#3

32 2 0
                                    

"Mampus! Gue telat udahan." Davina meraih jas labnya dari dalam lemari lalu berlari menuju lantai bawah.

Pagi ini Davina bangun kesiangan gara-gara tadi malam dia baru tidur jam satu dini hari karena ke-asikan nonton drama korea.

"Kak, nggak sarapan dulu?" Tanya Sarah yang melihat putrinya berlari tergesa-gesa menuju lantai satu.

"Nggak bun. Kakak udah telat." Dengan cepat Davina memasang sepatu sneaker putihnya. Sebenarnya Davina begitu malas memakai sneakers, tapi karena pagi ini ada pratikum di laboratorium mau tidak mau dia harus memakainya karena itu salah satu aturan untuk mengikuti pratikum. "Abang mana bun?"

"Itu di garasi lagi manasin mobil."

"Bund.. Kakak berangkat ya. Assalamualaikum." Davina berlari menuju garasi. Bahkan dia tidak sempat salim dengan sang bunda.

"Bang.. yuk. Aku udah telat nih."

"Kamu berangkat naik ojol aja. Abang nanti jam 10 baru ada kelas."

"Bang.. anterin ya. Aku udah telat." Davina menarik-narik baju Adrian. Wajahnya sudah sangat memelas.

Adrian mendecak. "Yaudah. Naik."

Davina segera masuk ke dalam mobil Adrian. Sepanjang perjalanan Davina sibuk melihat jam tangannya. Dia takut sekali terlambat, karena aturan ketika pratikum, pratikan tidak boleh terlambat. Bahkan pratikan harus datang 30 menit sebelum pratikum dimulai.

Pratikan adalah sebutan bagi mahasiswa yang ikut pratikum. Seandainya Davina terlambat mengikuti pratikum dan tidak di izinkan masuk, maka tamatlah riwayatnya di mata kuliah Teknologi Benih ini. Dia akan mengulang di tahun depan karena syarat lulus mata kuliah yang berpratikum adalah kehadiran pratikum harus 100% yang artinya tidak ada kesempatan untuk tidak hadir.

"Bang makasih ya. Assalamualaikum." Davina langsung turun dan berlari ke laboratorium Agronomi.

"Waalaikumsalam." Adrian hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah adiknya itu.

Davina menarik nafas lalu membuangnya untuk menetralkan detak jantungnya yang sudah berdegup lebih kencang. Dia mengenakan jas lab lalu kembali melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 07.50 wib.

'Bismillah. Ya Allah semoga dibolehin masuk'. Gumam Davina depan pintu.

Dia menghela napas sekali lagi dan kemudian mengetuk pintu. Orang-orang yang berada di dalam lab mengalihkan perhatian kepada Davina.

"Permisi kak." Ujar Davina sedikit ragu. Dia menoleh kearah dua asdos yang berdiri di depan kelas. Davina dibuat kaget ketika melihat salah satu asdosnya ialah Dean.

"Kamu kelas ini?" Tanya asdos perempuan dengan nada yang tidak bersahabat.

Davina mengangguk. "Iya kak."

Asisten dosen tersebut menghampiri Davina. "Kali ini kamu saya izinkan masuk. Tapi kalau dipertemuan selanjutnya kamu terlambat lagi, kamu ngulang aja tahun depan."

"Baik kak. Terimakasih." Dengan menundukkan kepala, Davina memasuki ruangan. Dia memilih duduk di sebelah Caca.

"Udah mulai, Ca?"

"Belum. Untung lo datangnya sebelum pratikum dimulai."

Davina tidak menanggapi lagi. Dia mengeluarkan buku penuntun pratikum dari dalam tas.

"Selamat pagi semuanya.". Asdos perempuan menyapa para pratikan untuk membuka pratikum pertama mereka pagi ini.

"Selamat pagi kak."

"Baiklah adek-adek. Pagi ini kita akan memulai pratikum teknologi benih pertemuan pertama. Dimana masih ada 15 pertemuan lagi. Nah karena minggu kemarin kita tidak asistensi, jadi pagi ini kita sekalian asistensi. Dicatat setiap informasi yang saya sampaikan, siapa tau jadi soal di akhir pratikum ketika responsi (Ujian Akhir Pratikum)."

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang