"Yuri-ah.. Look at this babby's tummy.. " ucap Minju gemas lalu mengelus perut buncit Yeri, anak Yena dan Yuri yang kini berusia 6 bulan.
"Dia sangat banyak minum susu.. Asi ataupun formula semuanya Yeri suka. Benarkan anak mama.. " ucap Yuri sambil memakaikan pakaian kepada anaknya yang baru selesai mandi.
"Selesai... Anak mama hari ini akan diasuh mama Minju dulu ya.." ucap Yuri dengan suara anak-anak. Hari ini Yuri akan pergi ke Busan menemui ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit karena itulah Yuri tidak bisa membawa anaknya yang masih rentan itu. Tapi Yuri tidak ingin menitipkan Yeri ke babysitter sedangkan orangtua Yena juga sedang ada urusan di Jeju. Yena tidak bisa mengantar Yuri dan menjaga Yeri karena pekerjaannya yang tidak bisa ditinggal. Minju akhirnya menawarkan diri untuk mengasuh Yeri hingga Yena pulang.
Setelah memastikan tidak ada yang terlupa, Yuri kemudian pamit pergi. "Aku pergi dulu Ju, tolong jaga Yeri.. Oh jangan lupa memberinya vitamin. Aku sudah menaruhnya di.."
"Iya iya Yul aku sudah hapal.. Kamu tenang saja oke. Berhati-hatilah dan salam untuk ibu.."
"Baru kali ini aku akan meninggalkannya lama.. Baiklah aku pergi dulu oke.. "
.
Setelah menutup pintu rumah Yuri, Minju masuk ke kamar bayi Yeri. Yeri sedang tertidur pulas setelah diberi susu. Minju mengambil novel dari dalam tasnya dan duduk di sofa dekat tempat tidur bayi.
Minju membaca selama satu jam hingga suara tangisan bayi terdengar. "Yeri kenapa hm? " Minju menggendong Yeri.
Aktivitas Minju hari itu hanya membaca novel dan mengurus Yeri yang terbangun. Sesekali Minju ikut tertidur saat menemani Yeri tidur.
"Sayang..?" suara pelan membangunkan Minju. Minju mengucek matanya dan melihat Yujin dihadapannya. Yujin sudah mengganti pakaian formalnya dengan hoodie.
"Sayang kamu sudah pulang?" tanya Minju lalu memeluk Yujin.
Yujin membalas pelukan Minju. "Iya. Sayang sebentar lagi waktunya makan malam.. Kamu belum makan kan?"
"Belum.." jawab Minju pelan.
"Kita pesan makanan saja ya..."
Minju mengangguk dan merengek saat Yujin ingin melepaskan pelukannya.
Yujin terkekeh. "Aku tidak tau ada dua bayi disini..." Yujin lalu duduk disebelah Minju dan membawa Minju ke pangkuannya. Akhirnya Yujin memesan makanannya dengan Minju yang tetap memeluknya. Yujin tersenyum karena Minju ternyata sudah tertidur.
Suara tangis bayi terdengar membuat Minju langsung terbangun. Minju ingin turun dari pangkuan Yujin namun Yujin mencegahnya.
"Biar aku saja. Kamu istirahatlah.." ucap Yujin. Yujin menidurkan Minju ke sofa lalu menghampiri boks bayi. "Yeriiii.. Hai nak.. Ini papa Yujin.."
Minju tidak kembali tidur. Minju melihat betapa lihainya Yujin mengasuh Yeri hingga kini Yeri tidak lagi menangis dan malah tertawa. Minju tersenyum melihat interaksi keduanya. Yujin memang sudah cocok menjadi seorang ayah.
Senyumannya luntur saat memikirkan dirinya yang belum bisa memberi keturunan untuk Yujin. Meskipun usia pernikahan mereka sudah menginjak 6 bulan, keduanya belum melakukan apapun, hanya sebatas ciuman dan pelukan. Meski terkadang sesi ciuman mereka menjadi sangat panas tapi hanya sebatas itu. Yujin selalu bisa menahan dirinya padahal Minju tau kalau sebenarnya Yujin sangat menginginkan itu terjadi. Bukan hanya Yujin, Minju pun menginginkannya tapi saat tangan Yujin mulai menyentuh kulitnya, tubuh Minju refleks menolaknya. Bayangan-bayangan itu muncul kembali seakan sudah terprogram otomatis didalam otaknya dan Minju benci itu. Yujin yang merasa ditolak tidak marah tapi malah meminta maaf dan akhirnya mereka hanya tidur sambil berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Your Broken Wings
FanfictionMinju mengalami trauma dan Yujin mencoba masuk ke kehidupannya. Genderbender