"Sayang?"
"Barusan lu manggil Dilla sayang kan?"
" jangan-jangan kalian berduaa?"
" kalian pacaran?"
Ilham gelagapan sendiri mendapat runtutan pertanyaan dari teman-temannya. Ilham menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal bingung harus menjawab apa, sementara tatapan teman-temannya semakin ganas menuntut penjelasannya.
"Anu itu...anu...___tanya Dilla aja deh" kata Ilham yang sontak membuat Dilla memandang Ilham tak terima , bagaimana bisa dia melimpahkan kesalahannya pada Dilla , dia yang berbuat kenapa harus Dilla yang menanggung dan menjawab?
" okeh , berhubung Ilham udah keceplosan, gue bakal kasih tau kalian" kata Dilla yang semakin membuat semuannya penasaran.
" buruan dong kasih tau nya , gue penasaran tingkat dewa nih" kata winda tak sabar.
"Tadaa" kata Dilla sambil menunjukan tangan kirinya. Awalnya semuanya mengerutkan kening bingung , namun mereka langsung melongo ketika melihat cincin yang tersemat di jari manis Dilla.
" lu udah tunangan?" tanya Aqila yang dibalas anggukan oleh Dilla.
" sama Ilham?" tanya Winda yang lagi-lagi dijawab anggukan oleh Dilla.
" bukan tunangan sih , lebih tepatnya Ilham ngekhitbah gue" kata Dilla meluruskan.
" wahh parah kalian , berita segede ini dan kalian gak kasih tau kita?" kata Akmal tak terima dam hanya di balas cengiran oleh Dilla dan Ilham sambil menunjukan telunjuk dan jari tengah mereka membentuk peace.
" btw , kalian mau nikah kapan?" tanya Aqila yang kali ini dijawab oleh Ilham , "rencananya sih kita nikah kalo kuliah kita udah selese , gue khitbah si Dilla sekarang cuma buat ngiket doang biar dia kaga dikhitbah orang" jelas Ilham yang membuat semuanya manggut-manggut.
"Wahh , gue gak nyangka, kalian kan dulu kaya tikus sama kucing sekarang malah mau jadi patner hidup" kata Winda sambil menggeleng-gelengkan kepalanya takjub.
" bener kata pepatah , benci itu bedan tipis sama cinta , jangan terlalu membenci karena lama-lama bisa jadi cinta" kata Akmal menimpali sambil menaik-turunkan Alisnya menggoda Dilla dan Ilham yang tentu saja membuat keduanya menunduk dengan senyum malu-malu di bibirnya.
" cie yang jurusan sastra mah jadi puitis sekarang" kata Aqila menggoda Akmal yang langsung membuat Akmal membusungkan dadanya membanggakan diri, "gue gitu lohh"
"Ga usah sombong deh mal , lu kan masuk sastra gara-gara gak ada jurusan yang lu unggulin" kata citra yang langsung membuat Akmal cemberut, " ya Allah cit, lu nyenengin gue dikit napa , perasaan lu hujat gue mulu dari tadi" protes Akmal dengan muka memelasnya.
" ya gimana lagi , muka lu enak buat dihujat , haha" kata Citra lagi yang membuat Akmal semakin cemberut dan yang lain tertawa lebar.
" ati-ati lu berdua kaya gue ntar" kata Ilham yang yang langsung membuat Akmal dan citra mendelikan matanya.
" gue sama akmal? ogah gue"
" lah , gue juga ogah kali sama lu"
" udah udah , eh udah sore nih , balik yukk" kata Winda yang menyadari kalau ternyata hari sudah sore , mereka terlalu asik mengobrol sampai-sampai lupa waktu.
" eh iya , udah sore , yaudah yuk" kata Dilla menimpali dan diangguki yang lain. Setelah itu mereka pamit pulang meninggalkan Alif dan Aqila dengan rasa rindu yang sama-sama telah terobati.
