#23

13 1 0
                                    

19.10 Wib

Dean sedang bersiap-siap untuk menghadiri rapat BEM yang akan dilaksanakan pukul delapan malam. Rapat akan diadakan di Kayu Manis Resto yang terletak di jalan Dwikora.

Dean meletakkan parfum yang baru saja di gunakannya keatas meja ketika handphonenya berdering. Ternyata yang mengirimkan pesan adalah Marsya.

Marsya

Dean, gue nebeng ya. Mobil gue mogok

Setelah membalas, Dean turun ke lantai bawah meminta izin kepada kedua orang tuanya.

"Ma.. Pa, Dean pamit keluar ya."

"Mau kemana nak?" Tanya Christi yang berada di meja makan bersama Krisna.

"Rapat BEM Ma. Lusa kayaknya aku balik ke Desa Binaan, jadi mau diskusi mengenai hal tersebut."

Christi mengangguk. Dia paham dengan kesibukan anaknya sebagai seorang aktivis kampus. Karena dulu dirinya juga merupakan aktivis kampus.

"Nggak makan dulu, Dean?"

"Nggak usah Pa. Dean makan malam disana aja."

"Oh yaudah. Hati-hati kamu."

"Iya Pa. Dean berangkat."

Dean mengambil kunci mobil lalu berlalu meninggalkan rumah dan menuju ke kos Marsya. Selama berteman dengan Marsya, Dean sangat sering mengantar dan menjemput gadis itu setiap kali Marsya tidak membawa mobil. Dean juga tidak mempermasalahkannya karena menurut Dean itulah fungsi teman, saling membantu.

"Makasih udah mau nebengin gue."

"Ah santai. Kayak baru pertama kali nebeng sama gue aja lo."

Marsya terkekeh. Dia menoleh kepada Dean yang sedang fokus menyetir. Sama seperti sebelum-sebelumnya, Marsya selalu terpukau dengan pria itu. Ditambah aroma parfum Dean yang khas membuat Marsya semakin jatuh hati kepadanya.

*

"Bang.. aku ikut deh." Davina sedikit berlari mengejar Adrian yang berada di teras rumah.

"Tumben. Katanya tadi mau dirumah aja."

"Aku nggak ada temen. Caca nggak bisa karena nemenin nyokapnya. Trus Al juga nggak bisa dihubungi."

"Yaudah. Ayok." Ajak Adrian memasuki mobil terlebih dahulu.

"Rapatnya dimana bang?"

"Di Kayu Manis Resto."

"Anjir jauh ya."

"Barusan ngomong apa? Coba di ulang."

Davina nyengir lalu menggeleng. "Maaf. Keceplosan."

Adrian menyentil kening Davina.

"Aww sakit tau. Bilangin Ayah nih."

"Bilangin aja. Nggak gue kasih makan lo selama Ayah Bunda nggak dirumah."

"Dih ngancem." Davina mencebik lalu mengalihkan pandangannya keluar mobil.

"Hubungan lo sama Al apa?"

Davina kembali memandang Adrian. "Kenapa emangnya?"

"Terlalu dekat buat cewek yang punya cowok kayak lo."

"Gue sama Almero cuma temen. Best friend. Nggak lebih."

"Dean nggak mempermasalahin?"

"Kepo benget deh lo. Fokus nyetir aja sana."

"Gue sih yakin hubungan lo sama Dean saat ini nggak baik-baik aja."

"Sok tau."

"Nggak ada cowok yang baik-baik aja liat ceweknya dekat sama cowok lain meskipun pake embel-embel temen."

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang