CHAPTER 33< Terancam

3.7K 380 7
                                    

"Saat seseorang datang melindungi mu, pasti akan banyak mulut berdatangan walau hanya untuk mencari secuil informasi."

Pagi itu SMA Bintang di gemparkan dengan kelas IPS 2 yang dikunjungi Devon. Cowok itu dengan terang-terangan mengantarkan Dara sampai ke dalam kelas, memastikan jika Dara aman. Banyak pasang mata yang menyorot cowok itu dengan tatapan kagum, lain halnya yang menatap Dara dengan sinis. Banyak dari mereka yang ingin tahu apa yang Dara lakukan hingga membuat cowok bengis itu rela membela, terlebih mengantarkan Dara.

Vio, cewek tukang bully itu memberenggut kesal. Ia melirik sinis ke arah Dara. Pikirannya jatuh pada kejadian setelah guyuran yang menimpa Dara. Jika diingat Vio bergedik ngeri dan takut.

Flashback on

"Berhenti!" Vio memandang cowok itu dari atas sampai bawah.

"Ngomong yang jelas jangan setengah-setengah," jawabnya judes.

Devon yang sudah diujung kesabaran, lalu menghimpit tubuh Vio hingga membentur tembok. Saat itu suasana sepi, karena jam pulang sekolah. Vio menelan ludahnya susah payah, ia bisa melihat kilatan amarah dari cowok itu.

"Gak usah berlagak bego!" maki Devon galak.

Vio berusaha mendorong dada cowok itu, tetapi usahanya sia-sia. "Minggir! Mau lo apa sih? Gue tahu lo datengin gue cuma masalah Dara kan?" Kali ini Devon tersenyum devil membuat Vio bergidik ngeri.

"Hm. Dua pilihan."

"Dua pilihan?" beo Vio.

"Berhenti atau lo di DO." Vio melebarkan matanya, lalu menggeleng cepat.

"Kenapa harus gue? Yang bully dia bukan hanya gue doang kali!" Devon berdecih mendengar itu.

" Lo kompor!" desis Devon di akhiri dengan penuh gertakan.

Vio memejamkan matanya takut-takut. "Ya, gue akan berhenti." Saat dirinya membuka mata Devon sudah pergi menjauh.

Flashback off

Mulai hari ini dan seterusnya Vio, begitu juga yang lain sepertinya akan berhenti membully Dara. Saat tatapan mata Dara bertemu dengannya, dengan cepat Vio memalingkan asal. Dara merasa aneh dengan teman sekelasnya itu, tak biasanya.

Dara merasa canggung, hari ini dirinya menjadi sorotan karena kehadiran Devon.

"Kamu balik ke kelas aja ya, aku gak enak sama temen-temen," kata Dara pelan pada Devon. Cowok itu menurut, lalu beranjak pergi.

Setelah kepergian cowok itu bisik-bisik mulai terdengar lagi. Dara menoleh ke arah teman-temannya yang menatapnya dengan malas.

"Gak usah dipikirin. Lo aman," kata Rea menepuk bahu Dara pelan.

"Dari sekian nama Dara, kenapa harus aku?" Rea tersenyum mendengarnya.

"Tuhan sayang lo," balas Rea gamblang, Dara mengangguk pelan.

"Maafin aku ya, Re. Aku gak bisa bantu kamu cari kerja, aku udah gak kerja lagi di kedai." Rea mengusap bahu Dara sambil mengulum bibirnya.

DIARY DARA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang