BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA ! !
* * *
Yerim dan Jungkook memasuki sebuah mobil yang telah disiapkan oleh bodyguard suruhan Jungkook. Setelah acara tadi selesai, Jungkook melepas dasi dan juga jasnya secara kasar. Memberikan jas dan dasi tersebut pada Yerim.
Selama perjalanan, Yerim hanya membuang wajah ke arah jendela. Ia menatap keramaian kota Seoul dari dalam mobil. Tidak disangka, cairan bening itu kembali meluruh, cepat-cepat ia mengusap air matanya, ia tidak mau terlihat lemah di hadapan Jeon Jungkook.
Sebelum acara selesai, Yerim sempat ingin ikut pulang dengan kedua orangtuanya, tetapi itu semua mustahil, Jungkook pasti tidak akan memberinya izin.
"Hei," lamunan Yerim membuyar ketika ia mendengar suara berat mejumpai indra pendengaranya.
"Apa yang menarik dengan jalanan kota itu?" Yerim tersenyum tipis, lalu menoleh ke arah suara sang empunya.
"Tidak ada, aku hanya mengamati orang-orang yang bebas menjalani hidup mereka," suara Yerim parau, ia hanya menyampaikan rasa iri pada orang-orang di luar sana.
Kedua alis Jungkook terangkat. Jawaban Yerim membuatnya tersenyum miris. Ia merasakan bagaimana hidup dalam kandang harimau, setiap geraknya selalu diamati oleh orang-orang kejam.
"Hidup bebas tidak menjamin kebahagian mereka," jawab Jungkook.
Yerim menghela napasnya. "Apa kau tahu? Semua orang menginginkan hidup tanpa kekangan, begitu juga aku, Jeon," hanya sebentar ia menatap mata pria itu, mengutarakan rasa sesak di dalam hati.
Jungkook menggeser tubuhnya. Ia mendekati Yerim yang masih menatap lalu-lalang jalan raya. Sedangkan Yerim mencoba untuk biasa saja. Walau jantungnya tengah melompat tidak karuan.
"Setelah ini hidupmu akan bergantung padaku, Yerim."
Bulu kuduk Yerim terbangun. Rasa merinding baru saja menjalar pada tubuhnya. Perkataan itu seolah menjadi pukulan keras untuknya. Ia harus mengakui Jungkook telah menjadi teman hidupnya.
"Maaf, Tuan muda, apa kita langsung menuju hotel saja?" Lontatan kalimat memecahkan suasana keduanya. Kwon Sungnim, supir pribadi keluarga Jeon. Yang telah diberi kepercayaan untuk menjaga Jungkook sampai akhir hayatnya.
"Tidak, mampir ke toko pakaian sebentar," perintah Jungkook dan diangguki oleh supirnya itu.
Yerim mendengar perbincangan mereka. Ia hanya diam tanpa melontarkan sepatah kata. Ia hanya bisa mengikuti semua yang Jungkook pinta.
Beberapa menit kemudian, mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah toko pakaian yang cukup terkenal. Apalagi dari merknya saja sudah terlihat jika harga baju-baju di toko itu mahal.
"Paman, tunggu aku di sini sebentar," perintah Jungkook. Kemudian ia bergegas keluar dari mobil itu dengan mengenakan masker di wajahnya. Untuk kali ini, ia sedang tidak mau bermain kejar-kejaran dengan polisi.
Yerim menghembuskan napasnya. Ia hanya duduk diam di dalam mobil. Ponselnya saja tidak ada ditangannya. Ketahuilah jika ia tidak membawa apapun, apalagi baju. Ponsel? Setelah acara selesai tadi, Jungkook langsung meminta ponsel Yerim dan Jungkook lah yang membawanya sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐃𝐄𝐋 𝐀𝐌𝐎𝐑
Fanfiction⚠️TOLONG FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Pernahkah kau merelakan hidupmu untuk menikah dengan seorang mafia yang membunuh kakak perempuanmu? itu sangat sulit dibayangkan. Tetapi, itu semua dialami oleh Yerim. Ia harus menikah dengan Jeon Jungkook untuk mem...