+++++++Jimin duduk terdiam diatas kasur. Perkataan Rose beberapa saat yang lalu berhasil mengusiknya.
"Kau melamun?"
Jimin menatap Rose yang baru saja keluar dari kamar mandi dan saat ini tengah memandangnya.
"Apa yang kau lamunkan?" Rose saat ini juga sudah berada diatas kasur.
"Aku hanya memikirkan tentang kegagalanku menangkap pembunuh Angga"
Rose menghela nafasnya. "Aku sudah mengatakannya untuk tidak memikirkannya--
"Tetap saja, ini mengusikku Rose"
"Jimin, kegagalanmu bukanlah akhir dari semuanya. Ini baru awal. Kita harus menyusun rencana yang matang. Lawan kita bukan orang sembarangan"
"Kau benar, ini masih berlanjut" Jimin tersenyum pada Rose yang di balas senyuman juga.
"Aku merindukanmu" tangan Jimin terangkat mengelus kepala Rose. Jimin kemudian menarik Rose ke dalam pelukannya. "Kau pasti khawatir saat aku tidak mengabarimu"
"Hm, aku sangat mengkhawatirkanmu" lirih Rose dan membuat Jimin tersenyum.
Entah kenapa keduanya kini terlihat sebagai pasangan suami istri sungguhan.
Ataukah memang saat ini keduanya saling melibatkan perasaan dalam pernikahan ini, yang awalnya bertujuan untuk membalaskan dendam?.
Rose melepaskan pelukan Jimin dan menyuruh suaminya itu untuk istirahat mengingat malam sudah larut.
Keesokan paginya, Rose yang bangun lebih awal segera menyiapkan sarapan untuk Jimin dan membawanya ke kamar.
Setelah meletakan nampan makanan, Rose mengambil pakaian nya di dalam lemarinya dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sepeninggalan Rose ke kamar mandi, seseorang memasuki kamar Jirose dan menuju tempat tidur.
"Jimin"
Orang itu mengguncang tubuh Jimin agar pria itu bangun. Tidak perlu melakukannya dua kali, Jimin kini sudah membuka matanya.
"Taehyung"
Jimin mengucek matanya dan segera mendudukan tubuhnya.
"Kata Jennie kau tertembak?"
Jimin mengangguk. "Hanya luka kecil" ujar Jimin
Taehyung menghela nafas leganya. "Kau harus berhati hati"
"Jangan khawatir luka tembak ini akan menjadi yang terakhir"
"Hari ini aku tidak akan ada disini, aku harus ke perusahaan, J hope membutuhkan bantuan ku"
"Apa kau akan lama perginya?'
"Aku akan usahakan pulang besok. Aku titip Jennie padamu"
Jimin mengangguk dan kemudian beranjak dari atas tempat tidur.
"Kau akan berangkat jam berapa?"
"Setelah sarapan" ujar Taehyung. "Kita bertemu di depan nanti" Taehyung kemudian berlalu dari kamar Jirose.
Sepeninggalan Taehyung, Jimin menatap sekeliling untuk mencari keberadaan Rose.
"Apa dia dibawah?" Gumam Jimin. Jimin hendak keluar dari kamar, tapi ekor matanya melihat sebuah nampan makanan terletak diatas meja samping tempat tidur.
Klekk
Jimin mengalihkan pandangannya pada pintu kamar mandi yang terbuka.
"Rose"
Rose menatap Jimin yang juga kini menatapnya.
"Kenapa?"
Jimin menggeleng. "Aku hanya mencarimu"
Rose menggeleng menatap Jimin yang kemudian segera duduk di depan meja riasnya.
"Makanlah, aku sudah membuatkannya untukmu" ujar Rose seraya melirik nampan makanan yang di bawanya tadi.
"Kau akan ke kantor?" Tanya Jimin seraya mengambil nampan makanan itu dan membawanya ke sofa.
"Iya, aku harus memeriksa sesuatu?"
"Memeriksa apa?"
"Aku dan Jennie sedang mencari tahu seberapa Alex terlibat dalam proyek resort itu"
"Dan apakah kau sudah menemukan sesuatu?"
"Jennie bilang iya. Hari ini aku akan memeriksanya bersamanya"
"Aku ikut"
Rose menatap Jimin. "Aku tidak akan membiarkan kau dan Jennie pergi berdua saja"
Rose menghela nafasnya. Sudah ia duga sebelumnya.
"Baiklah"+++++
"Apa yang terjadi selama aku pergi?"
Jimin menatap Jennie yang saat ini bersamanya. Mereka ada di depan rumah Park, keduanya baru saja mengantar Taehyung pergi.
"Ada beberapa kejadian yang menimpa Rose. Tapi kami berhasil mengatasinya"
"Kejadian apa saja?"
"Penculikan dan pembunuhan" ujar Jennie. "Sehari kau pergi beberapa orang yang tak di kenal berusaha menculik Rose. Dan setelah itu, seseorang hampir saja membunuhnya menggunakan racun, tapi itu juga gagal karena minuman itu tumpah sebelum Rose meminumnya" jelas Jennie
Jimin menghela nafasnya. Jimin tidak akan memungkiri kalau saat ini ia khawatir akan keselamatan Rose.
"Jennie, terima kasih. Berkat adanya dirimu dan Taehyung, Rose baik baik saja"
Jennie mengangguk seraya tersenyum. " Itu sudah tugas kami untuk melindunginya"
"Aku tahu itu"
"Sekarang apa rencanamu?"
"Bukannya aku yang harus bertanya seperti itu padamu?"
Jennie menyerit mendengar perkataan Jimin. "Hari ini kau dan Rose akan kemana?"
"Ke kantor"
"Yakin?"
"Kau sudah tahu?"
Jimin mengangguk. "Lalu untuk apa kau bertanya?" Kesal Jennie.
Jimin terkekeh kecil menatap Jennie. "Katakan padaku apa yang kau temukan tentang proyek itu?"
"Park Alex merupakan investor utama di proyek itu"
"Bukannya ada Jeon Alfin dan tuan June yang juga merupakan investor utama proyek resort itu?"
Jennie menggeleng. "Mereka juga memang investor tapi Alex yang merupakan investor utamanya"
"Bagaimana bisa? Dari mana ia mendapatkan uang sebanyak itu?"
"Aku masih mencari tahu tentang itu"
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
..
..
.
..
.
..
.
.
.
.
.
............
..
..
.
.
..
.....
.
...
.
.
..
..
..
.
.
.
..
.
.
.
...
.....
..
.
..
..
.
..
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE NYA 💌💌💋💌💘💝💗💟💓💟💟💞
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE AND LOVE || Jirose [END]
Teen Fiction"aku bahkan bisa memberikanmu uang lebih banyak" "yak! Apa maksud perkataanmu itu" "asal kau mau menikah denganku, bukan guci itu saja yang ku ganti. Kau juga akan mendapatkan uang yang sangat banyak"