23. Surat

2.1K 317 33
                                    

Keberadaan Jennie sebagai imigran ilegal, terendus dari surat laporan kematian Youra di rumah sakit, dari kartu pengenal mereka lah semua terbongkar, Jisoo sendiri bahkan tidak tahu jika Jennie dan Youra memasuki Korea Selatan tanpa ijin, tak ada satu pun yang tahu.

Jennie berbaring menghadap tembok, dengan tatapan kosong, yang ada di kepalanya cuma satu, Rio, ia bahkan tak menyadari jika Rose sudah berdiri di depan pintu kamar nya.

"Jenn" panggil Rose membuyarkan lamunan Jennie, gadis itu segera terbangun dan mendekati pintu.

"Unnie, apa kamu sudah lama disini?" Sambut Jennie tak enak.

"Belum" jawab Rose tersenyum hangat.

"Aku tidak bisa berlama-lama disini, hanya ingin menyampaikan jika surat permohonan, sudah ku kirim ke kantor kementrian hukum dan HAM, kita tinggal menunggu surat panggilan sidang saja" beritahu Rose.


"Ne unnie, terima kasih atas bantuan unnie selama ini" tutur Jennie haru.

"Jangan bilang begitu, kita saudara bukan" balas Rose.

"Oiya, Rio menitipkan ini untuk mu, aku pergi dulu ne" pamit Rose sambil menyodorkan surat dari Rio.

Jennie pun meraih cepat surat itu dari tangan Rose, setelah tamu nya pergi, Jennie berjalan menuju ranjang nya dengan tak sabar, membuka amplop nya dan mengeluarkan isi nya.


Untuk Kekasih ku.

     Aku akan memanggilmu demikian mulai dari sekarang, dan kamu harus membiasakan diri dengan itu.
     
      Jenn, ketahuilah, aku tidak marah padamu yang belum sempat menceritakan padaku tentang status kewarganegaraan mu, aku mengerti dengan keadaan mu saat itu, jadi jangan takut, jangan menyerah, percayalah pada appa dan noona, mereka akan melakukan yang terbaik untukmu.

     Sayangku, jaga kondisi tubuhmu, diluar dingin, makan lah dengan teratur dan istirahat yang cukup, aku menunggumu.


                              Dari ku yang mencintaimu
                            
                                                     Rio



Tes




Air mata Jennie pun luruh membaca surat yang Rio kirimkan untuk nya, antara senang dan sedih, jadi satu, ia tak rela jika harus kembali ke Korea Utara, karena artinya ia harus berpisah dengan Rio, ia juga tentu tak rela, jika Rio menjadi milik orang lain kelak.



Dan surat dari Rio pun menjadi penyemangat bagi gadis polos yang baru mengenal cinta itu, ia sekarang akan selalu menyantap habis makanan jatah dari kantor imigrasi, dan tidur tepat waktu, serta melakukan olahraga kecil setiap bangun tidur.



Di kediaman Lee.

"Yeobo, bagaimana perkembangan tentang surat pengajuan kewarganegaraan untuk Jennie?" Tanya Sicca eomma, sambil meletak kan secangkir teh malam itu di hadapan sang suami, mereka berempat sedang bersantai di ruang keluarga setelah makan malam bersama.




"Kita tunggu surat dari kementerian hukum dan HAM dulu yeobo, mereka nanti yang akan memutuskan nya" jawab Donghae appa.




"Appa, Jennie akan diterima menjadi warga negara Korea Selatan kan?" Tanya Rio cemas.



"Tergantung hasil sidang nanti boy, noona mu yang akan menghadapi nya nanti" jawab Donghae appa, Rio langsung menoleh pada sang noona, Rose tersenyum meyakinkan.




"Tolong dia noona, aku berharap pada mu" mohon Rio serius, padahal mereka biasanya akan bertengkar jika sedang santai begini.




"Tenang, akan ku lakukan yang terbaik demi Jennie" balas Rose menepuk-nepuk tangan Rio.




Ditempat kerja nya, Rio terlihat fokus memeriksa pasien-pasien nya, tapi akan berubah jika jam istirahat, ia lebih banyak melamun, Seulgi jadi berasa makan sendirian.




"Dokter" Irene tiba-tiba menyusul ke meja Rio seperti biasanya.





"Ya?" Rio kaget karena ia melamun tadi.




"Aku telah mendengar tentang kasus Jennie, aku turut prihatin, dan mendoakan yang terbaik untuk Jennie" tutur Irene, ia mengatakan demikian karena setahu Irene, keluarga Rio lah yang dekat dengan Jennie.





"Gumawo dokter, minggu depan Rose noona akan menjalani sidang bersama Jennie untuk menentukan apa ia diijinkan untuk menjadi warga negara Korea Selatan" beritahu Rio.



"Jennie adalah gadis yang baik, dan bertanggung jawab, semoga dia tak dikembalikan ke negera asal nya" doa Irene.





"Yaa, semoga" lirih Seulgi menimpali.



Rose semakin hari semakin sibuk, menyiapkan segala keperluan sidang, untuk memperjuangkan Jennie agar mendapatkan kewarganegaraan Korea Selatan, Rio jadi merasa terharu dengan pengorbanan noona nya itu.



"Noona, istirahat lah, aku mengkhawatirkan kesehatan mu" cemas Rio menyusul sang noona di ruang kerja nya.





"Sebentar lagi boy, lusa aku harus sidang, jadi aku harus menyiapkan semuanya sebaik mungkin, kamu juga ingin segera bisa bertemu dengan kekasih mu kan?" Goda Rose




Blush




Rio menunduk tersenyum malu.




"Noona, jangan menggodaku" protes Rio, Rose terkekeh lucu dengan kekesalan dongsaeng nya.




"Noona, apa sidang nya akan berlangsung lama nanti?" Tanya Rio.



"Tergantung boy, jika kita pandai memberi statement-statement yang meyakinkan, dan mampu memberi bantahan untuk setiap pernyataan dari pihak kementerian nanti, ya semua nya akan cepat berakhir, dan tak perlu berbelit-belit" jawab Rose.



"Dan sepertinya aku tak bisa hadir untuk menemani mu noona" sesal Rio.




"Tidak masalah, aku tahu kamu sibuk, yang penting doa dan dukungan mu untuk ku" balas Rose.




Set



Rio langsung memeluk tubuh Rose.



"Noona, terima kasih atas bantuan mu, untuk Jennie" ucap Rio haru dengan pengorbanan saudara perempuan nya itu.




"Kita keluarga bukan, Jennie dan Youra juga menjadi bagian dari keluarga kita kan sekarang, jadi sudah sepantas nya sesama saudara akan saling membantu" tutur Rose sambil mengusap-usap punggung dongsaeng nya itu.




Beberapa hari kemudian, Rose dan sang ayah bersiap-siap untuk berangkat ke gedung kantor kementerian hukum dan HAM dan untuk melakukan sidang guna mendapatkan kewarganegaraan bagi Jennie.





#TBC





Love In SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang