Semilir angin pagi menerpa wajah Minju tatkala kaca jendela mobil bergerak turun hingga mencapai setinggi leher Minju. Minju dengan ceria memegang kaca jendela itu sambil wajahnya menghadap keluar jendela disisi kirinya. Matanya tak henti-hentinya menatap pemandangan sepanjang jalan yang mobil tempuh.
Yujin melirik Minju yang menutupi matanya karena mulai terkena sinar mentari pagi itu. Pagi ini mereka menuju kota Gangneung yang dapat dicapai selama lebih kurang 2 jam perjalanan. Mereka pergi kesana untuk melanjutkan hobi Yujin setelah cukup lama Yujin tidak lakukan. Namun kali ini Minju turut ikut bersamanya.
Flashback
"Gwangdo?" ucap ibu Minju yang melihat Yujin mencari informasi di ipadnya.
Minju yang duduk disebelah Yujin langsung menghentikan kegiatan membacanya.
"Nak Yujin mau ke Gwangdo?" tanya ibu Minju.
"Ah rencananya iya. Tepatnya ke kota Gangneung.." jawab Yujin.
"Oh disana ada banyak pantai yang bagus. Kapan mau pergi?"
"Emm.. Secepatnya karena sebentar lagi musim dingin dan saya tidak terlalu menyukai bepergian dimusim dingin. Jadi mungkin ini trip terakhir..."
"Benar. Ibu pergi membeli bahan makanan dulu ya." Ibu Minju pun pergi menuju minimarket.
Yujin kembali melihat-lihat ipadnya.
"Hmm.. Ternyata benar ada banyak pantai bagus disana tapi apa mungkin bisa kesemuanya dalam dua hari? Belum lagi akomodasinya..." ucap Yujin sambil menscroll layar ke bawah."Menurutmu bagaimana Nju?" Yujin menoleh ke arah Minju namun kekasihnya itu hanya melihat buku yang dibacanya dengan pandangan kosong. Minju seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Ju.. "
....
"Minju.."
....
Yujin menggenggam tangan Minju membuat Minju akhirnya menoleh ke arahnya.
"Kenapa? Sedang memikirkan apa?" tanya Yujin lembut.
Minju membuka mulutnya namun ia mengurungkan niatnya dan menunduk. Ia lalu menggeleng kepalanya pelan.
"Benarkah?" tanya Yujin lagi.
Minju hanya mengangguk.
"...baiklah..." Yujin tau Minju berbohong namun ia tidak ingin memaksa Minju jika dia tidak ingin cerita. Yujin pun kembali menscroll ipadnya.
.
Jemari Minju memainkan sudut buku yang sedang dipegangnya. Ia bingung.
Yujin sudah memberitahunya sejak seminggu yang lalu bahwa ia akan pergi trip lagi. Sebenarnya Minju ingin ikut namun ia belum bisa mengatakannya pada Yujin.
"Haruskah ia mengatakannya? Tapi bagimana kalau ia hanya menjadi beban Yujin saja?" batinnya berperang.
"Minju-ya.. Berjanjilah sejak saat ini.. Apapun yang kamu pikirkan.. Apapun yang kamu rasakan.. Beritahukan pada Yujin. Aku mengerti keadaanmu tapi sejatinya.. seorang lelaki tidak akan tau apa yang wanita pikirkan atau rasakan jika kita tidak memberitahunya..."
Ucapan Yuri terlintas dibenaknya. Benar. Minju mengepalkan tangannya lalu menoleh menatap Yujin.
"Ya?" Yujin yang merasa Minju menatapnya pun menoleh dan bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Your Broken Wings
FanfictionMinju mengalami trauma dan Yujin mencoba masuk ke kehidupannya. Genderbender