Memulai kembali lembaran baru

515 46 16
                                    

Langit semakin hitam menandakan bahwa malam semakin larut. Biasanya pada jam dua belas malam seperti ini Boruto sudah terlelap ditempatnya, tapi kali ini ada yang berbeda. Sudah berjam-jam Boruto berusaha untuk masuk kedalam mimpi tapi sayangnya selalu ada saja sesuatu yang masuk kedalam pikiran nya.

Ya tidak salah salah lagi, beberapa jam yang lalu Boruto diusir oleh istri cerewetnya sendiri dan dipaksa untuk masuk kedalam kamar. Seperti inilah kondisi Boruto saat ini, terlihat sangat tenang, sangat tentram, tapi jauh dari lubuk hatinya yang terdalam Boruto justru sedang mengalami kefrustasian yang tidak akan bisa tertolong.

Sampai saat ini pun Boruto tidak tau apa yang sedang terjadi pada Sarada, padahal tubuhnya sangat panas tapi istri cerewetnya itu tidak mau untuk pergi ke rumah sakit. Hanya satu kata yang pantas menggambarkan watak dari istri cerewetnya itu yaitu keras kepala!

Hah... Boruto menghembuskan nafasnya dengan kasar, menggulingkan tubuhnya kesana kemari untuk mencari kenyamanan tapi tidak ada satupun kenyamanan yang Boruto rasakan. Justru Boruto malah ingin sekali tidur bersama dengan Sarada, tapi masalahnya bagaimana caranya Boruto membujuk Sarada agar mau tidur bersama dengan nya? Apa perlu Boruto melakukan penculikan terhadap istri sendiri? Kan tidak lucu jika seorang uzumaki Boruto masuk kedalam penjara atas tuduhan penculikan terhadap istri.

"Apa Sarada akan baik-baik saja jika tidur di sofa?"tanya Boruto pada dirinya sendiri, hati kecilnya menyimpan begitu banyak kekhawatiran kepada istri cerewetnya itu.

Tidak seperti dulu yang sangat bahagia melihat Sarada tidur di atas sofa atau yang lebih parah tidur di lantai yang begitu dingin tapi sekarang Boruto justru khawatir dam tidak tega jika melihat Sarada tidur ditempat yang seharusnya di huni oleh anak kucing.

Satu jam telah berlalu, tapi Boruto masih saja terdiam ditempatnya. Kedua tangannya merentang dengan bebas, sesekali juga menggesekkan nya untuk merasakan sensasi lembut yang ditimbulkan dari kasur empuk yang tengah ditempatinya.

"Aku harus membuat Sarada tidur dikamar ini!"dengan semangat yang berkobar-kobar layaknya api didalam obor, Boruto beranjak dari kasurnya, tak lupa juga kedua tangan nya memeluk sebuah selimut tebal sebagai antisipasi jika saja Sarada tidak mau tidur bersamanya maka Sarada bisa tidur dikamar lain dan Boruto akan menyerahkan selimut tebal nan lembut kesayangannya ini untuk Sarada dikarenakan kamar yang lain belum difasilitasi oleh selimut apapun.

Salah satu tangannya mulai membuka pintu dan menutupnya kembali tanpa harus mengeluarkan suara bising yang akan membuat Sarada menyiram kembali wajah tampan nya dengan air es, atau mungkin nanti air kecomberan lah yang akan Boruto dapatkan.

Dengan langkah yang penuh kehati-hatian serta kedua mata yang menghitung dengan teliti terhadap anak tangga yang baru saja dipijaknya. Sejenak Boruto menghentikan langkahnya, melirik kearah bawah dimana Sarada sedang tertidur di atas sofa.

Tapi tunggu dulu! Jika Sarada sudah tidur lalu kenapa Tv nya masih saja menyala? Ah sudahlah mungkin Sarada lupa untuk mematikan tv-nya karena tidak mungkin juga bukan jika beberapa setan sedang nobar film kembaran mereka?

Sejenak Boruto merasa merinding saat membayangkan bawah semua khayalan nya itu menjadi kenyataan. Tanpa terasa kini Boruto sudah sampai ditempat tujuan nya. tubuhnya sedikit membungkuk dengan tetap memeluk selimut, kepalanya juga sedikit miring untuk memastikan apakah Sarada tidur atau tidak.

"Mau apa lagi kau kemari?" Boruto tercengang, ternyata Sarada belum tidur, pantas saja tv-nya masih menyala dan itu berarti tidak ada makhluk tak kasat mata yang menghuni rumahnya ini.

Saat melihat Sarada mulai menduduki diri di atas sofa, Boruto segera mundur beberapa langkah kebelakang dan meletakan selimut itu dimeja kecil yang berada di samping kiri sofa berwarna hitam pekat tersebut.

Married Out Of SpiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang