27

600 63 8
                                    

TOLONG VOTE SEBELUM MEMBACA!

Happy Reading

* * *

Yerim mengerutkan dahinya, perlahan ia membuka mata. Mengedipkannya berulang kali, menyesuaikan cahaya senja yang menyorot melalui ventilasi udara.

Hanya kesunyian yang Yerim rasakan. Bilik kamar sebesar ini  tampak mengerikan jika hanya ditempati satu orang, bayangnya. Yerim merasa tidak nyaman, ia bangkit duduk lalu meregangkan otot-ototnya agar tidak tegang.

Helaan napas baru saja terlepas. Ia termenung, memikirkan kegiatan apa yang harus dilakukan. Yerim terlalu takut untuk keluar dan bertemu dengan keluarga Jeon.

Suara ketukan mulai terdengar dari pintu berukiran kayu itu. Namun, Yerim ragu untuk membukanya. Suara ketukan itu tidak kian berhenti, dan dengan berat hati, Yerim melangkah menuju ambang pintu, lalu membukanya.

Tampak seorang laki-laki paruh baya mengenakan setelan jas. Wajah tegasnya persis dengan Jungkook, tidak berbeda sedikitpun.

Yerim menyunggingkan senyuman canggung. "Kau sudah makan malam, nak?" Tanya pria itu.

"Ah sudah paman," Yerim tahu siapa pria yang berhadapan dengannya sekarang. Ia sebetulnya takut akan salah bicara.

"Mulai sekarang, kau bisa memanggilku Ayah. Kau telah resmi menjadi menantuku. Anggap aku sebagai Ayahmu sendiri," Jeon Junghwan, Ayah mertua Yerim yang tidak lain adalah Ayah dari Jungkook. Ia tengah tersenyum menatap menantu barunya itu.

"Baik, Ayah," ujar Yerim dengan ragu diiringi senyuman tipis.

"Apa kau yakin sudah makan?" Dan lagi, Yerim hanya mengangguk. Padahal ia belum makan sejak kemarin.

"Tidak perlu berbohong. Jika kau belum makan, mari makan bersama Ayah sebagai sambutan pernikahan kalian," ajaknya.

Yerim menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Maaf ayah, aku sangat merepotkanmu," Jeon Junghwan tertawa kecil mendengar lontaran menantunya itu.

"Sudah, persiapkan dirimu. Ajak suamimu untuk turun ke bawah. Nanti banyak teman bisnis Ayah dan beberapa kerabat. Ayah akan mengenalkanmu pada mereka." Ia menepuk lembut bahu Yerim lalu pergi meninggalkan Yerim yang terdiam di ambang pintu.

Yerim kembali masuk ke dalam kamar dan menutup pintu rapat-rapat. Ia menghentakkan kedua kakinya di belakang pintu. Otaknya tengah berpikir keras. Memikirkan pakaian apa yang akan ia kenakan nanti jika satu helai pun Yerim tidak punya. Apa mungkin ia harus memakai gaun sialan itu lagi? Tidak.

Tanpa berpikir panjang, Yerim meraih ponsel di nakas. Ia menekan beberapa digit angka dan mencoba menghubungi ibunya.

"Ibu,"

"Iya nak, ada apa?"

"Malam nanti akan ada acara makan malam bersama teman bisnis Ayah Jungkook, tetapi aku tidak memiliki gaun yang bagus di sini bu,"

"Lalu?"

"Aku ingin memin—" belum Yerim selesai bicara, sang ibu segera memotong ucapan.

"Mintalah tolong pada Jungkook. Dia suamimu sekarang!"

"Tapi, bu, aku takut untuk memintainya tolong,"

𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐃𝐄𝐋 𝐀𝐌𝐎𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang