#5

32 1 0
                                    

Davina menuruni anak tangga satu persatu menuju ruang tv yang terletak di lantai dasar. Rumah Davina terdiri dari dua lantai. Dimana di lantai dasar terdapat ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, kamar asisten rumah tangga, kamar kedua orang tua nya dan kamar tamu. Sedangkan di lantai dua adalah kamar Davina dan Adrian. Juga ada satu kamar tamu. Di lantai dua juga terdapat room teater. Tetapi room teater tersebut jarang sekali dipergunakan karena keluarganya yang super sibuk.

Yudha, ayah Davina adalah seorang pengusaha yang bergerak dibidang industri. Sedangkan sang bunda, sibuk mengurus butik dan salon milik mereka. Adrian dan Davina, sibuk dengan aktivitas masing-masing.

"Ayah.." Panggil Davina ketika melihat Yudha diruang tv. Gadis itu langsung berhamburan kepelukan sang ayah. Davina senang sekali melihat ayah sudah berada dirumah. Biasanya Yudha selalu pulang larut malam.

"Duh anak ayah." Yudha mencium kening Davina. Anak perempuannya itu masih saja manja, padahal dia sudah menginjak semester tiga

"Kakak senang deh ayah jam segini udah dirumah. Biasanya pulang larut terus."

Yudha terkekeh. "Namanya kerja kak. Ayah kerja kan buat kakak sama abang."

"Makasih ayah. Ayah adalah ayah paling baik di dunia. Kece juga." Davina memeluk lengan Yudha dan menyandarkan kepalanya disana.

"Dan kakak adalah anak paling manja sedunia." Balas Yudha mengusap lembut pipi Davina.

"Kalau udah berdua mah bunda nggak di anggap." Celetuk Sarah yang baru saja keluar dari kamar.

"Bunda mah bisa kapan aja berduaan terus sama ayah, jadi sekarang ayah punya aku." Davina mengeratkan pelukannya dilengan Yudha. Dia persis seperti anak kecil yang takut mainan kesayangannya diambil orang lain.

"Iya deh yang anak ayah." Pasrah Sarah mengambil remote yang terletak di meja lalu mengganti channel yang menampilkan berita bola ke channel yang menayangkan sinetron favoritenya. Sinetron yang sedang heboh dikalangan netizen.

Davina dan Yudha ikut larut dalam sinetron yang di tonton Sarah meskipun sebenarnya mereka berdua tidak terlalu tertarik dengan alur cerita tersebut. Tapi mau tidak mau keduanya harus mengalah. Benda pipih berbentuk persegi tersebut sudah di kuasai oleh Sarah dan apabila di ganggu, tentu ratu dirumah tersebut akan murka. Jadi mereka lebih memilih untuk di situasi aman.

Jam di dinding menunjukkan angka 10.10 Wib. Sarah, Yudha, dan Davina masih berada diruang tv. Selain menemani Sarah menonton, sesekali mereka juga mengobrol dan bercanda. Tidak lama setelah itu terdengar suara pintu dibuka, dan itu pasti Adrian.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Kenapa baru pulang bang?" Tanya Sarah kepada Adrian yang baru datang.

"Baru selesai rapat, Bun." Adrian duduk disebelah Sarah. Dia membuka jaketnya lalu melemparnya ke sembarang arah.

"Kebiasaan deh bang. Ambil jaketnya terus letak di keranjang baju kotor."

"Nanti ya bun. Aku capek banget." Adrian menyandarkan punggungnya ke kursi. Aktivitasnya hari ini begitu padat sehingga membuat tubuhnya terasa remuk.

"Kamu udah makan bang?" Tanya Yudha.

"Udah yah. Tadi aku makan sama temen-temen."

"Mending sekarang kamu bersih-bersih, bang. Terus istirahat. Ayah liat kamu capek banget."

"Iya yah. Adrian mau napas bentar."

"Makanya jangan sok sibuk. Capek kan." Celetuk Davina. Jelas saja itu sindiran untuk abangnya.

Adrian memandang Davina sinis. "Awas ya lo besok. Nggak usah nebeng sama gue." Ancam Adrian.

"Yah nggak asik lo bang. Mainnya ngancem-ngancem."

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang