15

1.6K 171 10
                                    

TOLONG VOTE SEBELUM MEMBACA!

***

Eunwoo dan beberapa perawat di dalam ruangan ini tak luput dari masker yang menutupi wajah mereka. Sebuah alat pacu jantung pun juga ada di sisi brankar yang Jungkook tempati. Darahnya kian semakin deras. Eunwoo pun langsung mengambil langkah operasi untuk mengatisipasi jika Jungkook kehabisan darah.

"Baiklah, siapkan ruang operasi sekarang!" Bentak Eunwoo.

Sebenarnya, Eunwoo sudah berulang kali menangani Jungkook dengan kasus seperti ini. Tetapi baru kali ini, kekuatan tubuh Jungkook sangat lemah. Bahkan Eunwoo sampai kualahan mencari letak pembulu darah di tangan Jungkook. Frustrasi. Itu yang Eunwoo alami.

Sementara di luar ruangan, Hoseok dan Taehyung terus memanjatkan doa. Mereka tidak mau Jungkook pergi karena kaparat itu.

"Hyung, Ayah tidak bisa datang ke mari," Taehyung terperanjat. Ia menatap Soobin yang berdiri di hadapannya tak percaya.

"APA KAU BENAR-BENAR JUJUR MEMBERITAHUKU SEPERTI ITU?!" Emosi Taehyung meluap begitu saja. Ia pun sudah melupakan di mana keberadaannya sekarang.

"Iya, aku baru saja menelponnya,"

Taehyung berdecih, "Pantas saja Jungkook membencimu dan ayahmu!" Hoseok berdiri. ia sudah merasakan hawa yang tidak enak setelah Taehyung berkata seperti tadi.

"Taehyung, kontrol emosimu. Kau tidak boleh berbicara seperti itu,"

Taehyung tidak mempedulikan ucapan Hoseok. Ia justru mendorong Soobin hingga tersungkur ke lantai keramik. "YA! Kau ini adiknya atau bukan?! Jungkook tengah berjuang di dalam sana dan kau menghubungi ayahmu saja tidak becus!"

Hoseok menarik napasnya dalam. Ia menarik pergelangan Taehyung dan menuntunnya untuk kembali duduk. "Soobin, berdirilah. Jangan kau pikirkan perkataan Taehyung tadi." Soobin yang mengerti hanya mengangguk pasrah dan memilih untuk pergi dari tempat itu.

"Kim Taehyung, kau tidak pantas berbicara seperti tadi," peringat Hoseok.

"Mengapa kau membela orang gila itu, Hyung?!"

"Aku tidak membela siapapun. Kini keadaan sedang tidak mendukung. Kau sudah dewasa, tidak mungkin jika kau mengatakan hal seperti tadi tanpa berpikir lebih dulu,"

"Hyung, Jungkook sedang kesulitan di dalam sana, dan keluarganya sama sekali tidak ada yang datang. Apa kau memikirkan bagaimana adik kita di dalam sana? Dia kesakitan, Hyung!"

Hoseok mengusap wajahnya frustrasi, "Jungkook pria yang kuat. Kau harus percaya jika Jungkook bukan anak kecil seperti dulu lagi,"

"Tenangkan pikiranmu, kontrol emosimu juga. Aku akan keluar sebentar untuk membeli minum. Jangan membuat keributan selagi aku tidak ada. Ingat, ini rumah sakit, bukan arena pertarungan!" Hoseok berdiri sembari menatap Taehyung waspada, karena ia tahu, Taehyung tidak berbeda jauh dengan Jungkook. Sulit mengontrol emosi.

Hoseok mengayunkan kakinya menyusuri koridor rumah sakit ini. Namun saat ia sampai di lobby, tidak sengaja pandangannya menangkap segerombolan pria yang berlari mengikuti brankar yang di dorong perawat itu.

Kedua alisnya mengerut, ia tampak hapal dengan postur tubuh pria yang baru saja berlari melintas di depannya. Tetapi, siapa? Ah tidak terlalu penting bagi Hoseok. Ia memilih melanjutkan kegiatannya agar tidak memerlukan banyak waktu.

Sampai di parkiran, Hoseok mencari keberadaan mobilnya. Alih-alih menemukan, ia malah terkejut bukan main saat bertemu Soobin yang tampak gelagapan menjumpainya.

𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐃𝐄𝐋 𝐀𝐌𝐎𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang