CHAPTER 31<GARA-GARA KOMIK

3.8K 396 17
                                    

"Sekeras apapun batu karang, ia akan terkikis jika terus terkena deburan air laut. Begitu juga dengan aku dan kamu."

Jam Cinderella nyaris berdenting, tetapi kedua remaja itu masih sibuk mengotak-atik beberapa soal di hadapannya. Malam semakin larut, sunyi dan begitu dingin. Cowok itu masih setia menjelaskan materi-materi pada Dara yang rupanya sudah meletakkan kepalanya diatas meja. Sesekali cewek itu menguap, berkedip-kedip untuk menghilangkan rasa kantuknya.

"Paham?" Dara tersentak kaget saat Devon bertanya dengan sedikit keras. Dara masih terbengong menatap Devon yang tampan. Garis wajah tegas serta bibir sexy itu tanpa henti menjelaskan kata demi kata. Namun, Dara bukan fokus pada pelajaran itu, ia malah terus menatap Devon dengan senyum-senyum.

"Coba kerjain nomor lima," suruh Devon, menggeser buku itu di depan Dara.

Pandangan Dara kabur seketika saat melihat banyak angka yang menurutnya tak jelas. Matematika Wajib, adalah pelajaran paling Dara benci. Di kelas IPS untung hanya ada satu, sedangkan IPA harus ditambah peminatan.

Dara menguap lebar, menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Dev, ini gimana? Kok punyamu yang atas bisa jadi gitu?" tanya Dara bingung, padahal ia belum menulis apapun. Sedari tadi Devon yang mengerjakan.

Dengan telaten Devon kembali menjelaskan, Dara menggeleng cepat kala Devon dengan cepat menemukan hasilnya. Dara sudah mati-matian menahan rasa kantuknya, akhirnya cewek itu tertidur dengan bahu Devon sebagai sandaran.

Devon menoleh ke samping, menatap wajah Dara yang terlelap dengan tenang. Cowok itu menutup buku-buku itu, lalu mengangkat Dara menuju kamar.

"Good night."

-------****--------

Byuurr

Bunyi gemercik air terdengar jelas, menyiram Dara yang baru saja datang, berdiri diambang pintu. Mendapat perlakuan itu Dara hanya diam mematung, telinganya mendengar dengan jelas gelak tawa yang semakin kencang menertawai dirinya.

Seragam putih abu-abu itu sudah basah kuyup, membuat pakaian dalam Dara tercetak. Beberapa anak cowok yang melihat itu memandang takjub, bahkan semakin mengeraskan suaranya.

"Hahaha tubuh lo oke juga ya, bodoh!" Tawa iblis itu terus menghantui Dara. Bibirnya bergetar serta tangan yang terkepal kuat.

Dara masih setia berdiri, air matanya menetes sedari tadi. Ia berusaha melindungi tubuhnya yang nyaris terekspos jelas dengan kedua tangannya. Matanya bisa melihat Rea yang menatapnya dengan iba, tetapi cewek itu diam tak berniat membawa Dara pergi.

"Dingin gak?" tanya Vio sinis seraya bersendekap di dada. "Hadiah dari gue, Dar. Suka gak? Ohh, pastilah suprize! "

IPS 2 seketika ramai karena insiden pagi itu. Banyak anak kelas lain yang berdatangan, mengerubungi Dara terlebih banyak yang memfoto ataupun mengambil vidio. Kelas itu jauh dari kantor guru, terletak diujung dekat toilet putri dan perpustakaan.

Seseorang memecah kerumunan itu dengan tampang bengisnya, diikuti kedua temannya. Kilat amarah tergambar jelas dimatanya, menatap satu per satu siswa yang menatap Dara dengan tatapan lapar.

Devon Athalazka. Cowok dengan jaket hitam yang membalut tubuh atletisnya itu menghampiri Rio,  dengan tatapan tak santai. "Tatap dia lebih dari lima detik, gue cokel mata lo!" desisnya tajam membuat semua yang ada disitu berteriak histeris, ketakutan. Bahkan sudah ada yang berlari sejak Devon datang.

DIARY DARA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang