Gadis Nakal

3.3K 102 14
                                    

Suara sendok dan garpu berdenting terdengar jelas di ruangan itu. Ruangan keluarga yang begitu tenang dengan setiap anggota nya yang sedang santai menyantap makanan mereka masing-masing.

Pagi hari selalu dimanfaatkan oleh keluarga Uzumaki sebagai waktu dimana mereka bisa berkumpul seperti ini. Saling melemparkan lelucon, candaan kecil hingga obrolan hangat melengkapi kegiatan sarapan mereka.

Tapi nampaknya hari ini ada sedikit yang berbeda. Suasana yang biasanya dipenuhi oleh keceriaan kini tergantikan dengan suasana yang begitu senyap, hanya menyisakan garpu dan sendok yang tiada hentinya beradu.

Bukan tanpa alasan wajah mereka masam seperti orang yang sedang menjilat jeruk nipis itu melainkan, keluarga Uzumaki sedang kehilangan tidak lebih tepatnya kekurangan salah satu anggota keluarga mereka yang diketahui sedang berlibur untuk merilekskan otaknya dari Materi-materi perkuliahan yang mampu membuatnya stres tak tertolong.

"Huh.... Aku sangat merindukan Kagura-Nii".suara lembut dari seorang gadis indigo membuka kembali topik pembicaraan. Semua orang yang berada di ruangan itu menoleh, memerhatikan raut wajah Himawari yang begitu murung seperti kehilangan belahan jiwanya.

"Himawari benar. aku juga sangat merindukan Kagura, Naruto-kun".timpal Seorang wanita paruh baya yang diketahui bernama Hinata Uzumaki, raut wajah nya tak kalah murung dari putri kecilnya membuat sang kepala keluarga Mulai merasa bersalah karena telah mengizinkan putra angkat mereka menempuh liburan nya duliar negri.

"Tousan kapan Kagura-Nii akan pulang? Kenapa dia begitu lama tinggal di luar negri? Padahal satu Minggu juga cukup jika hanya untuk berlibur tapi kenapa Kagura-Nii malah mengambil cuti kuliahnya selama satu semester?".Tanya Himawari bertubi-tubi, raut wajah nya masih murung. Semua orang yang mendengarnya hanya bisa menghela nafasnya karena tidak tau harus menjawab seperti apa pertanyaan yang terkesan sederhana tapi nyatanya negutu rumit itu.

Terkecuali seorang pemuda tampan bersurai kuning, yang masih santai dengan sarapan nya. Tidak memperdulikan segala ucapan yang sedang berlangsung didepan matanya karena di keluarga ini hanya dirinyalah yang mengetahui alasan Kagura angkat kaki sementara dari Mension yang cukup megah ini.

"Untuk apa kalian merindukan Kagura? Dia saja tidak merindukan kita jadi ya lupakan saja dia".suara Boruto begitu santai sembari memasukan beberapa makanan kedalam mulutnya sedangkan Naruto yang mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepalanya karena sedari dulu Kagura dan juga Boruto itu tidak bisa akur sama sekali.

"Kau tidak boleh berbicara seperti itu Boruto, bagaimana pun juga dia sudah menjadi bagian dari keluarga ini jadi, kau harus bisa menerima nya menjadi saudara mu".Nasihat Naruto dengan begitu sabar memperingatkan. Kepala Boruto mulai berasap, ia benci jika ada orang yang berani menasehatinya meskipun orang itu aalah keluarga nya sendiri.

"Dia hanya anak pungut jadi mana mungkin aku mau mengakuinya sebagai saudara ku".Balas Boruto terlalu santai membuat Naruto kembali menghela nafasnya. Mulutnya lelah menasehati, telinganya juga sudah panas mendengarkan setiap perlawanan kata yang diucapkan oleh putra kandungnya sendiri.

"Kenapa kau selalu membenci Kagura-Nii? Memang nya dia melakukan kesalahan apa kepada mu? Atau jangan-jangan kau adalah penyebab dari perginya Kagura-Nii ke luar negeri?".Tanya Himawari penuh kecurigaan, kedua matanya menyipit sempurna, menatap tajam kearah sang kakak bersurai kuning itu.

Boruto terhenyak sampai tersedak oleh makanan yang sedang dikunyah nya. Ia menatap Himawari dengan sangat datar sebelum akhirnya berdiri dan langsung meraih jasnya. membuat ketiga orang yang melihatnya dibuat nya karena pemuda tampan bersurai kuning itu sering kali memperlihatkan perilaku yang mencurigakan.

"Jangan bercanda, aku tidak mungkin melakukan hal konyol seperti itu".dengan tidak sopan nya Boruto berucap, tanpa pamit ia sudah berdiri diambang pintu sebelum akhirnya menghilang dari pandangan ketiga orang yang masih setia menatap kearahnya.

Married Out Of SpiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang