Seorang gadis berusia dua puluh tiga tahun nampak berjalan terseok-seok menggandeng tangan dongsaeng nya yang berusia sepuluh tahun, darah kering menghiasi tangan dan kaki kedua nya, bekas air mata terlihat jelas di wajah mereka, yang adalah Kim Jennie, dan dongsaeng nya Kim Youra
Kedua nya menjadi yatim piatu tepat dua belas jam yang lalu, ketika berusaha melarikan diri dari Korea Utara dengan menyeberangi perbatasan, ayah dan ibu nya di tembak tentara Korut karena mengabaikan peringatan, demi menyelamatkan masa depan kedua putri nya, mereka bertaruh nyawa.
"Unnie, kita mau kemana?" Tanya Youra lemah
"Unnie juga belum tahu sayang, kita jalan saja dulu" jawab Jennie, keduanya menggendong tas ransel lusuh berisi beberapa potong baju.
"Youra lelah unnie" keluh sang dongsaeng
"Baiklah kita istirahat dulu disana" jawab Jennie membawa dongsaeng nya menuju ke teras sebuah mini market.
"Kemari lah" Jennie menyuruh Youra untuk berebah dan berbantalkan paha nya.
Lalu seorang pemuda salah satu pegawai mini market keluar hendak membuang sampah, ia terkejut mendapati dua gadis tertidur di teras tempat nya bekerja.
"Noona" panggil pria itu yang iba melihat tubuh keduanya penuh luka.
"Eh, Mianhae mianhae" Jennie terbangun sungkan, juga takut dan tak enak karena tertidur di tempat yang bukan milik nya, ia pun segera membangunkan Youra untuk melanjutkan perjalanan.
"Jangan pergi, obati dulu luka mu noona" ujar pemuda tadi, Jennie lantas memperhatikan kaki dan tangan nya, kemudian memperhatikan dongsaeng nya.
"Kami. . . "
"Di dalam ada toilet yang bisa anda gunakan untuk membersihkan luka kalian" potong sang pemuda.
"Ayo masuk" ajak nya, Jennie dan Youra pun mengikuti langkah pemuda tadi menuju ke belakang mini market.
"Itu kamar mandi nya" tunjuk sang pemuda tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Sorrow
Fanfictionkisah cinta dokter muda Lee Mario Manoban, yang menyukai gadis pelarian dari Korea Utara, Kim Jennie, jatuh cinta pada pandangan pertama, namun hati keduanya tak mudah untuk disatukan, kenapa? Ikuti saja kisah mereka.