7

986 140 17
                                    

"Ayah pergi dulu.." ucap ayah Minju yang sudah berpakaian rapi dan membawa kopernya. Tuan Kim hanya libur 5 hari dan harus kembali bekerja. Ibu Minju, Minju, dan juga Yujin mengantarkan ayah Minju ke bandara.

Ibu Minju dan Minju terlihat bergantian memeluk tuan Kim sambil mengucapkan kata-kata akan rindu dan meminta tuan Kim untuk berhati-hati. Yujin hanya berdiri diam mengamati keluarga itu.

"Yujin kemarilah... " ucap Ayah Minju.

Yujin mendekati ayah Minju, betapa terkejutnya ia ketika tiba-tiba ayah Minju memeluknya, kemudian berbisik.

"Ingatlah perkataanku kemarin." Ia lalu melepaskan pelukannya.

Yujin mengangguk mengerti lalu menundukkan badannya. "Ya saya mengerti. Semoga perjalanan anda baik dan anda tiba dengan selamat."

Ayah Minju menepuk pundak Yujin lalu kembali berbicara dengan ibu Minju dan Minju yang terlihat bingung, sebelum akhirnya pergi.

.
.
.
.
.

Ibu Minju mengendarai mobil dengan Yujin yang duduk disebelahnya dan Minju yang duduk dikursi belakang.

"Nak Yujin tidak apa-apa?"

Yujin yang sedari tadi diam hanya menatap luar jendela, menoleh ke arah ibu Minju. 0

"Iya saya tidak apa-apa..."

"Jangan dipaksa kalau memang belum sembuh.. Kami tidak masalah kalau kamu menginap beberapa hari lagi...."

"Trimakasih tapi saya sudah baik-baik saja bu." Yujin tersenyum.

"Baiklah..."

Yujin memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Ia tidak ingin merepotkan keluarga Kim lebih banyak.

Yujin kembali melihat ke luar jendela. Dia mengingat pembicaraannya dengan ayah Minju kemarin...

Flashback

Yujin kemarilah.. " ucap ayah Minju.

Yujin mengikuti ayah Minju berjalan menuju belakang rumah. Hari sudah lewat jam 9 malam, Yujin yakin Minju sudah tertidur dikamarnya.

"Duduklah... " ucap ayah Minju yang sudah duluan duduk dikursi. Ditangannya sudah ada dua beer kaleng. Ayah Minju membuka salah satu minuman itu dan meneguknya.

"Ahh sudah lama tidak minum beer. Kau mau? " tawar ayah Minju.

"Tidak trimakasih..."

"Ayolah hanya satu saja, om butuh teman minum sekarang ini. Lagipula ini hanya beer bukan soju. Alkoholnya pun tidak tinggi.." rayu ayah Minju.

Yujin pun menurut dan mengambil beer tersebut. Yujin meminumnya sedikit.

Hening sejenak sebelum ayah Minju kembali berbicara.

"Minju adalah anak yang paling aku sayangi. Minju tidak pernah mengecewakan orangtuanya. Saat sekolah dulu, Minju itu anak yang polos, penurut, tidak banyak tingkah, rajin, cerdas, dan tentu saja anak yang baik. Terlalu baik sampai-sampai kebaikannya dimanfaatkan orang lain..."

Yujin hanya diam mendengarkan.

"Minju punya impian..sama sepertimu, sama seperti orang lain, dan dia ingin mewujudkannya.... dan aku sebagai orangtua akan mendukungnya. Namun karena suatu...kejadian, semua impian itu terenggut darinya. Bahkan Minju pernah kehilangan semangat dalam hidupnya... Dia mengubur dalam impian itu.. " mata ayah Minju menjadi berkaca-kaca.

"Tapi akhir-akhir ini aku kembali melihat secercah cahaya di mata Minju..."

....

"Minju seperti kaca yang sudah pecah berkeping-keping. Kami sudah berusaha menyatukan kembali kepingan-kepingan kaca itu, namun sebagus apapun kami mencoba membuat kaca itu kembali seperti semula, bekas itu akan tetap terlihat dan kaca itu lebih rapuh dari sebelumnya. Sangat rapuh sehingga jika kau sentuh sedikit saja, kaca itu akan kembali pecah, lebih hancur dari yang sebelumnya, dan menjadi kepingan-kepingan kecil yang tentunya akan lebih sulit untuk diperbaiki..."

Heal Your Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang