++++++
Malam ini kota Seoul sedang di guyur hujan deras. Beberapa jalanan terlihat lenggang dan sepi dan itu tidak membuat rose merasa takut berjalan di tengah hujan di malam yang gelap. Rose menghentikan langkahnya saat ia sudah lelah berjalan.
“kenapa?” lirih rose
Rose menangis tersedu sendirian. Ingatannya kembali mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Saat ia mengetahui sebuah kenyataan yang membuatnya kembali hancur.
~~~Flashback~~~
Rose berjalan mondar mandir di dalam kamarnya dengan gelisah. Tidak. Rose belum bisa menerima istri baru Ayah nya.
“sebaiknya aku berbicara dengan Ayah” ujar rose yang kemudian meninggalkan kamarnya dan menuju kamar Ayahnya.
Saat ini rose sudah berdiri di depan pintu kamar Ayahnya. Saat rose hendak membukanya, rose mendengar sebuah suara di dalam sana.
“ini yang ku tunggu selama 20 tahun, Alex. Aku bisa tinggal bersamamu dengan anak kita. Kau tidak tahu betapa bahagianya aku saat ini”
Rose membuka pintu kamar Ayahnya perlahan dan melihat Ayah nya dan Angella tengah terlibat pembicaraan serius.
“kau datang di waktu yang tak tepat” ujar Alex
Angella menatap Alex dan tersenyum pada suaminya. “ini sudah waktunya aku muncul suamiku sayang. Setelah Anjani mati, aku yang akan berkuasa di rumah ini” sebuah senyum sinis terlukis di bibir Angella
“menguasai?” lirih rose di depan pintu kamar yang masih setia mendengar percakapan Ayah nya dan Angella .
“bagaimana kau bisa berkuasa di rumah ini, sementara warisan Anjani saja berlum di bacakan” Alex menatap Angella dengan tajam.
“Apa?”
“itulah kenapa aku mengatakan kau datang di waktu yang tak tepat” ujar Alex. “aku sudah mengatakan padamu, kau bisa memasuki rumah ini setelah harta warisan Anjani menjadi milikku. Tapi kau sama sekali tidak bisa menunggu lagi”
Rose membekap mulutnya tak percaya mendengar perkataan Ayah nya. Jadi selama ini Ayah—
Tidak.
Rose menggeleng.
Bagaimana bisa Ayah nya mempunyai keinginan jahat itu.
Rose yang sudah tak sanggup lagi mendengar pembicaraan mereka memutuskan untuk pergi dari sana.
~~~Flashback on~~~
*****
Saat ini rose sudah ada di kamarnya dan duduk termangu di atas tempat tidurnya. Perkataannya Ayahnya masih terngiang di telinganya. Dan itu membuatnya sangat marah. Kenyataan yang di simpan Ayah nya sudah ia ketahui semuanya.
Semuanya?
Tidak.
Otak rose kemudian berputar mengingat kejadian selama sebulan ini. mengaitkannya satu sama lain.
“tidak mungkin?” gumam rose saat otaknya menemukan ada hal aneh yang terjadi. “apa Ayah terlibat dalam kematian Ibu?”
Rose terdiam dengan pemikirannya. Itu bisa saja terjadi.
“kalau Ayah memang terlibat dalam kamatian Ibu, maka aku tidak akan pernah memaafkanmu Ayah” geram rose yang kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
Rose menunggu beberapa saat sebelum panggilannya di angkat seberang sana.
“halo Paman” ujar rose saat orang yang di telfonnya mengangkat panggilannya. “Paman, bisakah besok kita bertemu di kafe ****?”
Rose terdiam sejenak untuk mendengar jawaban orang yang di telfonnya. “baiklah Paman. Besok pagi jam 09 aku menunggu Paman di sana” ujar rose yang kemudian mematikan ponselnya.
“kita lihat, rencana siapa yang akan berhasil. Rencanaku atau rencana Ayah”
****
Besok paginya rose meninggalkan kediaman park dengan terburu buru. Angella hanya bisa menatapnya seraya mengedikan kedua bahunya.
“bukan urusanku” ujar Angella yang kemudian berjalan menuju dapur untuk memasak.
Saat ini rose sudah berada di kafe **** dan menunggu orang yang di telfonnya semalam. Beberapa saat kemudian seorang pria paruh baya duduk di depan rose.
“paman Arka”
Orang yang di panggil paman Arka itu tersenyum pada rose. “kau sudah lama menunggu?”
“lumayan paman” ujar rose
“maaf, paman terjebak macet” ujar arka seraya tersenyum pada rose.
Rose dan Arka terdiam sesaat.
“jadi apa yang membuatmu ingin bertemu dengan paman, Rose?” tanya Arka kemudian.
“paman, apa Ibu meninggalkan surat wasiat padamu?” tanya Rose dan membuat Arka memandangnya bertanya.
“tolong jawab pertanyaanku paman”
Arka kemudian mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Rose. “apakah aku boleh tahu isi wasiat Ibu?”
“Rose, sebenarnya hari ini paman berniat datang ke rumahmu dan membacakan surat wasiat Ibu mu di depanmu dan Ayahmu”
Rose menggeleng kecil. “paman bisakah aku tahu lebih dulu surat wasiat Ibu, sebelum paman membacanya nanti di depan Ayah”
Arka semakin memadang rose dengan heran.
“ada sesuatu yang harus ku ketahui paman” ujar Rose dengan pandangan memohon
“aku tidak tahu apa yang ingin kau ketahui, tapi baiklah aku akan memberitahukan wasiat Ibu mu” Arka kemudian mengambil sebuah map di dalam tas nya dan mengeluarkan sebuah kertas putih di dalam map tersebut dan memberikannya pada Rose.
“disana tertulis kalau seluruh harta Ibu mu jatuh ketanganmu” sebuah senyum tipis terlukis di sudut bibir Rose.
“tapi semua itu akan benar benar menjadi milikmu kalau—
“aku menikah” ujar Rose seraya meletak kertas itu di depannya. “lalu Ayahku mendapatkan apa?”
“tidak ada” ujar Arka
“itu berarti Ibu sudah tahu semuanya” batin Rose
“paman bisakah kau membantuku?” tanya Rose. Arka mengangguk. Rose kemudian mengeluarkan sebuah map di dalam tas nya dan menyerahkannya pada Arka.
“apa ini?” tanya Arka saat map itu sudah di tangannya. Arka kemudian membaca isi map itu dan memandang Rose heran.
“aku ingin paman membacakannya nanti di depanku dan Ayah”
“kau mengganti surat wasiat Ibumu?”
“tidak. Aku hanya ingin paman membaca surat wasiat palsu itu di depan Ayah nanti”
Arka menghela nafasnya. “aku tidak akan bertanya apa yang terjadi. Tapi paman akan membacanya”
“paman rasa ada sesuatu yang kau dan Ibu mu sembunyikan dariku”
Rose tersenyum pada Arka. “belum saatnya aku mengatakan semuanya paman”
“paman mengerti”
Arka kemudian kembali membuka tasnya. Dan meletakkan sebuah stempel di depan rose. “itu stempel Ibumu, kau tahukan Ibu selalu memberikan stempel di setiap tanda tangannya” Rose mengangguk mendengar perkataan Arka.
“aku akan membiarkanmu menyimpan stempel dan surat wasiat itu” ujar Arka. “simpan dengan baik Rose” Arka memperingatkan Rose
“paman tenang saja, aku akan menyimpannya dengan baik”
“lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?”
“aku akan melakukan sesuatu sebelum paman datang ke rumah nanti sore” sebuah senyum misterius terukir di bibir Rose
“baiklah, kalau begitu paman pergi” pamit Arka pada Rose
Setelah Arka pergi, Rose memasukkan surat wasiat dan stempel Ibu nya ke dalam tas nya.
“sekarang aku harus menjalankan rencana selanjutnya” ujar Rose yang kemudian juga beranjak meninggalkan kafe.
*****
Rose berjalan sambil menyusun rencana di otak cantiknya hingga ia tak sadar sudah menabrak seseorang.
“Yak!!” bentak orang yang di tabrak Rose hingga membuat Rose terperanjat kaget.
“Aish kau” tunjuk orang itu pada rose. “kalau berjalan gunakan matamu. Kau membuat barangku hancur”
Rose menatap ke tanah. “kau sudah membuat guci mahal itu pecah” gusar pria itu melihat guci mahal pesanan orang kaya telah pecah.
“kau harus tanggung jawab”
“tunggu sebentar” ujar rose yang membuka suaranya. “sepertinya ini bukan kesalahanku”
“yak! Apa maksud ucapanmu itu, hah!”
“kau yang menabrakku tuan” ujar rose
“Wah, yang benar saja nona” ujar pria itu tak terima. “aku melihat kau berjalan terburu buru saat kau turun dari mobil itu” tunjuk rose pada sebuah mobil berwarna putih yang terparkir cukup jauh dari mereka saat ini.
“jadi maksudmu, ini kesalahanku begitu?” Rose mengangguk dan membuat pria itu tertawa mengejek.
“karena itu memang faktanya”
Pria itu menatap rose jengkel. Sedetik kemudian pria itu berjongkok dan mengumpulkan pecahan guci yang di bawa nya tadi.
“aish, dari mana aku bisa mendapatkan uang banyak untuk mengganti guci itu” gumam pria itu yang masih di dengar oleh Rose.
Rose terdiam dan menatap pria itu.
“aku akan menggantinya” ujar Rose dan membuat pria itu mendongak menatapnya. “yang lebih mahal dari itu”
Pria itu kemudian berdiri dan menatap Rose.
“apa maksudmu?”
“aku bahkan bisa memberikanmu uang lebih banyak” kembali Rose mengeluarkan perkataannya yang membuat pria itu kebingungan.
“yak! Apa maksud perkataanmu itu”
“asal kau mau menikah denganku, bukan guci itu saja yang ku ganti. Kau juga akan mendapatkan uang yang sangat banyak” ujar Rose
Pria itu menatap rose dengan kening yang berkerut.
Apa wanita di depannya ini sudah gila..
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
...
.
.
.
.
..
.
..
.
.
.
...
.
....
.
.
.
.
.
....
.
.
.
.
.
.
.
..
.
....
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
..
.
..
..
.
..
..
.
.
.
...
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
..
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.OKE SGTU DULU YA SORRY BNGET NIH KLO CERITANYA KURANG MENARIK HEHE
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN NYA YA 💗💌💌💌💌💌💞💕💎
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE AND LOVE || Jirose [END]
Teen Fiction"aku bahkan bisa memberikanmu uang lebih banyak" "yak! Apa maksud perkataanmu itu" "asal kau mau menikah denganku, bukan guci itu saja yang ku ganti. Kau juga akan mendapatkan uang yang sangat banyak"