06

2.8K 305 13
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA !

* * *

Jungkook menghentikan mobilnya di sebuah gudang beras yang gelap. Taehyung juga langsung keluar dari mobil setelah Jungkook memberi aba-aba. Sedangkan Jimin masih sibuk dengan ponselnya untuk menghubungi para Hyung nya untuk selalu berjaga.

Jungkook melangkah keluar dari mobil. Ia melepaskan jas yang melekat di tubuhnya. Jemarinya meraih sebuah benda pipih, itu ponsel, tepatnya milik Yerim. Ia masih membawa ponsel gadis itu-oh iya, gadisnya.

"Jungkook-ah, apa kau yakin misi kita kali ini akan berhasil?" Tiba-tiba Taehyung berdiri di sebelah Jungkook dan menepuk pundak pria tersebut.

Jungkook menyeringai sembari mendongak. "Hyung, sekalipun kita gagal, keberhasilan akan selalu datang," Taehyung menghela napasnya.

"Tetapi entah kenapa, kali ini aku merasa jika kita akan gagal," wajah Taehyung menunduk. Akhir-akhir ini perasaannya menjadi gundah. Apalagi pemimpin Bradiz, Jeon Jungkook, sedang banyak masalah.

"Hyung, tidak percaya padaku?" Tanya Jungkook.

"Bukan tidak percaya, aku hanya menyampaikan firasatku saja, Jungkook-ah," Jungkook mengangguk sembari tersenyum. Lalu ia merangkul pundak Taehyung.

"Sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama, Hyung. Tetapi bagaimanpun aku harus melakukan pekerjaan ini. Kita sudah sepakat sejak dulu jika kita akan melakukannya bersama. Mungkin suatu saat satu persatu dari kita akan tertangkap. Dan mungkin akulah yang akan terkena hukuman paling berat," Taehyung menepuk punggung Jungkook dan menatapnya penuh dengan kesedihan.

"Kajja, kita lakukan pekerjaan ini sebaik mungkin." Taehyung melepas rangkulan Jungkook. Ia menghadap Jungkook dan membungkuk, selayaknya pegawai dengan atasannya.

"Taehyung-ah, bantu aku melepaskan seatbelt ini!" Taehyung dan Jungkook sama-sama menahan tawa mereka. Jimin selalu kebiasaan tidak bisa melepas seatbelt mobil yang ia gunakan. Sungguh memalukan.

Taehyung pun pergi menuju dalam mobil. Jungkook kembali memasukan ponsel itu ke dalam saku celananya. Lalu ia mengeluarkan sebuah senjata api yang selalu menemani keberhasilnnya. Sniper AWSM. Sniper buatan Inggris dengan kemampuan sangarnya. Bahkan Jungkook pernah membunuh seseorang dengan jarak 2.4 kilometer dengan senjata itu.

"Jungkook-ah, bisakah kau membenarkan seatbelt mobilmu itu? Aku selalu kesulitan melepaskannya," Jungkook tertawa, ia melangkah mendekati Jimin yang kerepotan membawa tas ransel itu.

"Mobilku bahkan lebih mahal dari dirimu, Hyung. Tidak mungkin jika seatbelt nya rusak," Taehyung juga menahan tawanya.

"Untungnya aku sedang tidak ingin berdebat denganmu kali ini. Awas saja kalau kita sampai di markas, habis kau." Setelah mengatakan hal itu, Taehyung merogoh saku celananya karena ponselnya bergetar.

Ia mengerutkan alisnya ketika membaca nama penelpon dari layar ponselnya.

"Yeoboseyo?" Jimin dan Jungkook mulai kepanikan setelah melihat eskpresi wajah Taehyung.

"Jauhkan mobilmu dari tempat itu, mereka semua sedang dalam perjalanan ke sana. Suruhlah Jimin untuk bersiaga di tempat itu dengan jarak 100 meter, Jungkook dan kau akan pergi menjauh dari tempat itu. Carilah tempat yang tinggi dan kurang pencahayaan," ujar Min Yoongi dengan deru napas yang tidak teratur.

"Hyung, apa Jimin akan sendirian?" Tanya Taehyung.

"Sekarang bukan saatnya saling khawatir. Jalankan saja apa yang kupinta. Jika tidak, kalian akan mati di tempat itu, begitupun aku dan juga yang lainnya." Jungkook menggertakan giginya. Ia merampas ponsel Taehyung dengan kasar.

𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐃𝐄𝐋 𝐀𝐌𝐎𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang