Belajar Saling Memahami?

419 47 18
                                    

Sang mentari nampak nya sudah terbit dari tempat persembunyian nya, sinarnya berhasil membuat pria tampan itu terbangun dari tidur nyenyak nya. Ia terududuk di atas kasur lalu menoleh ke sampingnya ternyata tsubaki masih saja terlelap tanpa memakai sehelai benang pun.

Pandangan nya terlalihkan saat sinar matahari terasa cukup panas, ia berdiri lalu membuka gorden ternyata hari sudah siang. Kedua matanya segera melotot saat menyadari bahwa ia terlambat bekerja! Jika seperti ini mungkin jabatan nya sebagai CEO akan di cabut begitu saja karena tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.

Buru-buru pria tampan itu berlari kearah kamar mandi tapi sial nya ia justru menabrak pintu kamar mandi itu karena tidak memperhatikan keadaan sekitar membuatnya harus merasakan sakit dibagian kening yang sedikit menonjol seperti bola pingpong.

Ia bangkit, kedua kaki nya berdiri dengan kokoh tapi mulutnya malah menggerutu tidak jelas saat air ini terasa dingin tidak seperti kemarin yang rasanya begitu hangat.

Tanpa memperdulikan hal itu boruto langsungsung saja berendam karena ia tidak ingin telat masuk kedalam perusahaan nya sendiri.

*
*
*
*
*

Seperti hari kemarin tidak ada satupun yang berubah mulai dari aktivitas sarada yang selalu saja memasak untuk sarapam hingga suasana hatinya juga masih saja sama seperti kemarin yaitu hancur.

"Ganbatte ne sarada!".ucap sarada menyemangati dirinya sendiri dengan mengepalkan salah satu tangan nya yang diangkat keudara setinggi mungkin

Wajah nya kembali murung saat mengingat bahwa si jalang itu masih berada di rumah ini, kedua tangan nya yang sudah membawa makanan itu kian bergetar sebelum akhirnya menyusun rapi piring-piring yang berada dimeja makan dan sarada harap kali ini suaminya itu tidak akan menghancurkan kembali meja ini apalagi jika harus membantingnya seperti kemarin.

Ia mendudukan diri di sebuah kursi kemudian menyilangkan kedua tangan nya diatas meja untuk menunggu suami nya turun ke bawah.

Mendengar suara hentakan kaki yang menggema di seluruh ruangan membuat sarada menoleh ke sumber suara, senyum nya kian melebar taat kala melihat sepatu hitam yany mulai nampak turun dari atas tangga tapi senyum ini seketika pudar saat menyadari bahwa ada sepatu lain yang ikut mendapingi nya.

Matanya kembali memanas saat melihat boruto dan juga tsubaki turun dari tangga secara bersamaan kemudian berdiri di ujung tangga, terlihat tsubaki sedang memakaikan dasi untuk boruto membuat air mata sarada mulai membashi pipinya.

"Kau tidak mengizinkan ku melayani mu tapi kau membiarkan wanura lain untuk menggantu peranku sebagai istrimu, sakit boruto!".batin sarada menyedu

Tubuh nya bergetar dengan hebat, hatinya nyilu bahkan dadanya juga bergemuruh sesak tapi ia berusaha tegar dalam menyaksikan pemdangan yang seharus nya disensor dalam kehidupan nya.

"Aku pulang dulu ya, kapan-kapan aku main lagi dan sampai jumpa".pamit tsubaki, ia melirik kearah sarada yang sedang menangis membuatnya menampilkan smirk andalan nya lalu mengecup dengan lembut bibir dari laki-laki tampan didepan nya

Hancur, sudah hancur. Tidak bisa dipungkiri jika hati ini hancur, boruto mengkhianati nya, boruto sudah menodai pernikahan yang suci ini. Sampai kapan ia akan terus tersiksa seperti ini? Bertahan sakit namun pergi juga mustahil. Apa ia harus mengorbankan perasaan secara terus menerus hingga perasaan ini mati dengan sendirinya.

Apa ia tidak pernah bisa memiliki laki-laki yang ia cintai, sudah cukup sarada merasakan berbagai macam kepahitan hidup, hatinya tidak akan pernah bisa bertahan lebih lama seperti dulu lagi yang bisa dengan mudah menyembuyikan ksedihan dengan semua kenakalan yang pernah diperbuatnya.

Married Out Of SpiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang