(Bonus) Chapter 8

1.1K 92 7
                                    

Suara tangis terdengar memenuhi kamar utama kediaman Ahn. Bukan. Bukan Mingyu ataupun Yuju. Keduanya bahkan sudah tertidur di ranjang mereka masing-masing di kamar anak. Suara tangis itu berasal dari Ahn Minju. Wanita yang kini sudah menjadi ibu itu terlihat tidur meringkuk dikegelapan. Air matanya tidak berhenti mengalir semenjak dia masuk ke kamar itu. Sakit. Ia merasakan sakit dihatinya, pertama kalinya, oleh suami tercintanya.

Flashback

Minju duduk di sofa ruang TV dengan TV yang menyala untuk sekedar menemaninya. Kedua anaknya baru saja tertidur. Sedangkan suaminya mendadak harus lembur dan akan pulang sekitar pukul 10. Minju melihat jam dinding yang baru menunjukkan pukul 09.00 malam. Sambil menunggu suaminya pulang, Minju memutuskan untuk melakukan hobinya akhir-akhir ini yaitu merajut. Minju mengambil set rajutan dari lemari penyimpanan di ruang TV dan kembali duduk di sofa. Tangannya membolak-balik hasil rajutan yang belum selesai ditangannya lalu melanjutkannya.

Setelah 30 menit berlalu, rajutan nya selesai. Minju tersenyum melihat sepasang kaus kaki bayi berwarna biru ditangannya. Wajahnya semakin tersenyum saat mendengar pintu rumah terbuka. Minju meletakkan kaus kaki itu ditumpukan paling bawah hasil rajutannya lalu berdiri dan menyambut kepulangan suaminya itu.

"Eh sayang? Kukira kamu sudah tidur? Tadi aku menghubungimu tapi tidak dijawab.." ucap Yujin dengan wajah lelahnya.

"Oya? Aku belum sempat melihat HP lagi.. Kenapa memangnya?" tanya Minju mengambil tas dan jas Yujin.

Yujin menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Tidak. Aku pikir kamu ingin titip sesuatu saat aku pulang..." Yujin lalu memeluk Minju. "Aku pulang... Senang sekali rasanya di rumah...diluar dingin sekali..."

"Selamat datang sayang... Mandilah dulu. Aku akan menyiapkan susu hangat untukmu." ucap Minju.

.
.

"Membuat apa?" tanya Yujin lalu mendudukkan diri disebelah Minju.

"Emm.. Syal untuk kita..." jawab Minju.

Yujin mengambil tumpukan rajutan yang sudah jadi di meja. Namun salah satu hasil rajutan terjatuh dan Yujin memungutnya. Yujin memperhatikan benda ditangannya itu dengan penasaran. "Ini untuk siapa? Apa untuk Yonghwa? Tapi kalau dilihat lagi ini terlalu kecil..." tanya Yujin. Yonghwa adalah anak kedua dari pasangan Yena dan Yuri yang berumur 1 tahun.

Minju melihat benda ditangan Yujin dan menjadi gugup. "Ah.. Itu.. bukan.. Aku.. "

"Oh.. Untuk anak kak Eunbi? Sebentar lagi dia lahiran kan?"

Minju mengangguk pelan namun langsung menggeleng. Minju tidak bisa berbohong pada suaminya meskipun untuk hal-hal yang kecil sekalipun.

"Bukan..." jawab Minju gugup.

Melihat Minju gugup membuat Yujin bingung. Seperti ada yang disembunyikan oleh Minju. "Sayang? Kamu kenapa gugup hmm?" tanya Yujin lembut.

Minju melihat mata Yujin yang seakan berkata 'bicaralah, aku akan mendengarkan'. Minju meletakkan peralatan rajutnya diatas meja lalu duduk menghadap Yujin. Sepertinya dia memang tidak boleh menyimpan rahasianya terlalu lama.

"Yujin-ah.. Sebenarnya aku..." Melihat manik Yujin yang menatapnya membuat Minju menghentikan kata-katanya dan menunduk. Ada alasan mengapa Minju sulit mengatakan ini pada Yujin.

Yujin mengambil tangan Minju dan menggenggamnya seakan memberi keberanian dan ketenangan padanya. "Tidak apa.. Kalau memang belum siap mengatakannya. Aku akan menunggu.."

Minju menggelengkan kepalanya dan memberanikan diri menatap langsung manik Yujin. "Yujin-ah..sebenarnya aku.. Aku hamil..."

"Apa?" refleks Yujin.

Heal Your Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang