TOLONG VOTE SEBELUM MEMBACA!
* * *
"Tak kusangka jika masa mudaku sesuram ini"
Yerim memejamkan matanya. Hembusan angin malam yang mengusap kulit membuat ketenangan yang tentram. Helaian rambutnya terkibas mengikuti arah mata angin. Hari semakin larut. Matahari telah pamit pergi untuk beristirahat. Dan sampai saat ini, Jungkook belum juga datang, untuk menjemputnya.
Yerim ingin bangkit pergi dari sini, ia ingin menghabiskan waktu di balkon kamar sembari menyeruput teh buatanya dalam kesendirian. Tetapi sepertinya tak mungkin. Yerim tahu posisinya sekarang. Ia bukan gadis berjuta mimpi lagi. Melainkan mempelai wanita milik Jungkook. Ia adalah istri pewaris keluarga Jeon.
"Kau kenapa melamun terus?" Yerim mengerjapkan matanya kaget. Lamunanya buyar seketika. Jaemin yang datang tiba-tiba sembari menjulurkan satu cup es krim membuatnya kaget.
"Terimakasih," seru Yerim.
"Ini sudah larut, bagaimana jika aku mengantarmu pulang?"
Yerim membuka mulutnya. Ia melahap es krim itu tanpa selera lalu beralih menatap Jaemin sendu.
"Tidak perlu, Jae. Aku masih menunggu seseorang," Jaemin tahu Yerim tengah menunggu siapa. Tetapi ia hanya seorang sahabat, yang tak punya kuasa apapun untuk memaksa Yerim.
"Kalau kau di sini sendirian, apa kau yakin tidak ketakutan?"
"Aku sudah biasa sendiri. Lagi pula ada cahaya bulan yang menemaniku,"
Jaemin tersenyum hangat. Yerim masih sama lugunya dengan 3 tahun yang lalu. Dan itu membuatnya sulit untuk membuang jauh-jauh perasaannya.
"Kau tidak takut jika tiba-tiba ada, seseorang yang datang dan menculikmu?"
Yerim tertawa renyah, "Aku bukan Yerim yang dulu lagi. Aku sudah tidak takut dengan omong kosongmu itu,"
"Kim Yerim," Yerim mengangkat satu alisnya sebagai jawaban 'apa'
"Hatimu baik-baik saja?"
"Baik, bahkan setelah bertemu denganmu hatiku bertambah baik,"
'Kau selalu menyembunyikan kekecewaanmu dibalik senyum manismu itu,' Batin Jaemin berseru.
"Apa kau masih menyukainya?"
Pertanyaan itu. Pertanyaan yang sama sekali tidak ingin Yerim dengar. Pertanyaan yang menanyakan, apakah perasaannya masih sama dengan 3 tahun lalu? Yerim sangat membenci fakta jika dirinya masih mencintai laki-laki pembunuh kakaknya itu.
"Maaf jika pertanyaanku membuatmu tidak nyaman," sesal Jaemin.
"Tidak. Aku tidak tahu dengan perasaanku," ia menghembuskan napasnya kasar. Seolah baru saja ia mengeluarkan serpihan kaca yang tertancap di hatinya. Sangat menyakitkan.
"Jika kau masih menyukainya, itu tidak apa-apa. Lagi pula dia sekarang adalah suamimu sendiri," ujar Jaemin sembari menahan rasa sesak di dalam hatinya.
"Tetap-" ucapan Yerim terpotong ketika dentingan ponsel yang begitu menyeruak indra pendengarannya.
Jaemin merogoh saku mantelnya. Ia meraih benda pipih itu. Matanya menyipit ketika sebuah nomor tak dikenal tertera jelas di layar ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐃𝐄𝐋 𝐀𝐌𝐎𝐑
Fanfiction⚠️TOLONG FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Pernahkah kau merelakan hidupmu untuk menikah dengan seorang mafia yang membunuh kakak perempuanmu? itu sangat sulit dibayangkan. Tetapi, itu semua dialami oleh Yerim. Ia harus menikah dengan Jeon Jungkook untuk mem...