*****
Aqila berdiri di balkon kamarnya , melamun sambil menatap langit malam yang bertabur bintang ditemani angin malam yang menerpa wajahnya. Sementara Alif yang baru pulang dari masjid mengedarkan pandangannya menyapu ruang tamu , tadi Alif sudah mengetuk pintu dan mengucap salam , sampai tiga kali tak ada jawaban dari Aqila , akhirnya Alif membuka pintu yabg ternyata tak dikunci. Tak menemukan Aqila di ruang tamu , Alif menaiki tangga menuju kamarnya.
Memasuki kamarnya , Alif melihat Aqila yang berdiri di balkon lalu Alif berjalan mendekati Aqila .
" Dingin adek , nanti masuk angin loh" kata Alif sambil memeluk Aqila dari belakang.
Tak mendapat respon dari Aqila membuat Alif mengerutkan kening , karena tak biasanya Aqila begini."Adek kenapa sih? Pasti lagi mikirin sesuatu kan?" tanya Alif dengan tak merubah posisinya memeluk Aqila dari belakang malah semakin mengeratkannya.
"Bang"
"Hmm?"
"Allah kok belum ngasih kita anak ya bang" kata Aqila memberi tahu apa yang dari tadi ia pikirkan.
Tepat sekali , Alif sudah menduga kalau Aqila pasti memikirkan pasal anak. Akhir-akhir ini Alif juga sering melihat Aqila berdoa sampai menangis usai sholat tahajjud.
Alif melepaskan pelukannya , kemudian membalikkan tubuh Aqila dan memegang kedua pundak Aqila serta menatap kedua mata Aqila lekat.
" dek , kita itu sebagai manusia cuma bisa berdoa dan ikhtiar , lalu selanjutnya kita serahin semuanya sama Allah. Allah itu belum ngasih kita anak bukan karena Allah gak sayang sama kita tapi karena Allah itu belum ngasih kita kepercayaan buat punya anak, buat ngerawat anak dan ngedidik anak. Sekarang kita cuma harus sabar , mungkin Allah mau kita lebih lama pacaran dulu" kata Alif menjelaskan sambil mencoba menghibur Aqila dan itu berhasil membuat seutas senyuman terukir dibibir Aqila.
"Itu mah maunya abang" kata Aqila yang membuat Alif tersenyum.
" gak papa , kan salah satu bentuk ikhtiar"
" abang mesum ih"
" sama istri sendiri ini , ga papa kali . yaudah sekarang udah malem , masuk yuk" ajak Alif yang diangguki Aqila namun belum sempat Aqila melangkah tanpa aba-aba Alif mengangkat tubuh Aqila dan menggendongnya ala bridal style membuat Aqila spontan menganlungkan tangannya di leher Alif.
" abang ih , nanti jatoh"
"Tenang dek ,Abang gak akan biarin adek jatoh , jangankan jatoh, ngebiarin adek kegores sedikit pun gak akan pernah"
" mulai deh gombal nya , udah malem juga"
" mulai deh ngelanturnya , apa hubungannya coba ngegombal sama udah malem , emang ada aturannya gitu kalo malem ga boleh ngegombal" kata Alif yang membuat Aqila tertawa , senang rasanya Alif bisa melihat Aqila tertawa lagi,semoga saja Aqila tidak akan murung seperti tadi lagi.
" udah ah adek ngantuk" kata Aqila dengan muka sayunya , sepertinya dia benar-benar mengantuk.
" okeh, tuan putri mau tidur di sebelah mana?" tanya Alif yang membuat Aqila mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu berpikir , "emm..diii situ" kata Aqila sambil menunjuk tempat tidur sebelah kanan.
" siap tuan putri"
Alif melangkah ke tempat tidur sebelah kanan lalu menidurkan Aqila pelan .
" selamat tidur tuan putri , mimpi indah" kata Alif sambil mengusap-usap kepala Aqila dan mengecup kening Aqila.
" selamat tidur juga abang"
------------------------------
Thank you for reading...
Don't forget to vote and comment...
See you next chapter...
Byeee....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Padamu Lillahi ta'ala
Romansa- Aqila Humaira Asfina - Yang kuingin hanyalah kekasih halal yang mencintaiku apa adanya terlepas dari apa kekurangan dan kelebihan yang kumiliki. Yang kuingin hanyalah keluarga kecil yang penuh dengan Mahabbah-Nya , senantiasa diselubungi Rahmat-Ny...