1

2.8K 166 17
                                    

Seorang lelaki tampan terlihat berdiri di tepi pantai dengan kamera ditangannya.  Ia tampak menikmati pemandangan laut biru yang terbentang dihadapannya. Setelah sekian lama akhirnya ia dapat mengunjungi kembali pantai yang terletak di Busan. Ia kemudian mengabadikan pemandangan dihadapannya menggunakan kamera favoritnya. Dirinya sibuk memfokuskan kamera dititik yang dia hendaki kemudian menekan tombol shutternya berulang kali. Ia kemudian melihat hasil fotonya dan terlihat puas.

Yujin kembali berjalan menyusuri tepi pantai. Ia kembali memotret ke arah pantai saat burung-burung terlihat terbang diantara awan dan matahari yang mulai terbenam. Burung-burung itu terbang ke arah kanannya sehingga Yujin mengarahkan kameranya ke kanan. Dengan pose yang siap membidik,  Yujin tinggal menekan tombol shutternya namun dari kejauhan ia melihat seorang wanita yang duduk menatap pantai. Yujin perlahan menurunkan kameranya, melihat langsung dengan kedua matanya.

Semilir angin menerpa rambut panjangnya yang dibiarkan terurai. Senja yang berwarna keemasan menerpa kulitnya, membuatnya bersinar mengalahkan keindahan laut yang Yujin kagumi beberapa saat yang lalu. Wanita itu mengenakan gaun putih yang cocok dengan kulitnya yang putih. Wajahnya sangat cantik meskipun Yujin hanya melihat sisi kiri wajahnya. Kecantikan yang hanya dimiliki oleh bidadari membuat Yujin hampir mengira dirinya sedang berada di surga.

Wanita itu terlihat memejamkan matanya.  Yujin yang masih terpesona  segera mengambil kameranya dan memotret wanita itu. Terdengar suara teriakan yang membuat wanita itu menoleh ke belakangnya.  Tak lama kemudian wanita itu berdiri dan pergi, meninggalkan Yujin yang masih tidak berkutik.

Yujin menatap punggung wanita itu menjauh pergi. Yujin yang tersadar segera melihat hasil fotonya dan tersenyum senang. Fotonya sempurna. Mulai saat ini,  foto ini akan menjadi foto favoritnya.

.
.
.
.
.
.

Seorang wanita duduk di bangku menghadap ke pantai. Sudah satu jam sejak ia duduk dan dirinya tidak melakukan apapun.  Hanya mendengar deburan ombak dan menatap langit yang semakin berwarna jingga. Sang surya juga mulai ingin menyembunyikan dirinya.  Semilir angin menerpa rambutnya yang ia biarkan tergerai. Minju menutup kedua matanya sejenak menikmati suasana saat itu namun seseorang memanggilnya.

"Minju-ya..."

Minju menoleh kebelakangnya. Ia melihat Yuri menghampirinya.

"Ayo kita pulang sekarang. Malam ini kita harus naik pesawat.. " ucap Yuri.

Minju mengangguk lalu ia berjalan mendekati Yuri. Mereka pun pergi meninggalkan pantai.

.
.
.
.
.

Yuri menatap sahabatnya yang sedang tertidur pulas disebelah kanannya.  Saat ini mereka sudah berada di pesawat menuju seoul. 

"Kenapa Joyul?" tanya Yena yang ada dikirinya.  Yuri memang duduk ditengah dengan Minju berada dikursi dekat jendela.

"Mm.. Aku hanya khawatir dengan Minju... Tadi malam dia bermimpi buruk lagi..  Padahal tujuan aku membawanya ke Busan agar dia bisa bersantai dan sedikit melupakan kejadian hari itu... "

Yena mengangguk.  "Tidak terasa sudah 10 tahun semenjak kejadian itu..."

"Aku...hanya berharap Minju dapat segera menyembuhkan lukanya... Aku rindu dengan kita yang dulu..." ucap Yuri dengan mata berkaca-kaca.

Yena memegang tangan Yuri.  "Jangan khawatir.. Aku yakin suatu saat Minju yang dulu akan kembali. Tugas kita sebagai sahabatnya adalah selalu berada disampingnya dan mendukungnya..."

"Mm aku harap begitu... " jawab Yuri.

"Aku harap kamu bisa tersenyum dan tertawa seperti dulu Minju-ya..."

Heal Your Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang