4. Hidup Telah Berubah

2.7K 357 34
                                    

Ceklek

Jisoo membawa Jennie dan Youra ke kontrakan nya, yang tak seberapa besar dan hanya memiliki satu kamar tidur.

"Ayo, masuk lah" ajak Jisoo yang membawa sepeda nya masuk lalu menggantungkan di dinding kontrakan nya.

"Ayo, masuk lah" ajak Jisoo yang membawa sepeda nya masuk lalu menggantungkan di dinding kontrakan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie dan Youra masuk dengan perasaan sungkan dan tak enak pada pemuda yang baru di kenal nya itu.

"Jangan sungkan, aku ambilkan minum dulu ne" Jisoo mempersilakan Jennie dan Youra duduk di ruang utama yang merangkap ruang tamu dan ruang tv, dibalik dinding pembatas ada toilet dan dapur, sementara di belakang sofa tempat mereka duduk adalah kamar nya.

"Ini minumlah" Jisoo menghidangkan dua cangkir coklat panas untuk tamu nya.

"Gumawo oppa, maaf merepotkan mu" ujar Jennie sambil menunduk sungkan.

"Aku tidak merasa direpotkan, santai saja" ujar Jisoo.

"Nanti kalian tidurlah dikamar ku, biar aku tidur disini" beritahu nya.

"Jangan oppa, kami disini saja sudah sangat berterima kasih" tolak Jennie.

"Tidak, kalian tudurlah di dalam" Jisoo memaksa, membuka pintu kamar nya dan membawa tas Jennie dan Youra masuk.

Jennie tak bisa tidur, ia benar-benar tak enak hati pada Jisoo yang sudah begitu baik pada nya, sambil memeluk Youra, pikiran Jennie terbang tak karuan kemana.

Keesokan harinya, lagi-lagi, Jisoo begitu baik pada Jennie dan Youra, dengan menyiapkan sarapan meski hanya berupa sandwich telur sederhana dan segelas susu hangat.

"Hari ini aku akan membawa kalian pada kenalan ku, dia pemilik toko roti, mungkin dia butuh pegawai, kamu tak keberatan kan Jenn bekerja di toko bakery?" Tawar Jisoo.


"Tentu oppa, justru aku senang bisa mendapat pekerjaan" semangat Jennie, mereka bertiga pun lantas keluar dari kontrakan Jisoo, dengan langkah ringan mereka tampak begitu ceria.

Dan tibalah di sebuah toko roti yang lumayan ramai, pengunjung antri untuk membeli roti sebagai pengganti nasi bagi sarapan mereka.

"Jisoo oppa" seru Yeri salah satu pegawai ditoko kue itu.

"Oppa mau garlic bread lagi?" Tanya nya.


"Tidak, aku mencari Joy, apa dia sudah datang?" Balas Jisoo.

"Dia di dalam oppa, masuklah" jawab Yeri.

"Ayo Jen, Youra, ikut aku" ajak Jisoo, mereka pun mengikuti langkah pria di depan nya itu.



Singkat cerita, Jisoo mencarikan Jennie pekerjaan sebagai pelayan toko roti milik Joy sahabat nya, dan mengontrak sepetak kamar dibelakang toko, Youra kadang ikut membantu membersihkan toko saat hendak buka, atau menata stock roti yang baru matang.


Youra adalah moodboster bagi para pegawai toko roti La Tarte Bakery, karena dia begitu aktif, dan lucu, ia tak menempuh pendidikan karena keterbatasan biaya dan status, selama ini, tak ada yang menyadari kewarganegaraan Jennie dan Youra, yang adalah imigran ilegal, karena tak punya ijin tinggal.

Jisoo libur bekerja hari ini, jadi ia mengunjungi toko roti untuk bertemu Youra.

"Youra!" Seru Jisoo melihat gadis itu berjalan hendak memasuki toko.

"Oppa" girang sang bocah menguirungkan niat nya yang mau mengunjungi sang unnie.

"Oppa libur, ayo kita jalan-jalan" ajak Jisoo.

"Youra pamit unnie dulu ne" jawab nya, Jisoo mengangguk.


"Ayo oppa, unnie mengijinkan nya, kita mau kemana?" Bocah itu menarik tangan Jisoo dan mulai melangkah meninggalkan toko.



"Bagaimana kalau kita ke toko buku?" Jawab Jisoo

"Ya ya ya, Youra mau ke toko buku" semangat nya, mereka pun bergadengan tangan menuju ke toko buku terdekat, si gadis kecil begitu antusias melihat-lihat buku cerita dan mewarnai, Youra pernah mengenyam pendidikan sampai kelas empat sekolah dasar, jadi ia sudah bisa membaca dan menulis.

"Oppa, apa Youra boleh membeli buku mewarnai?" Tanya nya dengan puppy eyes nya, Jisoo tentu mengangguk tak tega, setelah mengambil beberapa serta pensil warna, mereka pun membawanya ke meja kasir, Jisoo kaget tak mendapati Youra dibelakang nya, ia panik mencari keberadaan gadis yang ternyata sedang membaca sebuah buku cerita itu, Jisoo pun menghampiri nya.


"Youra mau itu juga?" Tanya nya mengagetkan sang bocah.


"Tidak oppa, yang tadi sudah cukup" bohong nya yang merasa sungkan karena Jisoo sudah terlalu banyak mengeluarkan uang untuk nya, gadis kecil itu meletak kan kembali buku ditangan nya keatas rak, dan berjalan menuju meja kasir, Jisoo yang peka pun mengambil buku itu.



Set

Meletak kan di tumpukan buku yang hendak mereka bayar, Youra mendongak.

"Oppa" lirihnya dengan mata berkaca-kaca, Jisoo menunduk lalu mengacak rambut bocah itu.

Dari toko buku, mereka pun menuju ke kedai ramen, untuk menikmati semangkok mie dengan kuah mengebul hangat.


"Hari ini Youra senang sekali, terima kasih oppa" ujar Youra yang sudah selesai menyantap ramen nya.

"Sampai rumah kita belajar ne" kata Jisoo.

"Ne oppa" Youra begitu penurut dan tak pernah merepotkan unnie nya, seolah sadar, jika kehidupan nya dan Jennie berubah setelah kematian tragis kedua orang tua nya, dalam pelarian mereka dari korea utara, dan ketika ada yang berbaik hati pada nya pun, Youra tak memanfaatkan nya, ia masih punya rasa sungkan, dan tak enak hati, semua atas didikan Jennie yang selalu memberinya nasehat saat mereka hendak tidur setelah seharian sibuk di toko Roti.

Jisoo sendiri, ia merasa iba dengan kehidupan Kim bersaudara, terutama pada Youra, ia tentu tak tega membiarkan mereka hidup di jalanan yang kejam.




#TBC

Love In SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang