35

1.3K 128 21
                                    

Minju perlahan terbangun ketika merasakan sesuatu yang lembut menempel di punggung tangannya. Hati Minju menghangat melihat Yujin mencium tangannya dengan sayang. Senyuman terpatri di wajahnya. Minju hanya diam dan membiarkan Yujin membawa tangan Minju ke pipinya. Tangan Yujin mengelus tangannya sembari menutup kedua matanya.

"Menikahlah denganku Kim Minju.."

Minju membeku... Ia meragukan pendengarannya.

Yujin menyadari tangan Minju mendadak kaku. Yujin membuka matanya dan terkejut saat mengetahui Minju yang menatapnya dengan tatapan yang tak kalah terkejutnya.

Yujin langsung menjauhkan dirinya. Wajah Yujin memerah. Minju dengan cepat duduk dan salah tingkah. Wajahnya juga tak kalah merah.

"Ehem...M.. Minju.. Sudah bangun?" tanya Yujin gugup.

Minju ikut berdehem. "I...iya.."

Keheningan melingkupi keduanya. Suasana juga menjadi canggung. Tidak ada yang berani menatap lawan bicaranya. Tiba-tiba terdengar suara perut berbunyi.

Minju refleks tertawa kecil dengan menutup mulutnya dengan tangan.

Yujin menjadi salah tingkah dan menggaruk rambutnya. "Hahaha.. Kenapa lapar ya.. " Yujin tertawa canggung.

"Mm.. Sebentar lagi malam.. Aku.. Aku akan buatkan sesuatu.." ucap Minju lalu berlari kecil menuju dapur.

Yujin melihat punggung Minju menjauh. Yujin menutup wajahnya malu. "Yujin bodoh... Bagaimana ini."

Di dapur, Minju menutup mulutnya dengan tangannya. Minju tidak tau harus memberi respon bagaimana. Dia sama sekali tidak menyangka Yujin akan 'melamarnya' secepat itu.
Bahagia? Minju tentu bahagia. Minju mencoba menghilangkan kejadian yang baru saja terjadi dan mulai mencari bahan makanan di kulkas.

.
.
.
.

Canggung.. Suasana canggung kembali menyelimuti kedua insan beda gender itu. Keduanya tengah duduk dan mencoba menikmati ramyun yang dibuat Minju (Minju tidak menemukan bahan makanan, hanya 1 bungkus ramyun dan telur) dengan telur goreng dan side dish kimchi.

"Waah enak sekali.. Sudah lama aku tidak makan ramyun.." ucap Yujin mencoba memecah keheningan.

"Iya syukurlah ini enak..." jawab Minju pelan.

Canggung.. Suasana kembali canggung. Akhirnya keduanya selesai makan. Minju baru saja akan berdiri namun Yujin menghentikannya.

"Minju.."

"Ya... " respon Minju cepat.

Keduanya akhirnya saling bertatapan setelah 1 jam saling menghindari.

Yujin memutus tatapan mereka. "Biar aku saja yang mencuci piringnya.."

"Tapi.."

Yujin memotong ucapan Minju.
"Sst.. Kamu pasti sudah lelah.. Istirahatlah hmm?" Keduanya kembali bertatapan.

Kali ini Minju yang memutus tatapan mereka. "Iya.. " ucap Minju.

.
.
.

"Minju.."

"Hmm.. " Minju mengalihkan perhatiannya dari tv dan melihat Yujin. Yujin membawa kado yang dibungkus dengan kertas kado berwarna merah muda.

"Ini.. Untukmu.. Selamat ulang tahun Minju... " ucap Yujin sambil menyerahkan kadonya.

"Makasih Yujin.. Tapi kapan kamu beli kadonya?" ucap Minju setelah menerima kado tersebut.

Yujin menggaruk pipinya. "Emm itu aku minta tolong kak Yena hehe.." jawaban Yujin tentu bohong. Yujin sudah menyiapkan kado jauh-jauh hari bahkan sebelum kejadian di kamar Minju. Tepatnya Yujin membelikannya saat ia pergi ke luar negeri untuk persiapan bisnisnya. Yujin menemukan ini secara tidak sengaja dan langsung membelinya karena ia pikir barang ini akan sangat cocok untuk Minju.

Heal Your Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang