20. Teman

594 95 7
                                    








"Yang mana lagi ya?"

Mina sekarang sedang kebingungan memilih novel yang ada di hadapan nya.

"Hm ini aja deh, aku belum punya" Mina mengambil novel yang bergendre horor.

Kemudian Mina mengambil buku ilmu kedokteran. Iya, diri nya ingin menjadi seorang dokter.

Saat ingin berjalan ke kasir, tak sengaja Mina bertemu dengan dengan seseorang sedang bergandengan tangan.

Ah udah punya pacar ternyata.

"Cari buku ya Min?" Mina hanya mengangguk.

"Siapa?" Tanya seorang gadis.

"Dia Mina, teman kelas gue" ucap nya.

Teman ya? Ah iya lupa kita teman. Aku aja yang berharap.

Setelah membayar buku yang ia beli. Mina pamit ke Mingyu untuk pergi.

"Mingyu, aku deluan ya" ucap Mina tak lupa ia memberikan senyuman nya pada kedua orang tersebut.

Seperti ia baik baik saja bukan? Nyata nya ia tidak baik baik saja. Mata nya mulai berkaca kaca.

"Okay Mina tenang, kalian cuma teman" Mina berusaha menenangkan dirinya namun tetap saja tidak bisa.

"Kak Mina" panggil seseorang dari arah belakang Mina.

"Hai, Jeno"

"Sendiri aja kak?" Tanya Jeno.

"Iya, abis nya aku nggak tau mau ngajak siapa"

"Bareng gue aja kak?" Tawar Jeno.

"Hm, yaudah"

Jeno tersenyum manis lalu menggenggam tangan Mina berjalan.

"Mau kemana kak?"

"Ke toko roti Jen, aku mau beliin roti buat Tzuyu" kata Mina.

Jeno mengangguk. "Jangan di lepas kak, nanti kakak bisa ilang"

Mina tertawa, dia bukan lagi anak kecil tapi Jeno selalu memperlakukan nya seperti seorang anak kecil.

"Habis lulus mau lanjut kemana Jen?" Tanya Mina.

"Ke sekolah kakak aja" Jawab Jeno dan Mina mengangguk.

Sampainya di toko roti, mereka tidak sengaja bertemu dengan Mingyu dan gadis itu.

"Siapa Min? Tanya Mingyu dingin.

"Adi--"

"Kenalin gue Jeno pacar Mina" potong Jeno.

Mina menatap Jeno seolah ingin meminta penjelasan.

"Ohh gue Mingyu teman kelas Mina" Kata Mingyu dingin.

"Min gue deluan" pamit Mingyu lalu pergi.

"Jeno!"

"Hehehehe" Jeno malah nyengir.

Mina menggelengkan kepalanya, sudah terbiasa Jeno mengatakan kalau mereka pacaran. Tapi Mina menganggap Jeno sebagai adik nya, begitupun Jeno mengganggap Mina kakak nya.

"Hm Jen antarin aku ke rumah Jihyo ya?"
"Siap kak!"

.
.
.


















"Kak pinjam charger dong"

"Ambil aja" ucap Jihyo lalu fokus kembali pada laptop nya.

"Lagi nonton apa? Serius banget"

"Sini deh Yun" ajak Jihyo pada adiknya Yuna.

Yuna membelakkan mata nya. "Anjir! Gue aduin papa lo ya kalau lo nonton gituan!"

Jihyo rolling ayes. "Biasa aja kali"

"Biasa nenek lo kak!"

"Nenek gue nenek lo juga"

"Hehehe" Yuna nyengir lebar.

"Lo kan pintar, bantuin gue mecahin masalah ini dong" Kata Jihyo sambil menaikkan alisnya.

Yuna menghela nafasnya. "Gue nggak mau ikut campur urusan gituan kak"

"Please bantu gue. Abis itu gue turutin apa yang lo mau"

"Gue bantu lo asal kak Eunwoo jadi milik gue" kata Yuna serius.

Raut wajah Jihyo yang tadi nya senang kini berubah menjadi datar.

"HAHAHA PLEASE GUE NGAKAK!" Tawa Yuna keluar setelah melihat perubahan wajah Jihyo.

"Sialan lo"

"Yaudah sini gue liat rekamannya" Ucap Yuna lalu duduk di samping Jihyo.

Setelah melihat rekaman itu Yuna menghela nafasnya. "13:24, berarti waktu itu siang. Dan tempat nya juga cukup ramai"

"Lo dapat apa?" Tanya Jihyo.

"Yang gue heranin ya, kalau psikopat kan main nya tengah malam kalau nggak pas hujan, ini mainnya di keramaian. Ini juga waktu kak Joy di tabrak, penabrak nya nggak punya plat. Aneh nggak sih? Tau apa yang bikin gue bingung?" Jihyo menggeleng, memperhatikan Yuna dengan raut serius.

"Rekaman saat kak Jennie masuk sambil nyeret kak Sejeong itu sore kak. Kak Joy di sini di tabrak pas siang pada tanggal nya 7 Mei. Kak Jennie masuk ke apartemen sambil nyeret karung tanggal 5 Mei jam 2 lewat. Terus kak Jennie ngumumin pas istirahat pertama di sekolah kalau kak Sejeong depresi. 2 hari setelah nya kak Joy di tabrak kan? Berarti rekaman di gudang itu tanggal 4 Mei. Anehnya kak Jennie di siksa terus besoknya masuk ke sekolah kelihatan baik baik aja. Terus kenapa juga kak Jennie ngumumin kalau kak Sejeong depresi padahal semalam dia hampir di bunuh sama kak Sejeong? Orang berjubah hitam itu? Belakangan aja bahasanya. Rekaman di gudang, rekaman pas kak Jennie masuk ke gudang, rekaman di depan cafe kak Suho, rekaman di apartemen itu, 4 rekaman kak. Yang gue mau tau,  kemana rekaman pas mereka keluar dari gudang? Yang di rekam sama kak Joy juga apa?" Jelas Yuna panjang lebar.

"And when did Sejeong meet the police?" Tanya Yuna.

"Tanggal 14 Mei. Hm sebenarnya kak Sejeong masih hidup kata kak Jennie"

Yuna ketawa. "Lo percaya kak?"

Jihyo mengangguk. "Kak Jennie udah kasih gue 2 bukti. Dan gue yakin kak Jennie orang baik"

"2 bukti secara gratis? Ada udang di balik batu" Kata Yuna.

"Maksud lo?"

"Mereka berdua sama-sama liciknya. Kak Sejeong yang bodohin kak Jennie. Dan kak Jennie bodohin lo. Jelas jelas ya, muka kak Sejeong waktu di dapat sama polisi itu asli dalam keadaaan gantung diri. Gimana ceritanya kak Sejeong masih hidup coba"

"Iya juga anjir!"

"Nah selebihnya lo mikir sendiri gue mau buka pintu, ada tamu" Ucap Yuna setelah mendengar suara bel berbunyi. Kemudian pergi dari kamar Jihyo.

"Rumit banget anjir sampai pala gue puyeng" lirih Yuna lalu membuka pintu.

"Eh kak Min.....a"

"Hai Yuna, kakak kamu ada?" Tanya Mina.

"a- ada kok kak. Bentar gue panggil kak Jihyo. Hm masuk dulu" Kata Yuna.

"Ayo Jen" ajak Mina.

"Lain kali aja deh kak. Gue ada latihan futsal soalnya" tolak Jeno.

"Oke hati hati"

Jeno mengangguk, lalu menatap Yuna sebentar kemudian pergi dengan senyuman kecil di wajah nya.

Mampus gue!


















TBC.

Spoiler :

Ceritanya sampai 25 part. Dan nanti aku bikin sekuelnya tapi bukan anak 97 Line.

Makasih yang udah mau baca cerita ku ini. Happy reading guys!

Girl In The City - 97 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang