8

1K 145 15
                                    

Minju terbangun 2 jam kemudian. Setelah mandi dan memakai piyamanya, Minju berjalan menuju ruang makan. Minju melihat-lihat sekitar tapi dia tidak melihat Yujin. Minju curiga kalau dirinya hanya bermimpi saat melihat Yujin tidur di sofa.

"Yujin sedang mandi dikamar tamu.. Tolong bantu ibu menghidangkan makanannya." ucap ibu Minju yang berjalan dari dapur ke ruang makan dan meletakkan masakan di atas meja.

Ternyata bukan mimpi, Minju tersenyum. Minju kemudian membantu ibunya hingga semua makanan terhidang.

"Nak bisa panggilkan Yujin? Ibu masih menunggu cake di oven sebentar lagi matang..."

Minju mengangguk lalu menuju kamar tamu. Minju berhenti didepan pintu kamar. Dia terlihat ragu-ragu namun tetap mengetuk pintu kamar itu. Terdengar sahutan dari dalam kamar. Tak lama kemudian Yujin membuka pintu dengan handuk di atas rambutnya yang masih basah.

"Ooh kak Minju.. " senyum Yujin merekah saat melihat Minju didepannya.

Minju membeku namun ia mencoba mengendalikan dirinya. Minju menggerakkan tangannya, memberi isyarat untuk makan.

Yujin mengangguk mengerti. "Sebentar lagi aku ke ruang makan. Aku hanya perlu menyisir rambutku." ucap Yujin menunjuk rambutnya yang masih acak-acakan.

Minju langsung berbalik dan pergi begitu saja menuju ruang makan. Meninggalkan Yujin yang kebingungan tapi tidak terlalu peduli. Yujin cepat-cepat menyisir rambutnya dan menuju ruang makan.

Yujin berbincang dengan ibu Minju sambil memakan makanannya. Sesekali Yujin melirik Minju yang hanya fokus pada makanannya. Dia bingung mengapa Minju seperti tidak acuh dan terlihat marah padanya. Apa Minju marah karena Yujin tidak mengabarinya selama pergi?

Ibu Minju memperhatikan anaknya dan lelaki yang sudah dia anggap anaknya ini. Keduanya saling melirik. Yujin terlihat ingin menegur Minju namun tidak jadi karena Minju yang terlihat mengacuhkan Yujin sedari duduk disini. Dasar anak muda, pikirnya dalam hati. Ibu Minju mengingat pembicaraannya dengan Yujin saat Yujin baru tiba dikediamannya.

Flashback

"Ibu mengira kamu tidak akan datang lagi nak Yujin... " ucap ibu Minju saat dirinya dan Yujin sudah duduk di ruang tamu.

Ibu Minju mengetahui perihal suaminya yang mencoba menguji Yujin. Awalnya ibu Minju tidak percaya bahwa Yujin akan mundur namun Yujin seolah menghilang. Hanya mengabari bahwa dirinya baik-baik saja dan sedang sibuk. Ibu Minju mencoba percaya dan sejak itu ibu Minju tidak menghubungi Yujin lagi. Namun kepercayaan itu memudar setelah tidak ada kabar dari Yujin selama sebulan. Ibu Minju sudah tidak mengharapkan Yujin untuk kembali lagi, dia jelas sangat kecewa. Hingga 10 menit yang lalu, tiba-tiba Yujin berdiri didepan pintu rumahnya membawa koper dan menyapanya ramah seolah tidak terjadi apapun.

"Maafkan saya.. Saya pun sempat berpikir seperti itu..."

Ibu Minju diam membiarkan Yujin melanjutkan perkataannya.

Yujin menatap serius mata ibu Minju.

"Setelah berbicara dengan tuan Kim, saya jadi memikirkan banyak hal. Apakah saya bisa membahagiakan Minju? Apakah saya bisa menjadi sandaran dan tempat berbagi Minju? Dan apakah saya yakin bisa membuat Minju tidak kembali hancur karena saya? Saya tidak yakin pada diri saya sendiri karena selama 8 tahun ini saya hanya hidup sendiri."

"...."

"Saya mengakui sejak awal sudah terpikat oleh kak Minju... Saya ingin mengenal kak Minju dan menjadi temannya... Saya mungkin sudah menjadi teman bagi kak Minju walaupun kami tidak pernah membicarakannya. Semakin lama mengenal kak Minju, saya mulai menginginkan lebih padahal saya tahu kalau...."

Heal Your Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang