29

963 124 34
                                    

Peringatan! Trigger Warning!!

Mengandung adegan yang tidak pantas dan membuat tidak nyaman. Tolong yang tidak kuat skip saja.





"Apa ada tempat yang ingin Minju datangi?"

Minju yang tadinya memandangi danau malam itu pun menoleh kearah Yujin. Minju lalu memasang pose wajah berpikirnya. Semenit. Dua menit...

"Sesulit itu menjawabnya?" tanya Yujin.

Minju menggelengkan kepalanya dan memperlihatkan dua jarinya.

"Oh.. Ada dua tempat.. Dimana?" tanya Yujin penasaran.

Minju menyebutkan satu kata.

Yujin tersenyum. "Aku rasa tempat itu cocok untuk Minju.. Tapi aku juga ingin kesana.. Lalu satu lagi?"

Minju diam sejenak sebelum mulutnya membentuk satu kata.

Senyum Yujin kembali merekah. "Ayo kita kesana...Tidak tidak.... Ayo kita ke dua tempat itu suatu hari nanti."

Minju mengangkat tangannya dan menunjukkan jari kelingkingnya pada Yujin. Yujin mengaitkan jari kelingkingnya dengan Minju. Yujin terkekeh...

"Janji."

.
.
.

Suara orang berbicara samar-samar terdengar.  Yujin mulai tersadar dan merasakan sakit tepat di belakang kepalanya. Yujin juga merasakan basah di kepalanya dan ia yakin kepalanya berdarah. Pukulan di kepalanya benar-benar membuatnya pusing tiap kali membuka mata. Yujin pun kembali menutup matanya.

Yujin menyadari dirinya tergeletak dengan posisi tertelungkup sehingga pipinya langsung menyentuh lantai.   Dinginnya lantai membuat tubuhnya itu sedikit gemetaran. Setelah 5 menit,  akhirnya Yujin membuka matanya perlahan dan matanya mulai menangkap pemandangan di atasnya.  Hanya atap gudang dengan lampu yang menyala dan jaring laba-laba terdapat disekitarnya. Suara-suara kembali terdengar dari arah sebelah kirinya, membuat Yujin menoleh ke sumber suara.

Yujin menggertakkan giginya ketika melihat Junyoung berdiri membelakanginya sambil menelpon seseorang. Minju berada didekat Junyoung dan menundukkan kepalanya sehingga rambut menutupi wajahnya. Yujin pun baru menyadari kalau Minju mengenakan jaket miliknya. Yujin berharap jaketnya itu cukup untuk menghangatkan Minju.

"Yujin masih pingsan karena anda memukulnya sangat keras hahaha... Jadi apa anda sudah menerima uang tebusannya?  Ya..ya lanjutkan saja sesuai rencana, Jongsu-nim. Berhati-hatilah jangan sampai tertangkap..."

Dahi Yujin mengernyit.  Jongsu?  Rupanya benar ada orang lain yang terlibat dan pasti orang itu juga yang memukulnya dari belakang. Yujin kecewa pada dirinya yang tidak berhati-hati. Dirinya terlalu fokus pada Junyoung dan Minju sampai-sampai tidak menyadari keberadaan orang lain disana saat itu.

Yujin berusaha bangun namun dia tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya.  Tangannya terikat di belakang punggungnya. Sial! umpatnya dalam hati.

Tenanglah Yujin.  Kau harus berpikir jernih....

Yujin mencoba tenang. Dia harus melepaskan tali ditangannya dulu. Dengan kepala yang masih pusing,  Yujin berusaha mengamati keadaan sekitarnya dan melihat pecahan kaca berserakan disekitar lantai tempatnya berada. Pantas saja Yujin merasakan ada yang mengganjal dipipi dan sekitar perutnya. Namun pecahan kaca yang terlihat semuanya berukuran kecil. Yujin lalu menoleh kearah kanannya. Mata Yujin akhirnya menemukan pecahan kaca yang cukup besar dan letaknya sejajar dengan dadanya.

Heal Your Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang