Aqila berjalan mondar-mandir di kamarnya. Sehabis sholat isya tadi Aqila gusar sendiri, Aqila bahkan sampai sekarang belum mengatakan tentang Alif yang akan mengkhitbahnya kepada umi dan abinya. Jika Alif benar dengan ucapanya, pasti sebentar lagi ia akan sampai. Baru Aqila memikirkan itu, rungunya menangkap suara mobil di halaman. Aqila berjalan mendekati jendela dan sedikit menyingkap korden agar dapat melihat siapa yang datang. Pupil matanya melebar begitu netranya menangkap sosok Alif yang keluar dari jok belakang Mobil. Aqila mencubit pipinya sendiri lalu meringis merasakan sakit di pipinya, sakit, berarti gue gak mimpi ?? Aqila menggigit kukunya bingung, gue harus gimana coba?
Menyerah, Aqila duduk di tepi kasur,Aqila membayangkan bagaimana reaksi orang tuanya ketika mendengar alif mengkhitbahnya? Pasti mereka akan sangat terkejut . Aqila meraup wajahnya kasar , sekarang ia pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti , ia hanya akan duduk dan menunggu seseorang mengetuk pintu kamarnya , kemudian Aqila akan membiarkan takdir mengalir sebagaimana mestinya.Aqila yakin Allah pasti akan senantiasa memberikan jalan terbaik untuk hamba-hambanya.
Baru Aqila memikirkannya, pintu kamarnya sudah ada yang mengetuk dan mau tidak mau Aqila harus membukanya. Aqila berdiri lalu sedikit merapikan khimar Dan gamisnya.Dengan berat langkah Aqila berjalan membuka pintu yang langsung menampakan sosok uminya yang langsung melontarkan pertanyaan kepada Aqila.
" Kok gak kasih tau umi abi kalo temen adek yang mau dateng laki-laki ? Sama orang tua nya lagi ? " Tanya umi to the point
" tadi pagi kan pas sarapan Qila dah mau ngomong tapi abinya keburu berangkat, yaudah ga jadi deh Mi " jawab Aqila
" Ohh gitu, emang mau ngapain sih sampai ngajak orang tua nya segala , umi kira mau belajar bareng sama adek"
" Anu__ itu mi__ ehh.. u__ umi manggil Qila suruh kebawah kan? Yaudah yukk " jawab Aqila mengalihkan pembicaraan, sungguh Aqila bingung harus menjawab apa, dia tidak mau membuat uminya jantungan di sini mendingan uminya mendengar Dari Alif langsung saja.
" Astagfirullah.. Iyaa.. Umi lupa yaudah ayuk "
Setelah mengatakan itu lalu umi berjalan menuruni tangga diikuti Aqila yang kemudian mensejajari langkah uminya menuju ruang tamu. Sampai di ruang tamu Aqila dapat melihat ada abi, abangnya, Alif, Dan dua orang laki-laki perempuan yang Aqila yakini adalah orang tua Alif. Tangan Aqila mendadak berkeringat dan sangat dingin, sungguh Aqila sangat sangat gugup saat ini. Aqila mengekori uminya sambil terus menunduk karena dia tahu pasti sekarang pandangan semua orang tertuju padanya. Aqila duduk di sofa di sebelah umi dan abinya. Dia belum berani mengangkat kepalanya. Sampai suara abinya memecah keheningan yang terjadi.
" Ya sudah, sekarang Aqila nya sudah di sini, silahkan nak Alif "
Mendengar perkataan abi , Alif menarik nafas panjang-panjang lalu menghembuskannya perlahan. Rasanya keberanian yang sudah Alif kumpulkan dari kemarin langsung menciut lima puluh persen begitu dihadapkan dengan Aqila dan orang tua nya langsung. Kalimat dzikir tak sedetik pun hengkang Dari hati Alif, saat ini tak ada tempat meminta pertolongan dan tempat berharap selain kepada Sang Pencipta.
" Bismillah.. izinkan saya menyampaikan niat saya datang kesini, niat saya adalah untuk mengkhitbah Putri bapak Aqila untuk menjadi pendamping hidup saya dan melengkapi separuh agama saya ,apakah bapak berkenan menerima khitbah saya untuk putri bapak Aqila "
Kelegaan yang luar biasa menjalar di hati Alif begitu ia selesai mengutarakan niatnya mengkhitbah Aqila. Sekarang Alif tinggal menunggu jawaban apa yang akan ia terima, namun ia harap jawaban yang ia dapat sesuai dengan yang ia harapkan.
" Maaf nak Alif sebelumnya, tapi kalian kan masih sekolah , apa ini tidak terlalu cepat" tanya Abi Aqila
" Saya tau ini terlalu cepat , tapi saya tidak mau menumpuk dosa karena terus-menerus mengagumi putri bapak .Jika khitbah saya diterima pernikahan bisa dilaksanakan akad nya saja dulu dan kita rahasiakan dulu dari sekolah nanti resepsi bisa dilaksanakan setelah kita berdua lulus" jelas Alif
" Baiklah jika begitu , tapi jawaban tetap sepenuhnya saya serahkan pada Aqila , bagaimana Aqila?"
