata di wajah cantik Yerim.

𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐃𝐄𝐋 𝐀𝐌𝐎𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang