#10

17 1 0
                                    

"Anjiir.. Seo-Jun ganteng banget siih. Soo-Ho juga ganteng. Aaa pengen jadi Ju-Kyung deh."

Davina menatap layar laptopnya dengan mata yang berbinar. Ketampanan dua aktor yang menjadi bintang utama di K-Drama True Beauty membuat Davina tak henti-hentinya mengeluarkan kata pujian. Sesekali dia juga menggigit bantal melihat scane romantis antara Soo-Ho dan Ju-Kyung.

Hari ini hari Minggu dan dari pagi Davina sudah menghabiskan waktunya di depan laptop untuk menonton K-Drama. Bahkan dia sama sekali tidak menggubris panggilan Sarah yang memanggilnya untuk sarapan. Kalau sudah menonton K-Drama, Davina akan lupa dengan sekitar. Lebih tepatnya dia tidak peduli. Seperti saat ini, dia menghiraukan hp nya yang telah berdering beberapa kali.

"Ah gila sih." Gumam Davina ketika episode 5 berakhir.

Sebelum melanjutkan ke episode selanjutnya, Davina meraih hp nya dan matanya mebelalak melihat 10 panggilan tidak terjawab dan 2 pesan yang belum dibaca dari Dean.

"Mampus gue!" Umpat Davina dan langsung membuka pesan dari Dean.

Kak Dean

Sayang, kamu kenapa nggak angkat telvon aku?
Kamu udah bangun? Kamu bisa nemenin aku ke Mall kan?

Sorry kak.
Kakak share loc aja biar aku yang kesana.

Kakak masih di Gereja.

Yaudah gapapa. Aku bentar lagi kesana.

Jangan lupa share loc ya

Setelah mengirim pesan tersebut, Davina langsung berlari ke kamar mandi.

*

Davina mendecak ketika jam menunjukkan pukul 10.35 wib. Dengan tergesa Davina turun ke lantai bawah. Dia harus buru-buru ke alamat yang dikirim Dean. Davina tidak boleh terlambat jika tidak ingin mendengar ceramah panjang dari Dean.

"Mau kemana dek?" Tanya Adrian yang berada diruang tv bersama teman-temannya.

"Aku ada urusan. Ayah-Bunda mana bang?"

"Kerumah tante Isti."

Davina mengangguk.

"Aku pamit ya bang. Duluan kak Fathan." Davina tersenyum kepada Fathan. Satu-satunya teman Adrian yang berada dirumah yang dikenalnya.

Fathan membalas senyum tersebut.

Davina segera masuk ke dalam taxi online yang telah berada di depan rumah.

"Ke GBI Bethany ya pak."

"Baik mbak."

Kira-kira tiga puluh menit kemudian Davina sampai di tempat tujuan. Dia mengucap syukur karena datang sebelum Dean selesai beribadah. Davina melangkahkan kaki dengan ragu memasuki halaman Gereja tersebut. Halaman GBI Bethany penuh dengan kendaraan orang-orang yang beribadah disana. Lalu Davina duduk di kursi yang terdapat di dekat parkiran. Davina memandang sekeliling. Baru kali ini dia berada di Gereja secara langsung. Biasanya Davina hanya sekedar melihat dari jauh atau hanya sekedar lewat saja.

"Kamu udah lama nunggu? Kok nggak ngabarin kalau udah disini?" Tanya Dean menghampiri Davina.

"Nggak kok kak. Aku baru aja nyampe. Kakak udah selesai?"

Dean mengangguk dan mengelus kepala Davina. "Kita pamit dulu sama Mama-Papa ya."

"Hah?" Davina menahan tangan Dean. "Serius kak?"

"Iya ayok. Sekalian kakak mau ngenalin kamu sama mereka."

Davina menggeleng. Dia tidak percaya diri untuk bertemu kedua orang tua Dean. Davina takut orang tua Dean tidak menyukainya.

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang