++++++++Rose berjalan mondar mandir di dalam kamarnya seraya mengigit kukunya. Sesekali ia menghela nafasnya dan menghembuskannya dengan kasar.
"Ada yang aneh di sini" gumam Rose saat ini ia tengah memikirkan email yang di kirim Angga sebelum ia tewas.
"Rose"
Rose menoleh kearah pintu di mana Jimin tengah berjalan menghampirinya.
"Kau sudah pulang?" Jimin mengangguk. "Kenapa? Kau merindukanku?"
"Cih, mimpi saja kau" kesal Rose yang di balas tawa ringan Jimin.
"Ayo ikut aku sebentar" ajak Jimin yang kemudian menarik Rose untuk keluar dari kamar.
Jimin membawa Rose ke lantai dasar rumah. Dimana seorang pria dan wanita tengah duduk seraya menatap kearah Rose dan Jimin.
"Siapa mereka?" Tanya Rose pada Jimin. "Kim taehyung dan Kim Jennie" ujar Jimin. "Mereka yang akan menjagamu mulai sekarang"
"Menjagaku?"
"Setelah tewasnya Angga. Aku yakin target berikutnya kau atau aku. Aku menyewa mereka untuk melindungimu"
"Kau tenang saja mereka itu jago beladiri dan menggunakan senjata"
"Bukan itu masalahnya" ujar Rose
"Lalu apa?"
"Aku tidak membutuhkan perlindungan siapapun Jimin. Kau sendiri bisa melindungiku"
Jimin mengangguk kemudian langsung menatap Rose. "Apa!?"
"Sudahlah"
Jimin menatap Rose bingung. "Pokoknya aku tidak membutuhkan siapa pun untuk melindungiku"
"Rose jangan keras kepala" kesal Jimin. "Kalau sampai terjadi sesuatu padamu, balas dendam kita akan berakhir"
"Tapi Jim--
"Kita tidak bersama setiap saat. Jadi ada baiknya mereka bekerja denganmu"
Rose terdiam sesaat. Kemudian ia memandang taehyung dan Jennie. "Baiklah" ujar Rose
"Taehyung akan menjadi supirmu dan Jennie akan menjadi asistenmu" ujar Jimin. "Kalian berdua harus waspada untuk setiap saat. Karena saat ini ada yang mengincar nyawanya" jelas Jimin pada Taehyung dan Jennie. "Mereka berdua ini suami istri juga Rose"
Rose mengangguk. "Mohon kerja samanya" ujar Taehyung dan Jennie.
"Pelayan"
Seorang pelayan datang menghampiri mereka. "Siapkan kamar untuk mereka. Mulai hari ini mereka tinggal di sini"
"Baik nyonya"
"Kuharap kalian betah di rumah ini"
"Tentu saja. Kami juga akan bekerja dengan baik"
"Semoga kita menjadi partner yang baik" ujar Jennie seraya menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Rose kemudian meraih tanga Jennie.
"Kalau begitu, kalian istirahatlah"
Rose kemudian mengantar Taehyung dan Jennie menuju kamar mereka.++++
Setelah mengantar Taehyung dan Jennie ke kamar, Rose kembali ke kamarnya dan melihat Jimin tengah duduk di sofa dengan kaki di atas meja.
"Kau mendapatkan mereka di mana?" Tanya Rose yang berjalan menuju meja riasnya.
"Siapa?"
Rose menoleh menatap Jimin. "Tentu saja Taehyung dan Jennie"
"Oh mereka, aku kebetulan bersahabat baik dengan Taehyung. Jadi aku meminta bantuannya"
Sementara itu di kamar Taennie, Jennie tengah memasukan baju baju mereka ke dalam lemari. Sementara Taehyung berdiri di depan jendela kamar.
"Apa yang kau pikirkan?" Jennie menghampiri Taehyung
"Aku sedang menyusun rencana"
"Benarkah?" Jennie menatap Taehyung yang juga menatapnya. "Apa keputusan kita tepat untuk datang ke rumah ini?" Tanya Taehyung yang kemudian memeluk Jennie.
"Hm, kita bisa mendapatkan informasi lebih banyak dengan memasuki rumah ini" jennie melepaskan pelukan Taehyung. "Kita harus melindungi Rose dan membawanya pad--
"Aku mengerti" ujar Taehyung. "Ini akan berbahaya. Aku mohon jangan sampai kau terluka"
"Aku tidak akan terluka, karena kau akan selalu melindungiku"
Jennie dan Taehyung saling tersenyum.
.
.
"Apa langkah kita selanjutnya Jimin?"
"Aku dan Devan sedang mencari tahu tentang dana gelap itu. Untuk sementara kita jangan bertindak. Kita harus tahu siapa penyalur dana itu agar pembangun resort itu bisa kita laporkan ke polisi dengan bukti yang akurat"
"Tapi Jim--
"Percaya saja padaku" Jimin meyakinkan Rose. "Aku sangat percaya padamu. Tapi aku tidak bisa berdiam diri saja. Saat aku melihat Ayah, amarahku langsung memuncak"
"Apa sebaiknya aku memberitahu Rose tentang Ayahnya?" Batin Jimin.
"Jimin, kenapa kau diam?"
"Tidak apa apa" ujar Jimin. "Aku mau keluar sebentar"
"Kau mau kemana?"
"Aku harus menemui seseorang?"
"Siapa? Devan?"
Jimin menggeleng. "Lalu siapa?"
"Paman Alfin. aku harus memberi salam padanya" sebuah senyuman terlukis di wajah Jimin.
"Itu berbahaya Jimin"
"Tenang saja. Aku bisa menjaga diriku"
"Kau harus hati hati Jimin" khawatir Rose Yang memang sudah tahu siapa Alfin dan tentang keterlibatan Alfin dalam membantu Ayahnya.
"Iya, aku akan pulang cepat"++++
Jimin saat ini sudah berada di Jeon company. Jimin tersenyum miris menatap bangunan bertingkat di depannya yang dulu merupakan milik Ayah nya. Sanskar kemudian melangkah masuk ke dalam loby dan segera menuju meja resepsionist.
"Apa tuan Alfin ada di ruangannya?"
"Iya tuan"
Jimin mengangguk kemudian segera menuju pintu lif. Jimin manaiki lif menuju lantai 5 di mana ruangan Alfin berada.
Saat ini Jimin sudah berdiri di depan pintu ruangan Alfin . Sebelum masuk, Jimu mengetuk pintu dahulu.
"Masuk"
Jimin membuka pintu dan melihat Alfin sedang sibuk dengan pekerjaannya.
"Salam paman" ujar Jimin dan membuat Alfin memandangnya terkejut.
"Kau--
Jimin melangkah menuju sofa yang ada diruangan itu. Ia kemudian mendudukan tubuhnya.
"Sudah lama kita tak bertemu paman"
Alfin menghampiri Jimin.
"Untuk apa kau datang kemari?"
"Woah paman, kau tidak bisa berbasa basi rupanya"
"Jangan banyak bicara kau--
"Tenang paman, aku datang cuma ingin memberi salam padamu dan--
Jimin menatap Alfin yang menunggu kelanjutan perkataannya.
"Dan aku ingin mengatakan pada paman, kalau aku sudah menangkap orang yang kau suruh untuk melenyapkan Angga"
"Aku tahu, Angga pasti mengetahui sesuatu yang membuat paman dalam bahaya, Jadi paman membunuhnya"
"Jika orang itu membuka mulutnya, maka apa yang akan terjadi padamu paman?" Ujar Jimin di sertai evilsmirknya.
Mendengar perkataan Jimin membuat Alfin marah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. OKE SGTU DLU IYA JANGAN BOSEN2IYA NUNGGU CERITA BERIKUT NYA BYE
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN NYA 💌💌💗💌💌💗💌💗💞💌
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE AND LOVE || Jirose [END]
Teen Fiction"aku bahkan bisa memberikanmu uang lebih banyak" "yak! Apa maksud perkataanmu itu" "asal kau mau menikah denganku, bukan guci itu saja yang ku ganti. Kau juga akan mendapatkan uang yang sangat banyak"