CHAPTER 24 < GENGSI

4.2K 406 31
                                    

"Gengsi itu memuakkan! Ketika kita teringin sesuatu, kita harus mati-matian menahan segala godaan."

Bau makanan langsung tercium kala Devon memasuki apartemennya. Devon celingukan, mencari Dara yang rupanya tak ada di dapur. Makanan itu telah tersaji dengan rapi diatas meja depan televisi. Cowok itu melempar asal tasnya, mulai mengendus-endus makanan itu. Ia menarik sudut bibirnya, pasalnya ini adalah pertama kali ada seseorang yang membuatkan makanan untuknya, setelah kepergian sang mama.


"Udah pulang ya? Makan ya, kalo kamu gak suka buang aja." Mendengar itu Devon mengerjapkan matanya, menatap Dara yang baru keluar dari kamar dengan menggunakan piyama. Devon meneguk kasar ludahnya, Dara begitu menggemaskan!

"Lo udah makan?" Dara menggeleng pelan.

"Nunggu kamu."

Devon berdehem singkat, memperbaiki letak desinya yang terasa sedikit kencang.

"Kenapa nunggu gue? Makan biar lo gak kurus." Dara mulai duduk di depan cowok itu.

Mereka duduk bersila di depan televisi, berhadapan. Sebenarnya Dara sedikit takut, tetapi bukankah ia harus membiasakan? Perlu diingat jika dirinya sudah tak memiliki siapa-siapa lagi, kecuali Devon. Harusnya Dara berterima kasih kepada cowok itu.

"Gak sopan tahu, ini kan rumah kamu," jawab Dara. "Kalo kamu mau makan, ganti baju dulu," kata Dara lagi mulai mengambilkan nasi untuk Devon. Namun, gerakannya terhenti saat Devon menggeleng cepat.

"Gue gak makan." kata Devon melirik sekilas hidangan yang sangat menggiurkan itu.

Dara menekuk wajahnya. "Iya sih, kamu orang kaya mana mungkin doyan soto kayak gini," katanya.

Devon tak tega melihatnya, cowok itu mengangkat dagu Dara untuk menatap manik matanya. "Gue masih kenyang." bohong Devon, padahal cacing-cacing diperutnya sudah demo. "Lo aja yang makan, gue temenin."

Dara mengangguk patuh, lalu mulai memakan soto itu dengan lahap. Devon tak bisa berbohong jika soto itu sangat menggiurkan. Aroma kuahnya begitu menggoda, tapi ia kalah dengan rasa gengsi nya. Sialan!

Tak butuh waktu lama, Dara sudah selesai. Saat Dara akan membereskan sisa makanannya, tangannya langsung dicekal Devon.

"Lo masuk dan istirahat, biar luka lo cepet kering." Dara menggeleng tak setuju.

"Aku yang makan, jadi aku yang beresin."

"Dara," panggil Devon dingin membuat nyali Dara menciut. Dara mengangguk pelan kemudian pergi ke kamarnya.

Devon terus mengamati kepergian Dara hingga pintu kamar itu tertutup rapat. Dengan cepat cowok itu segera mengambil nasi dan soto itu. Ia diam-diam memakan soto itu dengan lahap.

"Sial, enak banget!" gumamnya dengan terus memakannya.

****

"Lo masih takut sama gue?" tanya cowok itu tiba-tiba, Dara yang mendengarnya lantas memutar badannya menatap Devon yang sedang bersender diambang pintu.

Dara menggeleng samar, menipiskan bibirnya." Iya, sedikit," katanya. Devon melangkahkan kakinya masuk ke kamar Dara. Dilihatnya cewek itu sedang merenung sembari memandang gemerlap bintang.

DIARY DARA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang