Youra akhir nya harus menjalani sisa pengobatan nya di ruang ICU rumah sakit, selama ini, tak ada yang tahu ketika gadis itu sering mengalami kesakitan pada persendian tulang nya setiap tengah malam, hanya Jennie dan Rio yang tahu, itulah alasan kenapa Rio jarang pulang selama ini, bukan hanya tentang piket nya, tapi ia menemani Jennie menenangkan Youra, jadi wajar jika gadis kecil itu begitu dekat dan menginginkan Rio menjadi oppa nya, karena selama ia sakit, Rio lah yang berada di sisinya, tapi bukan berarti ia tak menyayangi Jisoo.
Irene berbincang sejenak dengan Jennie dan Rio di depan ruang ICU, untuk memberi tahukan perihal tentang perkembangan kesehatan Youra saat ini, Rio merangkul Jennie dalam dekapan nya, mendengar dengan seksama setiap kata yang meluncur dari bibir Irene.
"Trombosit Youra semakin menurun, daya tahan tubuh nya pun semakin lemah, jadi ia harus dipindahkan ke ICU, karena aku takut ia akan mudah mengalami infeksi dan dan tertular virus nanti jika berada di kamar biasa" jelas Irene.
"Selebihnya, kita serahkan semua pada Tuhan, semoga ada keajaiban untuk Youra" lanjut Irene lirih, Jennie semakin erat memeluk Rio, untuk melampiaskan tangis nya, mendengar penjelasan dokter Irene, yang arti nya tak ada harapan untuk Youra sekarang.
"Sabar ne, kita masih punya Tuhan, kita tak boleh menyerah, kita masih bisa berharap pada keajaiban Nya" ucap Rio setelah Irene pergi.
Rio tak pulang malam itu, untuk menemani Jennie yang kini tertidur dalam pelukan nya sambil duduk di kursi ruang tunggu depan ICU, gadis itu kelelahan menangis sepertinya.
"Hyung" sapa Rio pada Jisoo yang baru datang, Rio pun kikuk, dengan posisi nya saat ini, ia ingin memindahkan Jennie, tapi takut gadis itu akan terbangun.
"Santai saja, seperti nya Jennie kelelahan, biarkan dia istirahat" ucap Jisoo yang tahu Jika Rio sungkan dengan nya, meski Jisoo sempat melirik dengan perasaan cemburu dan tak suka.
"Kenapa Youra di pindahkan ke ICU? Apa yang terjadi?" Tanya Jisoo, tentu ia juga mengkhawatirkan gadis kecil itu.
"Kesehatan Youra mulai menurun hyung" Rio kemudian menjelaskan dengan gamblang tentang keadaan Youra, dan ini semakin membuat Jisoo merasa was-was.
Dua hari sudah, Youra berada di ICU, dan Jennie hanya bisa mengawasi nya dari luar, karena sudah ada suster jaga di dalam sana yang akan selalu mengechek perkembangan pasien nya setiap ada yang mencurigakan, atau setiap tiga jam sekali.
Rio sendiri sedang bertugas seperti biasanya, memeriksa pasien nya yang mengalami berbagai penyakit umum, dengan ditemani Seulgi.
Tok. . . Tok. . . Tok. . .
Ceklek.
"Maaf dok, Youra mencari anda" beritahu seorang suster pada Rio yang sedang berkemas bersama Seulgi.
"Seul, bereskan" titah Rio yang tahu pasti terjadi sesuatu dengan gadis kecil nya, ia bergegas menuju ke ruang ICU, dimana Jennie nampak mondar mandir gelisah, dan Irene sudah di dalam bersama beberapa perawat.
"Langsung masuk saja dok, pesan dokter Irene" beritahu suster yang menjemput Rio tadi, Jennie bahkan terabaikan dan hanya Rio lewati saja.
"Hey, dongsaeng oppa" sapa Rio pada Youra
"Oppa" lirih nya lemah, bibir nya mengering, wajah nya pucat, tak tega Irene mengajak yang lain untuk keluar, dan meminta Jennie ikut masuk.
"Youra ingin melihat matahari tenggelam, bolehkan oppa?" Pinta nya pada Rio.
"Tentu saja boleh, tapi Youra kuat kan?" Tanya Rio memastikan, gadis itu mengangguk lemah, Jennie tak berani mendekat, ia tak kuasa melihat Youra yang sekarang.
Rio pun menggendong tubuh kecil Youra yang tinggal tulang terbungkus kulit, ia pun mendekap nya erat, karena keadaan Youra yang sangat lemah.
Srek
Lantas membuka tirai ruang ICU yang memperlihatkan matahari mulai condong ke barat hendak kembali ke peraduan nya, Rio lalu memutar tubuh nya membelakangi jendela, untuk memperlihatkan matahari tenggelam pada Youra yang menopangkan dagunya pada bahu kanan Rio, pemuda itu menghadap Jennie sekarang, keduanya bertatapan dalam diam sekarang, tanpa saling berbicara apa-apa.
"Oppa" lirih Youra lagi.
"Youra lelah, bolehkah Youra pulang sekarang?" Tanya gadis kecil itu lemah, membuat hati Rio kacau, karena biasanya Youra selalu bertanya kapan boleh pulang? Tapi kalimat itu terganti dengan pertanyaan ambigu sekarang.
"Yaa, Youra boleh pulang sekarang" jawab Rio dengan suara bergetar, helaan nafas panjang dari mulut dan hidung Youra dapat Rio rasakan sebelum dongsaeng nya pergi bersamaan dengan tenggelam nya sang mentari sore itu.
Rio melirik Jennie, dan memberi gelengan lemah, yang artinya Youra telah pergi, kembali pulang pada penciptaNya.
Tangis Jennie pun pecah, tubuh lemas nya luruh ke lantai rumah sakit yang dingin, mendengar suara Jennie, Irene pun segera masuk, dan mengambil alih Youra dari gendongan Rio.
Rio pun segera mendekati Jennie dan memeluk nya, memapah gadis itu keluar dari ruang ICU, dan menenangkan nya.
"Sabar ne, biarkan Youra pulang, setidaknya ia tak akan merasakan kesakitan lagi setiap malam" hibur Rio pada Jennie.
"Aku tak punya siapa-siapa lagi oppa, aku sendirian sekarang" adu nya.
"Siapa bilang? Kamu punya aku sekarang, punya Rose noona, punya eomma dan appa" balas Rio.
Jisoo tak berani mendekat melihat Rio dan Jennie berpelukan berbagi duka, karena Rio pun sebenar nya juga sedang menangis, tapi ia begitu pandai bersembunyi, karena suaranya masih terdengar tenang, seolah ia tegar.
#TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Sorrow
Fanfictionkisah cinta dokter muda Lee Mario Manoban, yang menyukai gadis pelarian dari Korea Utara, Kim Jennie, jatuh cinta pada pandangan pertama, namun hati keduanya tak mudah untuk disatukan, kenapa? Ikuti saja kisah mereka.