+++++++Sinar matahari perlahan memasuki jendela kamar Jirose. Hingga membuat orang yang terlelap diatas tempat tidur perlahan membuka kedua matanya.
Orang itu, Jimin menoleh ke sampingnya yang sudah kosong. Jimin kemudian mendudukan tubuhnya seraya mengusap wajahnya. Ingatannya kemudian berputar tentang kejadian semalam.
"Oh tidak" keluh Jimin saat mengingat apa yang terjadi saat Rose membawanya ke kamar.
"Jimin bodoh" rutuknya pada dirinya sendiri.~~~Flashback~~~
"Kau saja yang memuaskanku" ujar Jimin dan membuat Rose melotot terkejut.
"Kau sudah gila" ucap Rose menatap Jimin dengan tajam.
"Kau kan istriku" ujar Jimin seakan tidak takut dengan tatapan tajam Rose. "Cepatlah Rose, aku bisa gila jika tidak bisa menyalurkan hasrat ini" keluh Jimin seraya mendesah kecil.
"Jangan gila. Aku tidak mau" Rose berbalik membelakangi Jimin.
"Rose, tolong" lirih Jimin yang benar benar membutuhkan Rose. "Rose--
Rose menoleh dan mendapati muka Jimin yang memohon padanya.
"Tolong aku kali ini. Aku janji, kau tidak perlu membayarku kalau kau menyuruhku mencari informasi atau apapun"
Rose berdecak kesal. "Bukan itu masalahnya bodoh"
"Lalu apa? Kau tidak kasihan melihatku?" Ujar Jimin seraya memasang wajah memelasnya.
Rose mengusap wajahnya kasar. Bingung ingin mengiyakan atau menolak.
"Rose, ku mohon"
"Ok, baiklah"
~~~Falshback End~~~
.
.
.
.
"Sialan, gara gara minuman itu aku berbuat hal yang seharusnya tak ku lakukan" gumam Jimin
"Kau sudah bangun?" Jimin menolehkan pandangannya ke arah pintu di mana Rose saat ini tengah berdiri.
Tubuh Jimin mendadak beku. Ia tidak tahu harus bereaksi apa pada Rose.
"Rose--
Rose menatap Jimin yang merasa canggung padanya.
"Aku tidak ingin membicarakan kejadian semalam" ujar Rose
"Maaf"
"Tidak perlu meminta maaf. Itu bukan salahmu"
"Sebaiknya kau mandi. Akan ada pertunjukan sebentar lagi" ujar Jimin di sertai senyum miringnya.
Jimin menautkan kedua alisnya bingung.
"Pembalasan suamiku" ujar Rose yang kemudian diangguki oleh Jimin.
Jimin kemudian beranjak turun dari kasur dan menghampiri Rose.
"Kau cukup handal dalam hal ranjang, istriku" bisik Jimin yang kemudian berlalu masuk ke dalam kamar mandi.
"Yak!! Jimin" teriak Rose yang di balas kekehan oleh Jimin di dalam kamar mandi.
"Setelah mandi turunlah segera" ujar Rose
"Oke sayang"********
Di dapur semua orang sibuk melakukan pekerjaannya. Ada Angella yang sibuk menyiapkan sarapan di bantu oleh beberapa pelayan.
"Jus itu untuk siapa?" Tanya Rose saat melihat seorang pelayan membawa jus ke luar dapur.
"Ini untuk nona Kavita" ujar pelayan itu. Mendengar itu, Rose mengeluarkan sesuatu yang ada di kantung bajunya.
"Campurkan obat ini ke dalam jus itu" ujar Rose. "Cepat" gertak Rose
Pelayan itu kemudian mengambil obat itu dan memasukkannya ke dalam jus Kavita.
Setelah mengaduknya. Pelayan itu pamit untuk membawa jus itu ke kamar Kavita sementara Rose mengikutinya dari belakang.
Pelayan itu masuk ke dalam kamar Kavita dan menyimpan jus itu di atas meja. Setelah itu sang pelayan keluar dari kamar dan menatap Rose.
"Kau harus menutup mulutmu" ujar Rose pada pelayan itu. Pelayan itu mengangguk dan berlalu pergi.
"Saatnya pembalasan" gumam Rose sambil tersenyum melihat Kavita sudah meneguk habis jus itu.
"Sedang apa kau di sini?"
Rose berbalik menatap Jimin yang sudah rapi.
"Melihat pertunjukan" ujar Rose
Jimin yang tidak mengerti maksud perkataan Rose kemudian mengikuti arah pandang istrinya itu.
"Oh! Wow" ujar Jimin seraya memalingkan wajahnya.
Rose menatap Jimin. "Jangan seperti anak polos" ujar Rose dan membuat Jimin tertawa ringan.
Rose kemudian melangkah masuk ke kamar Kavita. Sementara Jimin masih berdiri diam di tempatnya.
"Woahh pemandangan apa ini" ujar Rose saat melihat Kavita tengah meremas payudaranya sendiri dan mengesekan tangannya di pusat intimnya.
Kavita terkejut melihat kedatangan Rose. Ia kemudian menghentikan aksinya.
"Kauhh--
"Lanjutkan saja. Jangan malu padaku" ujar Rose
Kavita menggigit bibirnya saat hasratnya tak terbendung lagi. Ia mencoba menahannya.
"Jangan di tahan" ujar Rose lagi. "Atau apa perlu aku membawakan seoarang pria untuk memuaskanmu?"
"Baiklah, aku akan membawakannya untukmu"
Rose kemudian keluar dari kamar Kavita dan menghampiri Jimin dan membawanya masuk ke dalam kamar Kavita.
"Bagaimana kalau suamiku yang memuaskanmu? Dia cukup handal" ujar Rose dan membuat Jimin terkejut bukan main.
"Apa kau mau Kavita?"
Kavita mengangguk dan membuat Rose tersenyum miring.
"Rosr apa yang kau lakukan?" Tanya Jimin.
"Diamlah" bisik Rose
"Memohonlah Kavita" ujar Rose yang melihat Kavita yang sudah benar benar tidak bisa menahan hasratnya.
"Ku mohoonhh Roseee, biarkann suamimuhh memuaskankuhh"
Rose tersenyum kemenangan. Ia kemudian menatap Jimin.
"Suamiku, apa kau mau memuaskan hasrat saudara iparmu itu?"
"Tentu saja tidak" ujar Jimin cepat
"Kenapa?"
"Yang benar saja istriku. Kau masih mampu membuatku puas dengan permainanmu jadi untuk apa aku mau memuaskannya" ujar Jimin yang kemudian keluar dari kamar Kavita.
Rose kemudian berjalan mendekat kearah kavita. Dan menatap Kavita dengan tajam.
"Bagaimana rasanya, huh?"
"Bukankah kau sangat tersiksa saudaraku?" ujar Rose kembali. "Ini balasan atas apa yang sudah kau lakukan pada Jimin"
"Lain kali pikirkan dulu apa yang akan kau lakukan" ujar Rose meninggalkan kamar Kavita.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
OKE SEGTU DULU SEMOGA KALIAN SUKA
VOTE NYA BYEE 💌💗💌💌💗💌💗
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE AND LOVE || Jirose [END]
Teen Fiction"aku bahkan bisa memberikanmu uang lebih banyak" "yak! Apa maksud perkataanmu itu" "asal kau mau menikah denganku, bukan guci itu saja yang ku ganti. Kau juga akan mendapatkan uang yang sangat banyak"