Selepas pulang bekerja, Rio tak langsung pulang, ia ke toko buku terlebih dahulu, untuk membelikan apa yang dipesan Youra tadi, tak lupa Rio juga membelikan boneka bebek berwarna kuning sebagai hadiah.
Sampai di rumah sakit, Rio mulai memasuki lobby dengan menenteng barang-barang dikedua tangan nya, Rio nampak kerepotan sekali, tapi senyum terus terukir di bibir nya, disaat yang bersamaan, Jennie baru saja mengantar Jisoo pulang sampai di lorong, dan karena Jisoo berbelok ke toilet dulu, ia tak berpapasan dengan Rio, tapi ia melihat Jennie menyambut Rio dengan antusias, bahkan membantu dokter muda itu membawa belanjaan nya, Jisoo menatap sendu pada kedua nya yang memasuki kamar Youra dengan aura yang terlihat seperti kedua nya memiliki perasaan yang sama, tak ingin tersiksa dengan pikiran nya yang kemana-mana, Jisoo pun langsung meninggalkan rumah sakit.
"Youra, dokter oppa datang" beritahu Jennie pada dongsaeng nya yang sedang menonton tv.
"Hai Youra" sapa Rio.
"Hay dokter oppa" balas Youra tersenyum lebar.
"Ini, dokter bawakan semua buku yang Youra mau" ujar Rio.
"Wah, Youra sekarang tak akan merasakan bosan lagi" girang sang bocah.
"Gumawo dokter" ucap nya.
"Dan ini, hadiah untuk Youra, yang akan menemani Youra tidur mulai sekarang" lanjut Rio menyerahkan boneka bebek berwarna kuning.
"Yeay" teriak Youra girang, ia lalu membuka kedua lengan mungil nya, dan Rio pun menyambut pelukan tulus si bocah.
"Tolong dokter, buka kan pensil warna nya" pinta Youra tak sabar, Jennie menyiapkan meja kecil yang sudah Rio beli ditoko buku tadi, untuk diletakan diatas pangkuan Youra.
Gadis kecil itu mulai mencorat-coret kan pensil warna nya diatas buku mewarnai baru nya.
"Youra sudah makan?" Tanya Rio pada Jennie, ia mendekati gadis itu dan duduk disamping kiri nya.
"Sudah dok, aku mengancam nya tadi" kekeh Jennie, Rio mengerutkan kening nya.
"Aku bilang dokter tak akan datang jika dia tidak makan" beritahu Jennie, Rio tersenyum sambil menggeleng.
"Sekarang waktunya kamu makan" ujar Rio, menyerahkan seporsi nasi lengkap dengan daging babi panggang dan sayur diatas pangkuan Jennie.
"Dokter sendiri?" Tanya Jennie
"Ini milik ku" Rio menunjukan menu yang sama dengan milik Jennie, mereka pun makan bersama di sofa yang tak jauh dari bangsal Youra.
"Dokter tidak pulang? Apa tidak ada yang mencari nanti?" Tanya Jennie sengaja untuk mencari info apakah Rio sudah berkeluarga atau belum.
"Eomma dan appa sudah tahu kesibukan ku sebagai dokter seperti apa, begitu juga dengan noona ku, jadi mereka sudah terbiasa melihat ku jarang dirumah" jawab Rio.
"YES!" Batin Jenie, bolehkah ia berteriak girang sekarang mendengar Rio tak menyebut istri atau kekasih, yang artinya ia single
Jennie mengambil alih bekas makan Rio dari tangan sang dokter, untuk ia masukan kedalam kantong dan ia buang ke tempat sampah, Jennie sangat cekatan dalam melayani Rio, termasuk mengambilkan air minum yang jauh dari jangkauan Rio, Mereka kemudian melanjutkan obrolan.
"Alangkah bahagianya dokter yang masih memiliki keluarga yang lengkap, aku sekarang hanya memiliki Youra saja" adu Jennie.
"Kamu masih memiliki Jisoo hyung" hibur Rio.
"Uhum, orang pertama yang selalu ada di saat aku dan Youra sedang mengalami sebuah masalah, entah apa jadi nya kami jika tak ada Jisoo oppa" tutur Jennie yang tentu tanpa sengaja telah menyakiti hati Rio.
"Sudah jam 9 Youra, waktunya tidur ya" ujar Rio halus, untuk mengalihkan pembicaraan nya dengan Jennie yang malah akan membuat nya sakit nanti.
"Kita kemasi ne" Rio mulai mengambil alih alat-alat mewarnai Youra dan menyimpan nya, Rio kemudian membaringkan tubuh si kecil, meletakan boneka bebek pemberian nya tadi di dekapan Youra, dan menyelimuti nya sampai sebatas dada.
"Hm. . . Bisa tolong bacakan satu saja sebuah cerita pengantar tidur untuk ku, dokter oppa?" Pinta Youra, Rio mengangguk.
Ia lalu mulai membacakan sebuah cerita, dan Youra menatap nya dengan wajah sayu karena mulai mengantuk.
Setelah Youra tertidur, Rio pun pamit pulang, dan Jennie pun mengantar nya sampai di lorong rumah sakit, dan sekembalinya ke kamar Youra, Jennie sambil senyum-senyum sendiri salah tingkah, sementara Rio berjalan menuju ke parkiran dengan perasaan sakit.
Keesokan hari nya
Tok. . . Tok. . .
Ceklek
Jennie membuka kan pintu untuk tamu nya yang tak lain dan tak bukan adalah Seulgi.
"Seulgi oppa" kaget Jennie
"Maaf noona, dokter menyuruh saya untuk mengantarkan ini, buat noona" Seulgi menyerahkan satu kantong besar berisi camilan, dan minuman, serta satu paper bag berisi menu sarapan untuk Jennie, Youra sendiri belum bangun, tapi ada Jisoo disana.
"Ah malah jadi merepotkan" ujar Jennie tak enak tapi ia menerima pemberian Rio.
"Tolong katakan terima kasih pada dokter, dan terima kasih juga pada mu Seulgi oppa" lanjutnya sambil menerima uluran tangan Seulgi.
"Baik, saya permisi dulu noona" pamit Seulgi.
"Siapa?" Tanya Jisoo ingin tahu.
"Utusan dokter Rio" jawab Jennie tersenyum senang mendapat perhatian sang dokter yang selalu sukses membuat jantung nya berdebar-debar hebat itu, raut wajah Jisoo pun berubah, merasa cemburu.
"Kalian berkencan?" Tebak Jisoo yang dibakar rasa cemburu, seharus nya itu bukan menjadi urusan dia.
"Tidak" jawab Jennie mengerutkan kening nya merasa aneh dengan pertanyaan Jisoo.
Ingin sekali Jisoo mengakui perasaan nya pada Jennie dan meminta gadis itu untuk menjadi kekasih nya, tapi Jisoo tahu diri, Jennie sedang sibuk dengan Youra yang sedang dalam kondisi tak sehat, jadi tak mungkin dia akan melakukan itu di saat yang tidak tepat seperti ini.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Sorrow
Fanfictionkisah cinta dokter muda Lee Mario Manoban, yang menyukai gadis pelarian dari Korea Utara, Kim Jennie, jatuh cinta pada pandangan pertama, namun hati keduanya tak mudah untuk disatukan, kenapa? Ikuti saja kisah mereka.