Maaf dan terimakasih

468 35 25
                                    

Pagi hari, jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Hari ini adalah hari libur karena tanggal merah yang tiba-tiba saja muncul dikalender. Seharusnya ditanggal merah seperti ini, Boruto masih berkencan dengan bantal guling kesayangannya tapi apa daya, istri mudanya yang sedang dalam masa mengidam itu memaksanya untuk mandi di pagi-pagi buta.

Boruto terduduk bagaikan zombie hidup di ruang makan dengan kedua mata yang setengah tertutup, pria pirang itu terlihat masih mengantuk dengan mata panda yang menghiasinya.

Yumiko yang melihat kejadian itu hanya bisa menutup mulutnya menahan tawa, papa Boruto terlihat sangat konyol sekaligus menggemaskan. Lihat saja wajahnya berulangkali terjatuh pada meja makan, sedikit iba namun lebih banyak merasa geli.

"Sarada sayang, sebenarnya apa tujuan mu membangunkan ku dihari libur seperti ini? Aku ingin tidur, boleh ya aku pergi lagi ke kamar?"tanya Boruto masih dalam mode mengantuknya, ia mati-matian menahan kesadaran agar tidak tertidur pulas dimeja makan.

Sarada yang mendengar ucapan Boruto dari arah dapur yang sudah pindah lokasi menjadi lebih dekat dengan ruang makan itu memutar sedikit tubuhnya, ia mengarahkan spatula yang siap melayang ke arah suaminya. "Jangan pergi ke kamar lagi! Ingat, semalam kau sudah berjanji untuk menemani aku dan juga Yumiko berolahraga di sekitar kompleks!"

"Tidak bisakah kalian pergi berdua saja? Aku benar-benar mengantuk, tidak ada tenaga untuk berolahraga atau hanya sekedar berjalan ala siput,"keluh Boruto sambil menjatuhkan wajahnya pada kedua tangannya yang dijadikan sebagai bantalan, pagi ini ia mengantuk karena semalam begadang menonton film sepakbola.

Sarada menghela nafasnya, dengan telaten kedua tangannya membersihkan piring-piring dan juga gelas kotor yang pada beberapa waktu lalu digunakan untuk menyantap sarapan. "Jadi kau tidak mau ikut dan mengingkari janji yang kau buat sendiri itu begitu? Baiklah, Yumiko Ayok kita pergi dan tinggalkan saja papa Boruto yang idiot itu di rumah sendiri!"

Yumiko hanya mengangguk patuh kemudian menjabat uluran tangan mama Sarada ketika wanita itu selesai melakukan aktivitas membersihkan piringnya dan mencuci tangan juga tentunya. Ia juga perlahan melompat dari kursi dan bersiap untuk melakukan joging dipagi hari.

"Boruto apa kau benar-benar tidak ingin menemani aku dan juga Yumiko?!"tanya Sarada sekali lagi. Ia kira, suaminya itu akan peka dengan ucapannya yang sebelumnya tapi ternyata ia telah melupakan point' penting yaitu suaminya bukanlah pria pemilik kepekaan berdosis tinggi.

Boruto yang sudah merasa nyaman dengan posisi tidurnya, hanya melenguh kecil. Meski telinganya masih dapat mendengar jelas ucapan sang istri, tapi matanya sama sekali tidak berniat untuk terbuka. Masa bodoh dengan olahraga lagipula tidur di hari weekend lebih baik dari berjalan terpanggang sinar matahari bukan? itulah yang ada di kepala Boruto saat ini.

"Ck, kau ini sangat menyebalkan! Makannya jangan banyak begadang untuk sesuatu yang tidak penting! Beginikan jadinya?!"kesal Sarada sambil menghentakkan kakinya, padahal semalam suaminya itu sudah berjanji akan menemaninya berolahraga tapi malah ini yang terjadi.

Boruto bergumam dengan suara serak-serak basah tanpa membuka matanya," hehehehe, gomen-gomen istriku. Kau berolahraga nya bersama dengan Yumiko saja ya, aku ingin tidur sebentar."

Ucapan Boruto sukses membuat Sarada ingin sekali melemparkan sepatu ke wajah suaminya itu. Apa tadi telinganya tidak salah mendengar? Tidur sebentar? Oh ayolah itu adalah kalimat legendaris yang menunjukkan bahwa seseorang akan tertidur pulas seharian penuh seperti sedang diracuni oleh obat bius.

Sejenak Sarada melepaskan tautan jemarinya dengan Yumiko, ia menekuk salah satu lututnya dan bersender pada pintu di belakangnya. Matanya terpejam, jari telunjuknya menyentuh area alis. Ia memutar otak untuk mencari cara agar suaminya itu tidak mengantuk lagi dan mau menemaninya berolahraga pagi.

Married Out Of SpiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang