Alif menidurkan pelan Aqila di atas tempat tidur , lalu duduk di sisi kosong dekat Aqila , sementara Aqila masih betah memejamkan kedua matanya. Alif mengusap-usap pelan kepala Aqila yang masih tertutup khimar sembari memandangi wajah sang istri , "Jangan bikin abang khawatir dek"
Perlahan Aqila membuka kelopak matanya , memandang Alif yang juga memandangnya sambil tersenyum, "abang ganggu ya? Tidur lagi gih" kata Alif pelan masih dengan tangan yang mengusap kepala Aqila.
"bang" panggil Aqila
"hmm?"
"maaf, adek ngerepotin" kata Aqila yang langsung dijawab gelengan oleh Alif ,"sstt..abang ga suka adek ngomong gitu , abang ga pernah ngerasa direpotin sama adek , lagian kalaupun direpotin abang malah seneng , abang jadi ngerasain perjuangan jadi calon abi , jadi jangan pernah minta maaf lagi" kata Alif yang dijawab anggukan Aqila, lega rasanya mendengar jawaban Alif.
"Tapi ya bang , kalo dipikir-pikir abang yang paling banyak berjuang deh , nih yaa , pas awal-awal adek hamil yang sering mual kalo nyium apa-apa tuh abang , eh sekarang giliran adek nyidam pengen ini itu abang juga yang harus susah-susah nyariin , ya kan?" kata Aqila yang langsung dijawab Alif ,
"mana ada , itu tuh ga ada apa-apanya dibanding adek yang kemana-mana selalu bawa calon anak kita sampe sembilan bulan, apalagi kalo besok pas lahiran , kalo bisa nih ya abang pengen gantiin adek biar abang aja yang ngerasain sakit, adek jangan"
"eh eh__kok bangun? Mau ngapain"tanya Alif sambil membantu Aqila yang akan merubah posisinya jadi duduk.
"mau cari pahala dulu" jawab Aqila sambil tangannya mengambil handuk yang dari tadi masih stay di pundak Alif lalu mengusap-usapnya ke rambut Alif.
"Ahh..sampe lupa, abang panik banget soalnya tadi , abang berantakan banget ya?" tanya Alif
"hem" kata Aqila sambil menganggukan kepalanya , "tapi masih tampan kok , tambah malah" lanjutnya.
Alif tersenyum mendengar perkataan Aqila , tumben sekali istrinya itu memujinya, "tumben bilang abang tampan"
"fakta"
"kalo gitu, tampanan abang yang kaya tadi atau abang yang pake setelan jas?" tanya Alif yang langsung dijawab gelengan oleh Aqila , "ga dua-duanya"
"kok gitu?" jawab Alif tak terima
"Bagi adek , ga ada yang bisa ngalahin peci, baju koko, sama sarung abang , itu favorit adek" kata Aqila yang membuat Alif senyum-senyum.
"tuh kan..tumben banget muji abang , pasti ada maunya kan?" tebak Alif dengan tatapan jailnya yang langsung dijawab oleh Aqila ,
"emang ada aturannya gitu ga boleh muji suami sendiri , abang aja kalo gombalin adek udah kayak minum obat , pagi siang malem sampe-sampe ga sadar kalo gombalannya itu itu mulu , adek aja bosen dengernya" kata Aqila
"ahh..pantes aja gombalan abang engga membuahkan hasil , ini toh alesannya" kata Alif sambil manggut-manggut sambil menaruh telunjuknya di dagu , sementara Aqila malah mengerutkan kening tak paham ,
"hasil apaan coba"
Bukannya menjawab Alif malah mendekatkan wajahnya dengan wajah Aqila yang membuat Aqila reflek memundurkan kepalanya sampai-sampai nyaris membentur senderan ranjang , beruntung Alif sigap menaruh tangannya di belakang kepala Aqila,
"ati-ati sayang , kasian kepalanya kalo kepentok sakit" kata Alif kepada Aqila yang tengah gugup dan salting setengah mati , bagaimana tidak , Alif mengatakannya dengan posisi wajah yang begitu dekat..
"ekhem , mundur gih" dehem Aqila berusaha menghilangkan gugupnya.
"apanya?"
"kepala abang , kasian jidat adek kalo kepentok kepala abang , kepala abang kan keras" jawab Aqila yang membuat Alif tertawa , ada-ada saja jawaban istrinya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Padamu Lillahi ta'ala
Romance- Aqila Humaira Asfina - Yang kuingin hanyalah kekasih halal yang mencintaiku apa adanya terlepas dari apa kekurangan dan kelebihan yang kumiliki. Yang kuingin hanyalah keluarga kecil yang penuh dengan Mahabbah-Nya , senantiasa diselubungi Rahmat-Ny...