09

2.4K 264 12
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

* * *

Kim Yerim mengayunkan kedua kakinya terburu-buru setelah apa yang Jungkook katakan begitu memeras hatinya. Degup jantungnya masih berdetak cepat, ia berusaha sekuat tenaga untuk menetralkan jantungnya itu, tetapi sial. Semakin Yerim mengingat kejadian tadi, jantungnya malah kian berdebar.

Saat Yerim berjalan menuju lift, seorang pria paruh baya menepuk pundaknya. Yerim menoleh dan membungkukan badannya begitupun pria itu. Ternyata Kwon Sungnim yang berdiri di belakangnya sembari tersenyum ramah.

"Nona, ingin pergi ke mana?" Yerim gelagapan. Ia kaget bukan main. Perkataan Kwon Sungnim membuat dirinya sadar. Ke mana tempat yang mau ia datangi? Ah sial, perlakuan Jungkook sedikit menurunkan kadar kecerdasan Yerim.

"Annyeongaseyo, paman. Ah, aku hanya ingin mencari udara segar," jawab Yerim sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bukankah di kamar, Nona, ada balkon?" Yerim mengerjapkan matanya. Apa yang harus ia jawab kali ini? Rasa malunya terlalu besar, karena Kwon Sungnim melihat dirinya dan Jungkook di dalam kamar mandi tadi.

"Itu, tadi udara di sana masih panas dan terasa kebih sejuk jika aku mecari udara di halaman luar," Kwon Sungnim menggelengkan kepalanya sembari mempersilakan Yerim untuk masuk ke dalam lift ketika pintu lift terbuka.

Hening tanpa suara. Kedua telunjuk Yerim terus beradu. Dirinya tengah kebingungan dengan apa yang akan ia lakukan. Sepintas ide terlintas begitu saja. Mengapa ia tidak meminta maaf kepada Kwon Sungnim atas perlakuan Jungkook?

Pintu lift terbuka ketika sampai pada lantai yang Yerim tuju. Kwon Sungnim dan beberapa bodygoard lainnya juga melangkah mengikuti dirinya.

"Paman, apa kita bisa berbicara?" Kwon Sungnim mengangguk sembari memberi intruksi kepada bodyguard yang mengawalnya untuk tidak mengawalnya sebentar.

Yerim dan Kwon Sungnim melangkah menuju lobby hotel ini. Di sana sepertinya nyaman untuk berbincang santai. Dengan nuansa mewah yang didominasi cat berwarna crem semakin menambah nilai estetika yang mendalam.

"Mari, nona, silahkan duduk," Yerim mengangguk dengan anggun.

Kwon Sungnim meminta beberapa penjaga untuk meinggalkan mereka berdua, takut jika Yerim tidak nyaman.

Yerim melipat kedua kakinya untuk mencari tempat ternyaman. Kwon Sungnim duduk di hadapan Yerim. Ia mengernyit saat melihat pakaian yang dikenakan Yerim. Bukankah itu kemeja Jungkook yang sering ia bawakan saat waktu mendesak? Sepintas sudut bibirnya terangkat melihat fakta itu.

"Paman, sebelumnya, aku ingin meminta maaf atas perlakuan Jungkook, yang tidak sopan padamu," Kwon Sungnim menggeleng sembari tertawa renyah.

"Tidak salah jika, Tuan Jungkook seperti itu. Saya sudah biasa melakukan perintahnya sejak dulu," Yerim mengangguk antusias.

"Apa aku boleh bertanya, paman?" Kwon Sungnim mengangguk sembari tersenyum.

"Sejak kapan, Jungkook, berubah menjadi seperti itu?" Yerim menunduk. Ia tidak kuasa melontarkan kalimat yang bertahun-tahun ia pendam.

"Nona, Tuan Jungkook tidak pernah berubah. Hanya saja, lingkungan luar yang merubahnya,"

"Apa dunia begitu kejam hingga, Jungkook, melakukan hal senekat itu?"

𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐃𝐄𝐋 𝐀𝐌𝐎𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang