"Sarada apa menurutmu mimpi Yumiko itu adalah pertanda buruk untuk mu?".rasa gelisah semakin menyelimutinya, mata onyx seindah langit malam itu menatap lawan bicaranya dengan tatapan yang sulit diartikan. Sarada tau, setiap mimpi belum tentu menjadi kenyataan atau bahkan pertanda dari kejadian yang mungkin akan terjadi pada beberapa waktu mendatang akan tetapi, jika mimpi itu bukanlah pertanda buruk itu berarti Yumiko tidak akan mengalami demam seperti ini.
Setelah melontarkan pertanyaan itu Inojin terdiam, wajah Sarada terlihat sangat pucat bahkan gerakan matanya juga tidak mencerminkan sosok asli Sarada Uchiha. Ada apa ini? Hanya pertanyaan ini itulah yang terngiang jelas di kepala Inojin untuk saat ini dan mungkin sampai seterusnya.
"Aku tidak tau. tapi jika suatu saat nanti ada hal buruk yang terjadi padaku, aku harap ada seseorang yang bisa menyelamatkan hidupku".suara Sarada begitu pelan, tatapan matanya tertuju pada gadis kecil di dampingnya. Inojin dibuat bingung, harus menanggapi masalah ini seperti apa, karena bagaimanapun juga Sarada adalah sahabat nya dan semua ini sukses membuat hatinya khawatir tidak karuan.
"Oh ya Sarada, setelah aku pikir-pikir sepertinya kau sangat cocok jika menjadi seorang ibu".
"Apa maksudmu? Kau mengatai ku sudah tua begitu?".
"Bu... Bukan seperti itu Sarada. Maksudku apa kau pernah berhubungan itu dengan suami mu?".
"Belum pernah".
"Kenapa? Bukan kah kalian sudah menikah? Apa suami mu tidak takut jika nanti ada seseorang yang melakukan hal nekat kepada mu?".
"Apa maksudmu Inojin? Pertanyaan mu itu seolah-olah menunjukkan kepadaku bahwa ada orang yang memang menginginkan tubuh ku".
Inojin seketika terdiam, mulutnya tak mampu berucap kembali. Didalam hatinya Inojin sudah mengutuk mulutnya sendiri agar tertutup oleh kain tebal karena sering mengatakan kalimat tanpa berfikir secara logika terlebih dahulu.
"Inojin". panggil Sarada dengan suara yang pelan. Inojin kembali mendongkak, menatap Sarada dengan kedua alis yang sudah menyatu tanda penasaran mengenai apa yang akan diucapkan oleh Sarada kepadanya.
"Apa benar jika kau sudah putus dengan Himawari?".dengan cepat Inojin mengangguk, kedua matanya berputar dengan malas saat mengingat kelicikan dari mantan kekasihnya itu. Cih mendengar namanya saja sudah membuat Inojin ingin segera muntah apalagi melih wajahnya, mungkin sudah jauh-jauh hari ia tenggelam kan di tengah sungai Amazon.
"Tapi kenapa? Himawari itu gadis yang baik Inojin. Menurutku, dia sangat cocok menjadi kekasihmu bahkan dia juga gadis yang cantik".hembusan nafas secara kasar terlihat, wajah masam mulai nampak pada diri Inojin. Sarada yang melihatnya dibuat bingung lantaran beberapa waktu yang lalu Himawari pernah menghubunginya dan memintanya untuk membujuk Inojin agar mau menjalin kembali hubungan dengan nya.
"Andai kau tau Sarada jika aku memutuskan Himawari bukan karena sudah tidak mencintainya melainkan karena dialah yang membuat ku mulai membencinya".batin Inojin frustasi karena disini seakan-akan ia lah yang bersalah padahal Himawari lah yang tidak ingin jujur kepadanya.
"Aku menjalin hubungan kembali dengan Himawari? Apa kau bercanda? Cih, aku tidak sudi melakukan hal itu! Mantan ya mantan! Sekali mantan akan tetap menjadi mantan dan tidak akan pernah bisa menjadi masa depan!".Sarada terlonjak kaget, suara Inojin mendadak meninggi bahkan raut wajahnya juga berubah menjadi datar hanya karena membahas Masalah hubungan nya dengan adik iparnya.
"Ada apa denganmu Inojin? Dulu kau dengan bangganya memperkenalkan Himawari sebagai kekasihmu tapi kenapa sekarang kau terlihat sangat membencinya?".Inojin memalingkan wajahnya ke arah lain, kedua tangan nya mengepal erat karena kesal dengan tingkah laku Himawari yang seenak jidat mengadukan hal ini kepada Sarada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Out Of Spite
RomanceSarada hanyalah seorang gadis yang haus akan cinta dan juga kasih sayang. masa lalu yang suram membuatnya trauma dengan yang namanya perpisahan dan begitu takut ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya. Sarada pikir menikah dengan boruto akan...