"Guys" panggil Rose lalu melempar keripik kentang ke arah Lisa, kemudian memilih tidur di kasur empuk Jiho.
"Thank you mawar" ucap Lisa girang.
"Hm"
"Kenapa lo?" tanya Jiho.
"Huft, gue lagi overthiking" curhat Rose.
"Overtinking?"
"Gini ya Ho" Rose bangun dari tidur nya "Kemarin hp gue kan lowbet. Gue mau pinjam hp june buat nelpon bokap gue, malah gak mau. Entah kenapa gue langsung overthinking"
"Paling ada yang baru" sahut Lisa.
"Heh Lis" tegur Jiho.
"Kan, gue tambah overthiking" Rose kembali baring.
"Menurut gue sih lo mending tanya langsung ke june. Biar lo ngerasa lega" saran Jiho.
"Au ah" Rose lebih memilih memejamkan mata nya.
Jiho menghela nafas nya. "Lis yang lain kemana?"
"Entah" jawab Lisa yang sedang asik nonton.
Jiho lebih memilih keluar dari kamar nya dan menuju dapur.
"Ada es krim gak sih?" Jiho membuka kulkas nya namun tidak menemukan sekotak es krim.
"Yah" kecewa Jiho.
"Hm ke minimarket aja lah, sekalian beli cemilan" Jiho berjalan keluar dari rumah nya.
Gadis itu berjalan kaki karna jarak rumah nya dan minimarket tidak terlalu jauh.
Rambut yang biasa ia ikat, kini terurai bebas menambah kesan cantik pada sang gadis.
Jiho masuk ke dalam minimarket dan langsung pergi ke bagian tempat cemilan tak lupa keranjang belanjaan ia bawa.
Satu persatu ia memasukkan cemilan yang di sukai sahabat nya. "Hm yang mana ya? BBQ aja deh"
Saat ingin berbalik, Jiho malah menabrak tubuh seseorang yang lebih tinggi dari nya.
"Maaf saya gak sengaja" ucap gadis itu sambil menunduk.
Namun orang yang berada di depan Jiho malah ketawa. "Maaf di terima"
Jiho seperti nya sangat kenal dengan suara itu. Kepala nya yang menunduk kini mulai terangkat menatap sosok yang di hadapan nya itu.
"Jae!"
Jaehyun tertawa sampai menampilkan lesung di pipi nya. Sementara Jiho kesal, baru ia ingin meninggalkan Jaehyun, namun si pria sudah lebih dahulu menahan nya.
"Kamu cantik"
Siapa pun tolong Jiho, rasa nya gadis itu mau terbang saja dari hadapan Jaehyun. Pipi nya mulai memanas dan terlihat seperti kepiting rebus.
Jiho menghela nafas nya. "Iya tau kok aku cantik"
Okay, penyakit Jiho mulai kumat.
Jaehyun tertawa, merasa gemas pada kekasih nya ini. "Sini biar aku yang bawa" ucap nya lalu memgambil keranjang belanjaan yang Jiho pegang.
"Hm aku mau pergi" ucap Jaehyun tiba tiba.
"Pergi? Kemana?"
"Ke hati kamu"
Pipi Jiho memerah. "Basi mang! Udah basi" kata Jiho lalu berjalan mendahului Jaehyun.
Jaehyun tertawa lalu menyusul Jiho. "Apa? Gombal lagi aku cubit kamu" ancam Jiho.
"Cubit aja, kamu cubit nya pakai sayang kok. Jadi gak kerasa"
"Jaehyun" Jiho merengek.
"Iya iya udah"
Jiho tersenyum lebar, kemudian menangkup kedua pipi Jaehyun.
"Jangan pergi ya? Aku sayang kamu"
Jaehyun mengangguk. "Aku juga sayang kamu"
"Ekhm"
Dehaman itu membuat mereka sadar kalau sedang berada di minimarket.
Jiho melepaskan ke dua tangan nya dari pipi Jaehyun. Malu, dia benar benar malu saat ini. Sementara Jaehyun malah tersenyum kikuk.
"Lain kali kalau mau pacaran liat tempat kak, saya cemburu soal nya gak punya pacar" Ucap seorang anak lelaki yang mengenakan seragam smp bername tag Na Jaemin.
Jaemin berjalan, meninggalkan kedua sepasang kekasih itu yang lagi nyengir.
"Kamu sih"
"Kok aku?" Tanya Jiho.
"Siapa lagi kalau bukan kamu yang ambil hati aku"
"Jaehyun!"
.
.
."Bagaimana bisa hilang?!"
"M-maaf"
"Cepat cari gelang itu! Lo gak boleh balik sebelum lo dapat gelang itu lagi!"
"O-oke"
"Apalagi ini?! Memory penting hilang lagi!" Kesal nya.
"Gue rasa ada yang berkhianat" Sahut seorang pria yang sedang meminum kopi nya dengan santai.
"Siapa?"
"Entah, yang jelas pasti ada yang sedang berkhianat"
"Kok lo ngomong gitu? Jangan jangan lo sendiri yang berkhianat" Ucap gadis yang baru saja datang.
"Yakali gue hianatin sahabat sendiri, Jen"
Gadis itu Jennie memilih mengacungkan bahu nya.
"Jen, bukti ke 2 hilang"
"Hilang lagi? Anjir kok bisa?" Ucap Jennie dengan raut serius.
"Hm, boleh lo cari tau siapa dalang di balik semua ini?"
"Dengan senang hati" kata Jennie.
"Okay. Terus gimana sama Rose dan teman teman nya?"
"Gue gagal bikin mereka bertengkar"
Terdengar suara helaan nafas. "Yaudah kalau gitu culik salah satu dari mereka aja"
Jennie kaget. Namun ekspresi nya ia ubah kembali seperti biasa.
"Hm nyulik? Boleh sih, tapi gimana kalau ketangkap? Rencana lo sia sia aja selama ini kalau kita ketangkap" Ucap Jennie.
"Gue setuju sama Jennie" sahut pria itu lagi.
"Hahaha kok gue tiba tiba kangen Joy"
Raut wajah Jennie berubah setelah mendengar nama Joy, sahabat masa kecil nya yang sudah lama pergi. Pergi meninggalkan Jennie tanpa kembali.
"Kali ini gue mau bunuh seseorang"
"Siapa?" Tanya Jennie.
"Sana"
Tbc.
Ini lah hasil kegabutan ku di malam hari. Mwehehe :D
Jangan ngalong terus ya. Gak bagus buat kesehatan. Mwehehe buat aku juga pasti nya :D
Happy reading guys!