Semua mata sekarang mengarah pada Aqila yang masih menunduk , semua menanti jawaban yang akan Aqila katakan .
Sementara Aqila dalam tundukannya sangat bingung, keragu-raguan masih melanda hatinya, tapi ia mencoba memantapkan hati . Dengan membaca basmalah Aqila memantapkan jawabannya ...
"Bismillah...Qila terima "
"Alhamdulillah"
Ucapan hamdallah langsung terucap dari lisan semua yang mendengar jawaban Aqila , terlebih Alif , senyum sumringah langsung terbit di bibirnya .Aqila pun dalam tundukannya menarik kedua sudut bibirnya menjadi sebuah senyuman kecil. keragu-raguan di hatinya tadi ntah menguap kemana ketika melihat pancaran bahagia dari semua yang mendengar jawabannya, terlebih kedua orang tuanya.
" Jadi kapan akadnya akan dilaksanakan ? " tanya Abi Alif kepada abi Aqila
" lebih cepat lebih baik, niat baik tidak boleh ditunda-tunda bukan? " Jawab abi Aqila sambil tersenyum hangat .
" bagimana kalau seminggu lagi , kebetulan anak-anak juga sudah liburan sekolah kan? " kata abi Alif
" saya setuju saja, bagaimana nak Alif, siap? " kata abi aqila yang membuat Aqila langsung memandang abinya dengan tatapan tak terima
" Insyaallah Alif siap "
Mendengar jawaban Alif , Aqila langsung menolehkan kepalanya ke arah Alif lalu kembali memandang abinya dengan tatapan protesnya yang seolah-olah mengatakan , heyy.. disini kan yang mau nikah Qila tapi kenapa tidak ada yang meminta pendapatnya ?
" Loh..ini Aqila yang kemaren ketemu umi di masjid kan?" Tanya umi Alif ketika melihat wajah Aqila , karena dari tadi Aqila menunduk jadi umi Alif tak sadar jika itu Aqila.
" Eh..umi Aisyah , iya ini Aqila " kata Aqila sambil menunjukan senyum canggungnya.
" Loh , umi kenal sama Aqila" tanya Alif
" Itu loh , yang kemaren umi bilang sama kamu yang suka bantuin ustadzah nurul ngajar" jelas umi Alif yang membuat Alif manggut-manggut.
" Umi itu udah suka sama Aqila waktu pertama kali ketemu , gak salah kamu lif pilih Aqila" kata Umi Alif yang membuat Aqila menunduk malu-malu
" Umi bisa aja"
*****
Setelah menentukan tanggal akad tadi, acara dilanjutkan dengan ngobrol ringan yang disitu Aqila kebanyakan hanya menjadi pendengar setia. Lalu setelah itu keluarga Alif pamit pulang.
Setelah keluarga Alif pulang, Aqila kembali ke kamarnya . Aqila berbaring diatas kasur menatap langit-langit kamar , ia sungguh belum percaya jika dia baru saja menerima khitbah dari Alif dan seminggu lagi ia akan menjadi istri sah Alif. Terus berpikir membuat mata Aqila memberat dan tak lama setelah itu matanya sempurna terpejam, Aqila tertidur.
*****
Mata yang tadinya sempurna terpejam kini perlahan-lahan terbuka. Aqila menyesuaikan cahaya di kamarnya. Di sepertiga malam seperti ada alarm otomatis yang selalu membangunkan Aqila. Aqila beranjak duduk mengumpulkan nyawanya, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan sholat tahajjud.
Setelah melaksanakan sholat tahajud, Aqila menengadahkan tangannya mulai mencurahkan segala isi hatinya kepada sang pencipta ....
" Ya Allah, hamba tidak ingin membagi hati ini selain pada diri-Mu namun, hamba merasakan hal lain saat hamba berada di dekatnya. Ampuni hamba jika hati ini terbagi dari-Mu. Hamba mohon, jauhkanlah dia dari hamba jika dia buruk untuk hamba dan dekatkanlah dia dengan hamba jika dia memang yang terbaik untuk hamba. Satukanlah kami jika memang dia masa depan hamba. Ya Allah ridhoilah keputusan yang telah hamba ambil dan berikanlah kelancaran kepada hamba kedepannya . Berikanlah hamba kemudahan dalam menghadapi segala sesuatunya Ya Allah... Aamiin... " Aqila menyudahi doanya dengan mengusap kedua telapak tanganya ke wajah. Hatinya terasa tenang setelah melaksanakan sholat dan mengadu kepada Allah. Dan semoga Allah mengijabah semua doanya.
-------------------------------
Lanjuttt kuyyy....
Vote gaess....😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Padamu Lillahi ta'ala
Romansa- Aqila Humaira Asfina - Yang kuingin hanyalah kekasih halal yang mencintaiku apa adanya terlepas dari apa kekurangan dan kelebihan yang kumiliki. Yang kuingin hanyalah keluarga kecil yang penuh dengan Mahabbah-Nya , senantiasa diselubungi Rahmat-Ny...