3. Oppa Itu Lagi

2.8K 372 29
                                    

Jennie terbangun dari tidur nya, ia panik Youra sudah tak dipangkuan nya, dengan wajah cemas, Jennie mengedarkan tatapan nya mencari keberadaan sang dongsaeng, ia lalu berdiri



"YOURA!" Teriaknya sambil menangis



"Unnie" jawab sang dongsaeng yang tiba-tiba muncul dari arah kiri Jennie sambil membawa bungkusan.



"Youra" seru Jennie menghampiri adik nya kemudian memeluk erat.



"Unnie hanya punya kamu sekarang, jangan pergi-pergi tanpa pamit lagi ne" lirih Jennie.




"Mianhae unnie" sesal Youra.


"Apa ini yang kamu bawa?" Tanya Jennie melepas pelukan nya.


"Makanan untuk unnie" jawab nya polos.


"Dari mana kamu mendapatkan nya? Kamu tidak mencuri kan?" Selidik Jennie.


"No unnie, Youra tidak mencuri, tadi ada ahjuma yang membelikan nya untuk kita" jujur sang bocah.

"Benarkah? Kalau begitu ayo kita makan?" Ajak Jennie menggandeng tangan Youra kembali ke bangku tempat mereka tidur tadi.

"Tidak, itu untuk unnie, Youra sudah makan disana tadi" balas Youra.

"Jadi, ini untuk unnie sendiri?" Tanya Jennie lagi, yang ditanya mengangguk, si sulung kemudian membuka bungkusan yang tadi si bungsu bawa.


"Woah" gumam nya berbinar melihat nasi yang masih mengebul hangat dan daging babi panggang, Jennie pun juga makan dengan lahap nya, membuat Youra terkikik lucu.


"Enak kan unnie?" Goda nya, dan Jennie hanya mengangguk, karena mulut nya penuh.

Tin. . . Tin. . .


Suara klakson mobil mengalihkan tatapan Youra dari sang unnie, menoleh pada mobil mewah yang ia tahu siapa yang mengendarai nya.



Hap

Youra melompat turun dari bangku, lalu berlari menuju tepian jalan.


"Bye bye unnie" teriak nya mepambaikan tangan pada Rose dan eomma nya yang juga melambai pada Youra.

"Bye bye unnie" teriak nya mepambaikan tangan pada Rose dan eomma nya yang juga melambai pada Youra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu mengenal nya?" Heran Jennie pada Youra, gadis kecil itu terkikik lucu.


"Dia dan eomma nya yang membelikan kita makanan ini unnie" jawab Youra.

"Kamu tahu nama nya?" Tanya Jennie lagi, yang dibalas gelengan lirih Youra.


Dan di dalam mobil

"Eomma, aku curiga dua gadis tadi, kenapa tubuh nya penuh luka?" Tanya Rose pada sang ibu, tadi nya mereka habis belanja, kemudian makan siang dan bertemu Youra.



"Uhum, eomma khawatir mereka menjadi korban kekerasan" balas Jessica.

"Mudah-mudahan Tuhan selalu menyertai mereka" gumam Jessica


Dan di rumah sakit Jung Hospital

Rio adalah dokter terakhir yang masuk ruang direksi untuk menerima laporan gaji nya yang sudah di transfer ke dalam rekening nya.

"Bulan ini, gaji mu terpotong 30% dokter Lee" ujar pimpinan dewan Jung Yunho.


"Ne tuan" jawab Rio membungkuk hormat menerima slip gaji nya, Krystal yang berada di samping sang ayah pun melirik kagum pada dokter muda yang sudah dua tahun lebih bekerja di Jung Hospital.

"Maaf karena kami terpaksa memotong gaji mu, dan belum bisa memberi pengobatan gratis, karena dana operasional rumah sakit ini juga besar dok" alasan tuan Jung.

"Ne, saya mengerti tuan, saya permisi dulu" pamit Rio, tuan Jung mengangguk.



"Anak itu" gumam tuan Jung.


Meski Rio sudah lama bekerja di rumah sakit Jung, tapi ia tak terlalu akrab dengan Krystal, hanya sesekali saja menyapa nya, Rio memasuki ruangan nya, meletak kan slip gaji nya di dalam laci.


"Dok, tadi nyonya Lee menelpon, anda di minta menjemput tuan Lee dibandara nanti" beri tahu Seulgi, Rio mengangguk.


Jam empat sore Rio pun segera berkemas, jam praktek nya habis, dan waktu nya menjemput sang ayah.



"Appa!" Sambut Rio, ia lalu memeluk orang yang sangat berjasa dalam hidup nya itu.



"Boy" Dong Hae menepuk-nepuk punggung putra nya itu membalas pelukan nya, karena sudah lima hari mereka tidak bertemu.


"Bagaimana Jung?" Tanya sang ayah dalam perjalanan pulang nya.



"Not bad appa, masih menjadi rumah sakit andalan di Seoul" bangga Rio.


"Dan kamu dokter kebanggaan kami" balas Dong Hae mengacak rambut Rio.

Di bangku taman.

Malam pun mulai tiba, cuaca dingin menusuk tulang, angin musim dingin berhembus membuat orang enggan keluar rumah, tapi tidak dengan Jennie dan Youra, yang hanya duduk dengan baju tebal mereka dan saling berhimpitan untuk mendapatkan kehangatan.


Sebuah sepeda terlihat mendekat ke arah dua kakak beradik itu, dari kejauhan, tak terlihat siapa pengendara nya, sampai begitu dekat.



"Hi oppa" sapa Youra.



Ckiiit. . .



Yang di sapa langsung mengerem mendadak, mengenali siapa yang menyapa nya.



"Kalian, kenapa di sini?" Tanya pria yang tak lain adalah Jisoo itu, Jennie terdiam kikuk, tentu ia malu ingin mengakui jika mereka tak punya rumah, ia menunduk.



"Kami tak punya rumah oppa, jadi tinggal disini" jujur Youra.



Deg



Hati Jisoo merasa trenyuh mendengar kejujuran gadis kecil itu, sementara Jennie hanya bisa menyembunyikan wajah malu nya dari Jisoo.



"Disini dingin, ayo ikut oppa" ajak Jisoo.



"Tidak, kami. . . "




"Ayo oppa" Youra sudah lebih dulu menjawab, dan menggendong ransel nya, bersiap mengikuti langkah Jisoo, Jennie sebenar nya sungkan, karena Jisoo sudah banyak membantu nya waktu itu.


Youra lebih dulu berjalan dengan Jisoo yang menuntun sepeda nya, sementara Jennie mengikuti langkah keduanya entah kemana.




#TBC

Love In SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang