CHAPTER 16< How?

4.3K 442 11
                                    

"Jalan terbaik untuk sebuah kejadian adalah mengenang, bukan gampang melupakan."

"Lo kenapa?" tanya Agam mengernyit bingung pada Devon. Terlihat jika cowok itu sedang melamun dengan tatapan kosong.

Zion yang berada di sebelah Devon lantas menyenggol lengan cowok itu, berharap Devon akan tersadar dari lamunannya. Setelah kejadian ciuman di kantin waktu itu Dara langsung pergi dengan menangis hebat. Berbeda dengan Devon yang hanya menampilkan raut biasa saja.

"Kesambet bibir Dara lo?" Mendengar nama 'Dara', Devon akhirnya tersadar, menatap Zion dan Agam bergantian.

Devon menghembuskan napasnya gusar. Berjalan untuk mengambil air minum di kulkas. Setelahnya ia kembali menjatuhkan tubuhnya disebelah Agam.

"Dia siapa? Ada apa dengan diri gue?" tanyanya bimbang, mencoba mengingat kejadian konyol itu.

Zion melebarkan matanya. "Lah, si kulkas abis nyosor anak orang malah baru nanya siapa! Kan gemes pengen cekik!" kata Zion kesal.

"Canda nyosor," katanya lagi diakhiri dengan nada mengoda.

"Bangsat!" umpat Zion kala Devon menyikut perutnya sedikit keras. Terlihat jika wajah Zion memerah menahan mules.

"Canda nyikut," balas Devon enteng dengan tersenyum devil. Agam yang melihatnya langsung tertawa mengejek.

"Rasain lo Zi! Canda rasain," kata Agam menjulurkan lidahnya.

"Rasanya gimana?" tanya Zion, Devon menyatukan alisnya.

"Hm?"

"Itu bibir Dara, rasanya gimana Dev?" tanya Zion lagi mulai kepo.

"Canda bibir!" sahut Agam yang masih sibuk bermain game online.

Zion mendengus kesal. "Gam, canda-canda mulu. Serius nih!"

"Nah, jadi gimana rasanya Dev?" Devon terdiam dan nampak berpikir. Bukan tentang rasa bibir Dara, melainkan bagaimana kondisi cewek itu saat ini.

"Kalo lo diem tandanya enak. Gue jadi pengen nyoba," ujar Zion membuat Devon menatapnya galak.

"Lo sentuh bibirnya, besok lo kehilangan bibir lo!" Zion menelan saliva nya kasar. Temannya ini benar-benar kejam. Meski begitu baik Zion maupun Agam nyatanya betah berteman dengan cowok itu.

"Zi! Jaga omongan lo!" desis Agam setengah berbisik. "Lo mau kita bonyok disini?" Zion merinding mendengarnya, ia lantas menggelengkan kepalanya kuat.

"Punya temen kayak lo itu seru. Kejamnya bukan main," ungkap Zion, Agam yang mendengarnya tergelak pelan.

"Lo baru aja kenal langsung nyosor. Gak biasanya, kayak bukan lo banget." Devon terdiam lama mendengar ucapan Agam. Benar memang apa yang Agam katakan. Seperti bukan dirinya, tapi rasanya memang beda.

"Gue juga gak tahu," balas Devon acuh, lalu beranjak berdiri untuk belajar.

"Pulang sana! Gue mau belajar," usir Devon, Zion dan Agam malah berbaring dengan santainya di kasur empuk cowok bengis itu. Mereka bahkan saling berpelukan bak pasangan mesra.

DIARY DARA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang