17

981 125 31
                                    

Minju menatap Yujin yang tengah serius melihatnya.  Namun ada kegugupan dibalik keseriusan itu.

Minju mengeluarkan hp dari dalam tasnya dan membuka ruang obrolannya dengan Yujin. Tak lama setelah Minju selesai mengetik, hp Yujin berbunyi. Minju menunjuk hp lalu menunjuk Yujin.  Yujin mengerti,  ia pun mengambil hp dari saku celananya.

Yujin membuka pesan yang ternyata benar dari Minju.

"Bicaralah.."

Bukannya langsung bicara,  Yujin malah diam dan melihat pemandangan di depannya.  Suasana taman kini mulai ramai dipenuhi gelak tawa anak-anak yang berlarian kesana kemari. 

Minju mengekori arah mata Yujin dan menunggu dengan sabar. Jemarinya memainkan hp ditangannya.

Tidak hanya anak-anak beserta orangtuanya,  Minju juga melihat pasangan yang berjalan dengan tangan yang bergandengan sambil tertawa saling bercanda. Apakah dirinya dan Yujin bisa seperti itu? Minju hanya bisa tersenyum sedih.

"Kak Minju.."

Minju menoleh ke arah Yujin yang memanggilnya.

"Emm.. Rasanya aku belum berterimakasih..dengan benar.  Jadi..emm... Terimakasih... Kemarin..sudah menemaniku..juga hari ini..." ucap Yujin sambil menatap manik Minju.

Minju mengangguk pelan. 

"Maaf aku belum bisa menceritakan semuanya.. Suatu hari nanti.. Aku akan menceritakannya.."

Terdengar suara gelak tawa anak-anak yang berlarian melewati mereka. Setelah anak-anak itu menjauh, Yujin kembali melanjutkan.

"Emm... Aku tahu ini bukan saat yang tepat tapi.." Yujin terdengar ragu-ragu. 

Yujin kembali menatap ke depan.

"Aku ingin jujur. Soal kondisi dan masa lalu kak Minju, aku.. sudah mengetahuinya.  Maaf aku mencari tahu sendiri..."

Yujin tidak berani menatap mata Minju.

"Tapi semua yang aku lakukan itu tulus... Aku melakukannya bukan karena kasihan... Aku melakukannya karena aku..."

Yujin menelan liurnya.

"Aku mencintai kak Minju.."

Yujin bertambah gugup menyadari Minju tidak bergeming. 

"Ah itu...aku..hanya ingin kakak mengetahuinya. Aku juga tidak mengharapkan apapun. Aku tidak ingin kak Minju berpikir kalau selama ini aku mendekati kak Minju karena mengharapkan sesuatu darimu...Satu hal yang pasti.. aku hanya ingin berada disampingmu.. Walau sebagai sahabat.. Itu saja.. "

"Aku minta maaf kalau seandainya pengakuanku ini membuat kakak tidak nyaman, kecewa, atau bahkan ingin menjauhiku... Tapi saat ini aku merasa lega sudah mengatakannya.."  Yujin tersenyum lalu mendongakkan kepalanya ke atas. Langit mulai berwarna jingga.  Pertanda sebentar lagi dia harus mengantar Minju pulang.

"Apapun keputusan kakak.. Aku akan menerimanya dengan senang hati.."

Minju tertunduk dan memainkan jari jemarinya. Batinnya berperang. Minju mengalami krisis kepercayaan.  Kepercayaannya terhadap seorang lelaki memang sudah hancur tapi dia bisa merasakan ketulusan dari kata-kata Yujin. Tidak. Minju sudah mempercayai Yujin sepenuhnya. Dia tidak akan membiarkan dirinya hanya berdua dengan Yujin jika dia tidak percaya.  Dia tidak akan menyentuh Yujin ataupun membiarkan Yujin menyentuhnya jika tidak mempercayai Yujin. Dia tidak akan membuka hatinya jika dia tidak mempercayai Yujin.

Tentu saja masalahnya sekarang adalah dirinya. Minju mengalami krisis kepercayaan terhadap dirinya sendiri.

Sekarang pilihan ada ditangannya. Apakah dia ingin berubah atau tetap seperti ini.. Wajah kedua orang tua dan sahabatnya tiba-tiba terlintas dibenaknya. Wajah ibunya yang menangis,  wajah ayahnya yang berusaha tegar sambil menenangkan ibunya, wajah Yuri, Hitomi, dan Nako yang menangis dan menyalahkan diri mereka karena tidak menjadi sahabat yang baik...

Heal Your Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang