31. Yayasan Dewantara

249 46 6
                                    






"Kamu jaga rumah dulu ya Rose, tante mau ke minimarket. Sebentar aja kok, ayo June"

Rose tersenyum manis melihat kepergian June dan mamanya. Gadis itu melihat sekeliling ruangan mengecek apakah ada CCTV atau tidak.

Dan benar saja, di rumah ini tidak ada CCTV. Rose langsung menuju lantai dua rumah June. Tujuan utama nya ke rumah June yaitu ingin mencari bukti di kamar mama dari pacar nya itu.

Rose yang sudah masuk mulai membuka laci satu persatu dengan sangat pelan agar tidak berantakan.

"Anjing mana sih?"

"Si nenek lampir itu taroh di mana berkasnya!"
Rose melihat sekeliling nya sebentar, lalu atensi nya jatuh pada lemari pakaian. Tanpa pikir panjang Rose langsung membuka nya dan benar saja, ia mendapat sebuah berkas lusuh di sana.

Rose mengambil nya. "Yayasan Dewantara"

Rose tersenyum simpul lalu melipat berkas itu sekecil mungkin agar muat masuk ke dalam tasnya, setelah nya ia kembali ke ruang tamu menunggu pemilik rumah datang.

Dua menit setelah Rose duduk, pemilik rumah datang. Rose tersenyum santai sambil membantu membawa kantong plastik menuju dapur.

"Rose, kamu masih selidiki kasus Jennie?" Tanya mama June tiba tiba.

"Udah ngga kok Tan, Rose capek"

Wanita itu tersenyum. "Bagus, kamu ngga usah ikut campur lagi dalam masalah sekolah itu, Tante ngga mau kamu kenapa-napa"

Agak janggal, pikir Rose.

Rose hanya tersenyum sambil mengangguk.

"Tante tau ngga berita bunuh diri di SMA Galaksi?" Pancing Rose.

Wanita itu terdiam lalu menatap Rose. "Tante tau, Tante ngga habis pikir sama murid itu kalau ada masalah kan harus di bicarakan baik baik kenapa harus bunuh diri"

"Mungkin udah ngga kuat Tan, tapi kata teman Rose orang yang bunuh diri itu udah meninggal 5 tahun yang lalu"

Kegiatan memotong sayuran itu berhenti. "Masa sih? Teman kamu yang bilang siapa?"

"Namanya Miyeon, katanya dia tetangga sama korban"

Mama June hanya mengangguk lalu kembali pada kegiatan awalnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Apa mungkin si korban di kasih jadi tumbal?"

"Maksud kamu?"

Tatapan itu, sangat tajam. Sampai sampai Rose merinding.

"Ngga tau sih Tan, Rose cuma ngasal aja. Lagian jaman sekarang mana ada gituan"

"Kamu benar, Tante juga ngga percaya sama gituan"

Rose tersenyum simpul lalu melirik jam tangan nya. "Udah sore Tan, Rose mau pamit pulang takut mama nyariin"

"Iya, salam sama orang tua kamu"

.
.
.












"Heh anjeng lo semua bikin podcast kok kaga ajak gw sih?!" Kesal Rose setelah melihat postingan YouTube Lisa.

"Ya elo nya udah di ajak tapi lo bilang sibuk" Kata Eunha.

Yuju mengangguk setuju. "Emang lo sibuk apa sih mawar?"

Rose mengeluarkan berkas itu dari dalam tasnya. Ya, setelah dari rumah June, Rose memilih ke rumah Lisa karna ia tau teman teman nya ada di sana.

"Apaan tuh?"

"Yayasan Dewantara" Baca Mina.

"Lo dapat dari mana anjing?!" Selidik Eunha.

"Gue dapat dari rumah June. Jihyo nyuruh gue buat ke rumah June siapa tau ada something, eh ternyata benaran dong" Jelas Rose.

"Si semok pinter juga" Ucap Lisa yang baru datang sambil membawa nampan berisi minuman.

"Coba buka" Pinta Yuju penasaran.

"Nanti aja, nunggu Jihyo sama Jiho aja yah" Kata Mina.

"Yaelah Mina lo jangan bikin gue mati penasaran deh" Ketus Yuju.

"Gue setuju sama Mina sih, tapi gue juga setuju sama Yuju" Kata Lisa.

"Labil lo dugong" Timpal Eunha.

"Okay fix kita buka pas Jihyo sama Jiho udah ada" Putus Rose.

"Yaudah deh" Pasrah Yuju.

"Eh btw ya sebelum gue ke sini gue sempet liat kakak gue bareng Jennie sama Sejeong" Kata Eunha.

"Aku rasa mereka juga rencanain sesuatu deh, kak Sana juga kelihatan aneh" Sahut Mina.

"Kita harus waspada, ingat kata Jihyo. Jangan mudah percaya sama siapapun termasuk orang terdekat sekalipun. Bisa jadi kan si Lisa dengan tampang polos nya bisa jadi kriminal" Kata Rose sambil tertawa.

"Bangsat lo! Gini gini gue itu tipe teman yang setia ya anjir!" Kata Lisa tak terima.

"Setia dari mana lo hah?! Waktu kita ketahuan bolos lo langsung lari ninggalin gue sendiri di amuk sama pak botak" Curhat Yuju.

"Itu sih derita lo Ju" Kata Eunha sambil tertawa di ikuti oleh yang lain nya.

"Anjing!" Umpat Yuju kesal.



.
.
.











"Gimana sayang?"

"Mereka berdua setuju dengan rencana aku kak. Mereka berdua bakal ke perkampungan itu malam ini"

Lelaki itu tersenyum puas. "Bagus, gue suka cara kerja lo"

Gadis itu tersenyum lalu menatap pria itu dalam. "Gue rela khianatin teman gue demi lo kak, gue harap lo bisa lepasin ortu gue!" Ucap nya penuh penekanan.

"Gue janji bakal lepasin ortu lo kalau lo berhasil bikin mereka semua takluk depan gue!"

Gadis itu mengangguk. "Dengar, kalau lo khianati gue lo gak bakal lolos sampai lo lari ke ujung dunia pun, hati gue bisa berubah arah kapan pun gue mau. Bahkan lo mau bunuh ortu gue pun gue gak peduli. Gue ngga suka di khianati! Lo paham kan?!" Ancam nya lalu pergi.

"Bangsat lo anjing!" Umpat nya marah.

















TBC!

hayoloh deck..

Girl In The City - 97 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang