~Resepsi~

5.1K 370 4
                                    

Aqila duduk manis di depan meja rias , menurut semua instruksi dari mbak-mbak yang sedang meriasnya. Hari ini , hari yang paling Aqila nantikan , resepsi pernikahannya , dimana orang-orang akan tau hubungannya , dimana dia tidak harus lagi menyembunyikan pernikahannya dengan Alif , dimana ia tidak harus lagi khawatir jika akan pergi bersama Alif , pada intinya ini adalah hari yang membahagiakan bagi Aqila dan Alif.

Aqila mengenakan gaun berwarna biru muda yang terlihat sangat cocok dan melekat dengan kulitnya yang putih. Selesai di rias , Aqila turun bersama Alif dan berdiri diatas panggung pengantin yang sudah didekor sedemikian rupa dengan bunga-bunga buatan yang berwarna-warni dan ornamen kaca yang memikat mata membuat Alif dan Aqila yang berdiri disana nampak seperti putri dan pangeran.

Aqila dan Alif menyalami orang-orang yang datang tak henti-hentinya. Jumlah tamu bertambah sepuluh kali lipat lebih banyak dari kemarin sewaktu akad , bahkan hendak duduk saja Aqila tidak bisa.

Tamu sedikit berkurang saat waktu menginjak siang , akhirnya Aqila bisa mendudukkkan bokongnya. Baru sebentar Aqila duduk , datanglah gerombolan teman-temannya yang langsung berlari memeluk Aqila , ruangan yang tadinya sudah agak sepi sekarang kembali ramai lagi seperti ada pembagian sembako gratis.

" Subhanallah , lu cantik bener mi" kata Winda ketika melepaskan pelukannya sambil memandang wajah Aqila penuh takjub.

" Sumpah lu cantik banget mi , kaga kaya biasanya buluk" kata Citra memuji tapi jatuhnya malah menghina.

" Lu mau muji gue apa ngehina sih sebenernya" tanya Aqila kesal

" dua-duannya mi" jawab Citra sambil menunjukan cengiran tak berdosanya .

" Barakallah mi ,moga samawa" kata Faris mendoakan membuat Aqila tersenyum , untunglah diantara teman-temannya yang gesrek masih ada satu orang yang waras seperti Faris.

" Makasih ris , emang elu temen gue yang paling waras dah"

" ehh btw kita bawain lu kado mi , tuh" kata Winda semangat sambil menunjuk kotak yang dibungkus rapi dengan kertas kado berwarna pink.

" Lu pada kaga ngado gue aneh-aneh kan?" Selidik Aqila sambil memicingkan mata , pasalnya kejahilan teman-temannya biasanya tak tahu situasi kondisi , tak tahu waktu dan tempat , bisa saja kan mereka mengisi kado itu dengan katak ataupun kadal.

" Su'uzon banget sih mi sama kita,  nih ya, isi kadonya tuh selimut gambar debay , biar kita cepet-cepet dikasih ponakan" kata citra sambil menaik turunkan alisnya dan tersenyum jahil membuat Aqila tersedak ludahnya sendiri . Wajah Aqila seketika memerah , aishhh...mengapa citra mudah sekali mengatakannya blak-blakan begitu , Aqila kan malu , apalagi ada Alif.

" Udah-udah sana kalian makan...menuh-menuhin tempat tau gak" usir Aqila cepat-cepat sebelum mereka tambah menggoda Aqila dengan hal yang aneh-aneh dan membuat pipi Aqila semakin memerah.

Setelah diusir Aqila , teman-teman Aqila bubar menuju tempat makanan , meninggalkan Alif dan Aqila yang masih dalam situasi canggung.

" Ekhem" deheman Alif barusan membuat Aqila menolehkan kepalanya menghadap Alif dengan menaikkan sebelah alisnya "kenapa?" Tanya Aqila

Alif tersenyum lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Aqila dan berbisik.

" Mau bikin ponakan buat mereka gak?" Sontak Aqila langsung salah tingkah mendengar bisikan Alif barusan , ditambah dengan pipinya yang sempurna memerah. Rabbi...teman-temannya sudah pergi namun sekarang kenapa malah suaminya yang menggodanya.

*****

Matahari sudah condong ke barat menandakan waktu yang sudah memasuki sore. Usai acara Aqila dan Alif langsung pamit untuk kembali ke kamar , mereka ingin buru-buru merebahkan badan mereka di kasur. Berdiri seharian dengan high heels tinggi membuat kaki Aqila kebas , anak itu selalu saja ngeyel , Alif sudah melarang tetap saja dia ngeyel ingin menggenakan high heels padahal sudah tau akibatnya kemarin sewaktu perpisahan , sekarang dia beralasan tak ingin terlihat pendek ketika berjejeran dengan Alif di panggung pernikahan. Terpaksa Alif akhirnya mengiyakan permintaan Aqila , dengan syarat Aqila harus memakai kaos kaki agar kakinya tak lecet lagi, awalnya memang Aqila menolak dengan alasan panas lah ini lah , namun akhirnya dia mengiyakan juga dari pada harus menggunakan flat shoes yang datar tidak ada tinggi-tingginya.

Cintaku Padamu Lillahi ta'alaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang