Fase Nyidam

5.3K 348 11
                                    

Aqila berdiri di balkon kamarnya dengan mata yang jeli mengawasi jalanan menunggu mobil sang suami lewat. Ba'da maghrib tadi Aqila bilang ingin ikan bakar dan Alif pun sigap berangkat membelikan sang istri yang sedang fase nyidam itu makanan keinginanya.

Memang pada awal-awal kehamilan Aqila Alif yang sering mengalami mual jika mencium aroma nasi, bawang , dan lainnya , namun itu hanya bertahan beberapa minggu saja, sekarang giliran Aqila yang sering mengalami morning sickness dan nyidam , namun tidak mual jika mencium bau nasi dan lainya , justru sekarang nafsu makannya bertambah banyak.

Seutas senyum langsung terbit di bibir Aqila saat matanya menangkap mobil Alif di jalan komplek. Aqila pun langsung berlari ke depan dan siap membukakan pintu Alif.

Aqila membuka pintu dengan senyum lebar di bibirnya , menyambut Alif yang datang dengan bingkisan berisi ikan bakar pesanan Aqila , lebih tepatnya Aqila menyambut ikan bakar nya.

"Seneng banget sih mukanya" cibir Alif saat melihat raut muka Aqila yang begitu bahagia.

"Iya dongg , adek udah nunggu dari tadi" jawab Aqila semangat.

"Pasti tadi turunnya lari kan?" selidik Alif yang membuat Aqila bingung menjawab, Aqila masih sering lupa kalau dirinya sedang hamil jadi masih saja pecicilan bin tidak bisa diam seperti saat belum hamil , Alif yang dengan telaten mengingatkan Aqila tapi namanya juga kebiasaan , susah jadinya.

"E__enggak kok" jawab Aqila berbohong.

Alif menyipitkan matanya memandang Aqila dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Aqila membuat Aqila semakin kikuk, "lari kan?"

"E__enggak"

"Lari kan?"

"Iya iya , adek lari" kata Aqila akhirnya membuat Alif menyentil jidat Aqila pelan, "dasar bandel"

"Namanya juga kebiasaan , manusia kan gak bisa berubah dalam semalem doang bang"

"Pokoknya kalo masih bandel abang gak mau beliin kepinginan adek lagi" ancam Alif.

"Terserah kalo abang pengen anaknya besok ileran, udah sini pesenan adek " kata Aqila sambil mengambil bingkisan di tangan Alif dan membawanya masuk, meninggalkan Alif yang geleng-geleng kepala melihat tingkah Aqila.

Aqila segera memindahkan ikan bakar nya ke piring dan mendudukan bokongnya di kursi makan. Aroma ikan bakar yang menggelitik hidungnya membuatnya buru-buru menyuapkan ikan bakar itu ke mulutnya. Baru saja Aqila menelannya , perutnya seakan menolak membuat Aqila buru-buru berlari ke kamar mandi dan memuntahkam isi perutnya. Alif yang melihat itu pun menyusul Aqila ke kamar mandi dan memijat tengkuk Aqila.

" udah?" tanya Alif yang diangguki Aqila pelan.

"Mau makan lagi?" tanya Alif lagi namun kali ini dijawab gelengan oleh Aqila , "gak mau amis , adek gak suka"

"Loh , kan tadi adek yang minta" kata Alif yang lagi-lagi membuat Aqila menggeleng , "gak mau , sekarang adek maunya ayam kampung bakar aja" kata Aqila yang membuat Alif melebarkan matanya, "sekarang?" tanya Alif.

"Iya sekarang , dan adek maunya makan disana gak mau dibawa pulang"

"Kalo ba'da isya aja gimana , kayaknya udah mau isya deh , nanti abis abang dari masjid langsung berangkat" kata Alif mencoba bernegosiasi . Aqila berpikir sejenak lalu sejurus kemudian mengangguk sebagai jawaban. Alif tersenyum lalu mengelus-elus kepala Aqila , "yaudah , abang ke masjid dulu" pamit Alif.

"cepet pulang , adek nungguin"

"Iya sayangg"

*****

Cintaku Padamu Lillahi ta'alaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang