+++++++++Rose dan Jimin saat ini sudah berada di Seoul dan sudah tiba di kediaman Park. Saat Rose turun dari mobil, ponselnya tiba tiba berdering. Rose menatap Jimin yang juga menatapnya.
"Siapa?" Tanya Jimin. Rose mengedikan kedua bahunya tak tahu. Rose kemudian menggeser tombol hijau dan menempelkan benda persegi panjang itu ditelinganya.
"Hallo"
Rose melangkah memasuki rumah bersama dengan Rose.
"Benar, aku park chaeyoung" ujar Rose kembali. "Apa!?" Rose menghentikan langkahnya di ikuti Jimin.
"Ada apa Rose?" Tanya Jimin yang melihat raut wajah Rose berubah.
"Baiklah, aku mengerti" lirih Rose yang kemudian segera berhambur ke dalam pelukan Jimin.
Jimin terkejut saat Rose memeluknya tiba tiba.
Di dalam pelukannya, Rose menangis terisak. Hingga membuat Jimin melepaskan pelukan Rose.
"Ada apa Rose?" Tanya Jimin lagi
"Jimin" Rose menatap Jimin dengan air mata yang mengalir di pipinya. "Angga meninggal di jeju"
"Apa!" Pekik Jimin. "Bagaimana bisa?"
"Entahlah. Polisi memintaku ke jeju untuk memastikan apa itu benar benar Angga yang kita kenal"
Jimin menarik Rose ke dalam pelukannya. "Tenanglah" Jimin mencoba memberikan ketenangan kepada Rose yang sangat terpukul.
Sementara itu tanpa mereka sadari Angella dan Kavita sudah sejak tadi melihat dan mendengar pembicaraa Rose dan Jimin.
"Apa kita ke jeju sekarang?" Tanya Jimin saat Rose sudah tenang.
Rose mengangguk. Jimin kemudian menuntun Rose masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kediaman Park.
Dalam perjalanan menuju Jeju, Jimin menelfon Devan untuk meminta bantuannya.+++++
"Satu persatu orang orang terdekat dan kepercayaan Rose akan tiada"
Alex menatap Alfin yang saat ini sedang bersamanya.
"Sebelum membunuh Rose dan Jimin. Kita perlu menyingkirkan orang orang terdekat dan kepercayaan mereka lebih dulu"
"Itu akan memakan waktu, Alfin" ujar Alex . "Sementara kita tidak punya banyak waktu. Apalagi kalau sampai Rose menemukan file itu"
Alfin terdiam.
"Rose tidak akan menemukannya. Kita akan menghabisinya sebelum itu"
"Apa rencanamu?"
Alfin menatap Alex dengan senyum sinisnya. "Aku sudah menyiapkan perangkap untuk mereka"
"Maksudnya?"
"Kau lihat saja nanti"++++
Rose, Jimin dan Devan sudah tiba di Jeju. Dan saat ini mereka ada di kantor polisi.
Polisi memberikan Rose beberapa photo Angga yang sudah tewas.
"Apa benar dia Park Angga?"
Rose mengangguk. "Apa yang membuatnya tewas pak?"
"Dia keracunan" ujar polisi. "Kami masih memeriksa cctv untuk mencari bukti. Apa Angga ini memang sengaja di racun atau dia benar benar keracunan saja"
Rose memejamkan matanya mendengar perkataan polisi.
"Dimana dia di temukan tewas pak?" Tanya Jimin.
"Di restoran pusat kota Jeju"
Rose melangkah tertatih keluar dari kantor polisi. Jimin yang melihatnya segera menahan lengan Rose.
"Kau terlihat lemah saat begini Rose"
"Saat ini aku memang lemah Jimin. Aku tidak berdaya" lirih Rose
"Jangan seperti ini" Jimin memeluk Rose. "Musuhmu bisa saja sedang mengawasimu" Rose mulai terisak di pelukan Jimin.
"Kenapa harus Angga, Jimin?" Lirih Rose
"Itu karna Angga adalah orang terdekatmu" ujar Jimin. "Mereka mengincar orang terdekatmu untuk melemahkanmu"
Rose mengeratkan pelukannya saat mendengar perkataan Jimin
"Apa itu berarti kau juga menjadi targetnya?" Rose mendongak menatap Jimin.
"Bukan aku saja. Tapi kau juga"
"Saat ini kita harus kuat. Dan menyusun rencana baru"
"Jimin"
Jimin dan Rose melepaskan pelukan mereka. Dan menatap Devan yang baru keluar dari kantor polisi.
"Anak buahku sudah menemukan sesuatu" ujar Devan. "Sebaiknya kita ke sana sekarang"
Devan mengajak Jimin dan Rose ke suatu tempat. Saat sudah sampai, mereka masuk ke dalam sebuah gudang di mana anak buah Devan menunggu.
"Apa yang kau dapat, Daniel?" Tanya Devan melihat Daniel yang saat ini tengah sibuk di depan laptopnya.
"Aku berhasil mencuri rekaman cctv di restoran itu. Dan aku menemukan sesuatu" ujar Daniel yang kemudian memperlihatkan rekaman cctv nya.
"Perhatikan orang ini" Daniel mempouse video dan menunjukan seseorang yang wajahnya terlihat samar.
"Orang itu sangat mencurigakan. Dia bahkan menatap sekelilingnya. Seakan mengawasi sekelilingnya" Ujar Daniel yang kemudian kembali melanjutkan videonya.
"Dan ini, coba perhatikan" Daniel menunjuk pelayan yang menghampiri meja Angga.
Rose dan Jimin saling berpandangan.
"Sepertinya aku pernah melihat orang itu" ujar Devan
Jirose memandang Devan begitu juga dengan Daniel.
"Di mana?" Tanya Rose
Devan terlihat berpikir sejenak. "Dirumah Jeon" ujar Devan
"Jeon?"
"Jeon Alfin, dia teman Ayah mu. Dan dia salah satu infestor resort itu" jelas JIMIN. "Aku yakin kematian Angga ada campur tangan Ayahmu"
Kedua tangan Rose terkepal kuat mendengar perkataan Jimin.
"Kita kembali ke Seoul" ujar Rose seraya melangkahkan kakinya tapi di tahan oleh Jimin.
"Jangan bertindak gegabah Rose" ujar Jimin. "Kita harus membuat rencana sebelum menghadapi mereka. Mereka itu orang yang berbahaya"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.OKE SGTU DLU YA SEMOGA KALIAN SUKA SORRY BNGET NIH JARANG UPDATE SOALNYA LAGI SIBUK BNGET SOALNYA HEHE
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN
SEMOGA KALIAN GABOSEN YA SAMA CERITA AKU YG KURANG MENARIK INI BYEEE 😍💌💗💌💗💌💌💗💌💗💌💗💌💗💌💗💌💗💌😺
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE AND LOVE || Jirose [END]
Teen Fiction"aku bahkan bisa memberikanmu uang lebih banyak" "yak! Apa maksud perkataanmu itu" "asal kau mau menikah denganku, bukan guci itu saja yang ku ganti. Kau juga akan mendapatkan uang yang sangat banyak"