"sudahlah lupakan saja ucapan ku tadi. Ayo kita pulang Sekarang".ajak Boruto yang sudah mengalihkan topik pembicaraan karena sedari tadi hanya terdiam dan enggan menjawab pertanyaan darinya.
"Aku tidak ingin pulang Boruto".tolak Sarada sembari memalingkan wajahnya kearah lain membuat Boruto menghela nafasnya dengan panjang.
Selama beberapa saat hanya keheningan yang tercipta diantara mereka. Mereka berdua masih aja bergelut dengan pikiran mereka masing-masing. Padahal angin bertiup dengan cukup kencang tapi tidak membuat mereka merasa kedinginan karena masalah yang sedang mereka hadapi ini seakan-akan membuat mereka mati rasa.
Sarada yang enggan untuk pulang jika Boruto tidak merayu nya sedangkan Boruto sedang mati-matian menhan rasa laparnya hingga lupa untuk berfikir dengan otak.
Kriuk kriuk kriuk
Sarada mengalihkan pandangan kearah Boruto saat suara bisikan perut kosong mengentrupsi Indra pendengarnya sedangkan Boruto hanya tersenyum kikuk ketika Sarada sudah berdiri didepan nya.
"Apa kau lapar Boruto? Apa kau belum makan? Atau perut mu terasa sakit?".tanya Sarada dengan khawatir sembari menangkap kedua pipi Boruto dan menatapnya dengan lekat. Tampak jelas jika wajah Sarada masih saja merah membuat kedua pipi Boruto sedikit mengeluarkan rona merah, wajah Sarada terlihat sangat cantik saat memerah seperti ini.
"Kenapa Sarada berubah menjadi perhatian seperti ini?".batin Boruto keheranan sendiri vsaat melihat raut wajah Sarada begitu khawatir menatap kearah nya dam semua itu berbanding balik dengan beberapa waktu lalu yang enggan menatapnya.
Setelah berfikir cukup lama dan memperhatikan wajah Sarada secara seksama ternyata Sarada sangat cantik jika sedang khawatir seperti ini.
Boruto rasa ia mulai menyukai raut wajah yang begitu menggemaskan itu hingga ide jahil mulai muncul dibenaknya untuk membalas kejahilan istrinya yang pernah membuatnya muntah-muntah seharian penuh karena mengebut dijalan raya.
"Boruto ada apa?".tanya Sarada bertambah khawatir saat melihat Boruto terus saja menyentuh perutnya sembari memejamkan matanya dengan kuat.
"Perut ku Sarada.... Akh.....".jawab Boruto yang berpura-pura merintih kesakitan agar istrinya itu mau membuat makanan yang enak untuknya sedangkan Sarada yang melihatnya sudah semakin panik bahkan pengaruh minuman memabukkan yang menyelimutinya seketika menghilang hanya karena melihat suaminya begitu kesakitan seperti ini.
"Ada apa Boruto? Katakan pada ku ada apa? Apa perlu kita pergi ke dokter kandungan?". Boruto menatap Sarada dengan datar padahal ia ingin mendapatkan makanan enak tapi istrinya itu malah berfikir bahwa ia mengalami kelainan.
"Kau pikir aku ini hamil apa?".tanya Boruto dengan wajah datarnya membuat Sarada menyengir kuda sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Hehehe maaf Boruto aku terlalu panik tadi" .Boruto tidak menghiraukan ucapan Sarada, ia justru berpura-pura kembali menjadi orang yang tidak waras karena terlalu lapar dengan berguling kesana-kemari kemari di jalanan yang sangat sepi itu.
"Boruto hentikan! Kau bisa tertabrak oleh mobil gaib!".seketika Boruto langsung berdiri tegap karena ia pikir ada sebuah mobil yang akan merindas kepalanya tapi ternyata telinganya lah yang salah mengelola ucapan Sarada.
"Sarada kita harus pulang sekarang! Perutku benar-benar sakit!".ajak Boruto sembari berteriak kesakitan membuat Sarada yang melihatnya sangat iba karena bayi besarnya sedang menderita sakit perut.
"Ahhh baiklah kita akan pulang tapi...".
"Tapi apa?".tanya Boruto sedikit kesal dengan raut wajah seperti orang yang sedang menahan berak karena Sarada selalu saja memancing emosinya padahal perut nya ini sudah mengeluarkan sebuah tornado besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Out Of Spite
RomansaSarada hanyalah seorang gadis yang haus akan cinta dan juga kasih sayang. masa lalu yang suram membuatnya trauma dengan yang namanya perpisahan dan begitu takut ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya. Sarada pikir menikah dengan boruto akan...