•••
Setelah seluruh kesadarannya pulih Rose mendorong tubuh Jimin, hingga jaraknya cukup jauh dari tubuhnya. Rose menatap nyalang pada Jimin
"Bagaimana jika pelayan itu memberitahu semuanya?!" Dengan masih kesal, Rose berusaha mengelap bekas ciuman Jimin menggunakan tangannya
Jimin mengangkat sebelah alisnya, menatap Rose yang masih kesal
"No Sweety, dia tidak akan berbicara pada siapapun" Setelah mengatakan itu, tiba tiba ponsel Jimin berbunyi, segera saja dia mengangkat panggilannya
"Hallo Jisoo"
Dan setelah itu Rose tidak mendengar percakapan apapun lagi, karena Jimin sudah berpindah tempat, dia melangkah kekaca besar yang menampakkan seluruh pemandangan penthouse dari luar
Rose menatap Jimin yang tengah membelakanginya. Terkadang Rose melihatnya mengumpat, marah, serius, ekspresi Jimin berubah ubah selama percakapannya ditelepon dengan Jisoo
"Baiklah, urus saja semua"
ucap Jimin mengakhiri panggilannya
Jimin kembali menghampiri Rose, jantung Rose semakin tidak karuan ketika melihat Jimin semakin dekat dengannya.
Meskipun penampilan pria itu terlihat santai sekarang, namun saja dia tetap terlihat tampan dan Sexy!
"Ada apa?" Rose memberanikan diri untuk bertanya
"Ada yang berulah dikantor, tapi aku sudah menyuruh Jisoo memberitahu Seokjin untuk mengurusnya"
Seokjin laki laki berumur 35 tahun itu adalah kaki tangan Jimin diperusahaan, Seokjin hanya bertugas jika Jimin sedang tidak ada diperusahaan, bisa dibilang Seokjin sangat dekat dengan Jimin dan benar benar tahu sifat Jimin. Karena dia sudah menganggap Jimin seperti Keluarganya sendiri dan kim jisoo adalah istri dri kim seokjin
Rose ingin melangkah melewati Jimin, tetapi segera dicegah oleh Jimin
"Kau mau kemana?" tanya Jimin
"Aku akan ke kamarku lagi"
"Tidak, tunggu dulu kau... benar kau tidak ingin ikut denganku sayang? Perasaanku tidak tenang untuk meninggalkanmu" Jimin mengusap pipi kanan Rose, dan menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga
"Tidak Jimin, aku kan tadi sudah katakan, aku tidak mau tertinggal pelajaran"
'Dan tidak bisa pergi dari penthouse ini'
tambah Rose dalam hati
Jimin menghembuskan nafas berat
"Hari hariku disana pasti akan membosankan"
"Yasudah, ajak saja kak Seulgi bersamamu"
Jimin menyeringai
"Kau tidak cemburu?" Jimin mulai menggoda Rose
"Tidak, untuk apa aku cemburu?" Rose langsung melangkah pergi kekamarnya
Setelah sampai dikamarnya, Rose merebahkan diri dikasur, dia jadi terlambat kuliah karena Jimin. Dan tiba tiba terdengar pesan masuk dari ponselnya
From: 'My Man'
Rose mendengus, sejak kapan dia mengganti nama Jimin diponselnya? Siapa lagi kalau bukan Jimin yang menggantinya'My Man'
Jangan cemburu sayang, Cintaku hanya untukmu❤
Cih..apa apaan lelaki itu, tetapi senyum Rose langsung terbit dari bibirnya. Jimin selalu paling bisa membuat dirinya tersenyum
--------
Cklekk..
Jimin membuka pintu kamarnya dan Seulgi. Jimin melihat Seulgi yang tengah berbaring tengkurap diatas kasur sambil membaca majalah Fashion kesukaannya
"Aku akan pergi ke Australia selama 2 minggu, ada pekerjaan disana" ucap Jimin sambil memilih kemeja mana yang akan dia gunakan untuk pergi ke Australia besok pagi. Lemarinya sangat luas, sehingga jajaran kemeja, jas, dan dasi pun tersusun rapi, dan sangat banyak disana
"Kapan kau akan berangkat kesana, Jim?"
tanya Seulgi
"Besok pagi"
"Huft.. 2 minggu ya? Lama sekali.."
"Itu tidak lama Seulgi"
"Mm..boleh aku ikut?"
"Maaf Seulgi, tapi aku harus memang benar benar fokus pada pekerjaan selama disana, aku tidak bisa diganggu oleh siapapun. Kau pun nanti akan bosan disana, karena aku tidak setiap saat menemanimu" Jimin masih sibuk memilih kemejanya
"Baiklah, tapi bawakan aku oleh oleh yaa.."
ucap Seulgi disertai senyum Seulgi untuk menyembunyikan rasa kecewanya
"Hmm.." Jimin hanya membalas dengan gumaman
--------
Pagi hari pun tiba, kini Jimin sudah siap dengan setelan jas, kemeja, dasi, dan celana berwarna hitamnya. Dia terlihat sangat tampan dengan sepatu mengkilatnya
"Jimin!"
Tiba tiba saat Jimin akan masuk kedalam mobilnya ada suara teriakan memanggil namanya, Jimin pun menolehkan kepalanya dan itu adalah Seulgi yang tengah berlari kearahnya
Grepp..
Seulgi memeluk erat Jimin
"Hati hati, Jim" ucap Seulgi
"Hmm.." Jimin pun membalas pelukan Seulgi, tapi tidak seerat pelukan Seulgi ditubuhnya
Jimin sedikit kecewa, andai yang ada dipelukannya saat ini adalah Rose, mungkin dia akan sangat bahagia
Seulgi pun melepaskan pelukannya, dan membiarkan Jimin untuk masuk kedalam mobil. Jimin segera masuk kedalam mobilnya, dia tidak mengemudi sendiri, ada supir yang mengantarnya menuju bandara
Didalam mobil Jimin teringat pada Rose, dia teringat percakapannya tadi dengan Rose, sebelum dia berangkat Jimin sempat mengunjungi kamarnya. Jimin mengatakan hal hal apa saja yang tidak boleh Rose lakukan saat dia pergi, misalnya pergi sendirian tanpa pengawasan Bodyguard Jimin. Rose sempat protes, tapi Jimin mengancamnya untuk ikut menemaninya ke Australia jika Rose membangkang
--------
Kini Jimin sudah ada didalam Jet pribadinya, entah kenapa sejak tadi perasaannya tidak tenang, pikirannya terus tertuju pada Rose. Setiap 5 menit sekali dia menelepon Bodyguard yang dia tugaskan untuk menjaga Rose, hanya untuk menanyakan kabar Rose
Oh! Perjalanan ini membuatnya tersiksa!
Jimin ingin segera menyelesaikan pekerjaannya dan kembali pulang
Dia tidak tenang jika berjauhan dengan Rose..OKE SGTU DLU YA SORRY NIH CERITANYA MAKIN KESINIH MAKIN RADA GAJE GUA AJA YANG BIKIN CERITA NYA AJA BINGUNG POKONYA NIKMATIN AJA DAH CERITANYA HEHE
VOTE NYA JAN LUPA KLO BNYAK YG VOTE AND KOMEN GUA BAKAL SERING UPDATE 😁😉💌💌💌💌💌💌💌💗💗💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE AND LOVE || Jirose [END]
Novela Juvenil"aku bahkan bisa memberikanmu uang lebih banyak" "yak! Apa maksud perkataanmu itu" "asal kau mau menikah denganku, bukan guci itu saja yang ku ganti. Kau juga akan mendapatkan uang yang sangat banyak"